Halo, Sobat TGR!
Kita sering kali menggunakan atau mendengar kata “toleransi”, tapi apakah kita tahu apa sebenarnya yang dimaksud dengan toleransi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), toleransi merupakan sifat atau sikap toleran di mana toleran ini artinya bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.
Menurut para ahli, mengajarkan toleransi pada anak dapat membentuk kepribadian anak menjadi tidak egois atau tidak mementingkan dirinya sendiri. Toleransi juga membantu anak dalam mengembangkan empati terhadap orang lain.
Selain itu, menanamkan kepada anak tentang pentingnya sikap toleransi juga membantu anak dalam mengembangkan pola pikir yang lebih luas sehingga mereka dapat tumbuh menjadi lebih mudah bersosialisasi dan beradaptasi.
Dengan mengajarkan toleransi, diyakini dapat membentuk anak menjadi sosok yang menerima adanya perbedaan. Tak kalah pentingnya, toleransi juga dapat membantu anak menjadi lebih sabar serta lebih legawa dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Kita tak hanya perlu mengajarkan arti pentingnya toleransi pada anak, tapi juga perlu menjadikan toleransi sebagai “gaya hidup” hingga mereka dewasa. Namun, hal ini akan sulit dilakukan jika hanya dengan memberi pengetahuan lewat lisan. Anak bisa jadi mudah bosan mendengarkan penjelasan bahkan bisa merasa digurui dan justru enggan menerapkan arti luas toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, agar anak-anak tidak merasa digurui dan toleransi ini bisa dilatih pada anak, kita bisa menggunakan cara-cara kreatif salah satunya dengan permainan tradisional. Ada beberapa permainan tradisional yang dapat diajarkan kepada anak untuk menumbuhkan sikap toleransi, misalnya permainan gobak sodor dan tarik tambang.
(Dokumentasi TGR Campaign, 2019)
Permainan gobak sodor terdiri dari dua tim, di mana setiap tim terdiri dari 3-10 orang dengan jumlah yang seimbang. Permainan ini memiliki nilai-nilai kebersamaan dan pengendalian diri, khususnya bagi tim yang bertahan. Anak-anak yang berada dalam satu tim sama-sama harus kompak agar tim penyerang tidak sampai lolos dari penjagaannya. Hal inilah yang kemudian dapat menumbuhkan sikap toleransi pada anak.
(Dokumentasi TGR Community, 2019)
Permainan tarik tambang pun juga termasuk permainan 2 regu dengan jumlah yang seimbang sama seperti gobak sodor. Masing-masing regu saling berhadapan dan harus menarik tali tambang untuk memenangkan permainan.
Untuk memenangkannya permainan ini dibutuhkan kekompakan dari masing-masing anggota regu. Dengan adanya kekompakan maka akan menciptakan kerja sama serta dapat menanamkan sikap toleransi kepada anak. Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Rumah! (NOV/ed.SEP)
Referensi:
Makarim, F. R. (2022). Ketahui 4 Manfaat Mengajarkan Anak Pentingnya Toleransi. Halodoc. Dikutip dari https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-4-manfaat-mengajarkan-anak-pentingnya-toleransi
Rahmawati, H., & Fauziah, I. (2018). Permainan Tradisional untuk Menguatkan Karakter Toleransi pada Siswa di Sekolah.
Apriyono, A. (2016). Permainan Tradisional Anak Mengajarkan Kita Toleransi. Liputan6. Dikutip dari https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2676112/permainan-tradisional-anak-mengajarkan-kita-toleransi
Daniswari, D. (2022). Permainan Gobak Sodor: Asal-usul, Cara Bermain, dan Manfaat. Kompas.com. Dikutip dari https://regional.kompas.com/read/2022/02/23/002840478/permainan-gobak-sodor-asal-usul-cara-bermain-dan-manfaat?page=all
Tim CNN Indonesia. (2022). Sejarah Tarik Tambang, Olahraga yang Dilombakan Setiap 17 Agustus. CNN Indonesia. Dikutip dari https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20220812153415-246-833935/sejarah-tarik-tambang-olahraga-yang-dilombakan-setiap-17-agustus
Mitra Kolaborasi:
Copyright © 2017 - 2023 Traditional Games Returns All rights reserved.