Sering Melabeli Anak dengan Sebutan Pemalas? Itu Bukan Solusi! Coba Cara Ini!
Minggu,
15 September 2024
~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 134 Kali
“Gitu aja nggak becus, dasar pemalas!”, “Pemalas! Rebahan saja terus!”, dan sebagainya. Familiar tidak sih dengan fenomena ini? Pernah menjumpainya dalam keseharianmu? Sobat TGR, contoh sebelumnya merupakan gambaran kecil dari sebuah “label” yang kerap kali diterima anak-anak di sekitar kita. Lantas, apa sih yang dimaksud label itu?
Sederhananya, labelling atau label merupakan suatu cap atau sebutan yang diterima seseorang atas tindakannya sendiri. Bentuknya pun tidak melulu negatif ya, sobat, beberapa label ada juga lho yang bersifat positif. Meskipun begitu, keduanya juga sama-sama memiliki risikonya masing-masing.
Namun, dalam konteks di sini, seringkali masyarakat kita memberikan cap atau sebutan itu untuk anak-anak yang perilakunya dianggap buruk dan menyimpang dari nilai sehari-hari. Seringnya sih label yang diterima anak tersebut tidak jauh dari kata pemalas.
Nah! Labelling yang berlebihan juga nggak baik lho. Hal itu justru bisa menimbulkan stres pada diri si kecil bahkan juga mampu menurunkan rasa percaya dirinya. Untuk itu, alih-alih mengomelinya sebagai si pemalas, sebaiknya coba cara-cara ini saja yuk!
1. Kenali Kondisi si Kecil Lebih Dulu, Yuk!
Dorong partisipasi si kecil untuk bercerita mengenai pengalamannya selama belajar dan bermain. Jangan langsung melabelinya anak yang malas, boleh jadi rasa malasnya itu hanya bagian dari caranya dalam beristirahat akibat kelelahan seharian.
Selain membangun kedekatan dengan si kecil, metode ini juga berperan penting dalam meningkatkan semangatnya lho. Jelasnya, si kecil akan merasa bahwa dirinya sedang didengar, diperhatikan, dan juga divalidasi perasaannya.
Salah satu cara yang dapat Sobat TGR coba adalah dengan memulai obrolan-obrolan seperti “Ada yang cape banget nih kayaknya? Habis ngapain aja ya tadi?” adapun Sobat TGR dapat menyisipkan candaan-candaan ringan seperti “Ada yang rebahan terus nih, tuan putri sibuk banget nih seharian ini?”
Ilustrasi Anak Bercerita dengan Orang Tuanya
2. Jangan Malu untuk Komunikasikan Apa yang Sobat Mau!
Sekarang giliranmu untuk menyampaikan apa yang sobat mau itu. Jangan merasa malu, meminta tolong kepada si kecil adalah sikap yang baik lho justru. Secara tidak langsung, sobat sedang mengajari mereka keterampilan berekspresi. Hal itu penting sekali guna bekal bersosialisasinya nanti.
Katakan saja langsung apa yang Sobat TGR inginkan itu, jangan lupa untuk tetap gunakan bahasa yang baik-baik ya! Bisa dimulai dengan ungkapan-ungkapan seperti “Adik, bantu kakak sapu-sapu ruangannya yuk, pas kamu agak luang nanti.”
Jadi, jangan langsung melabelinya dengan sebutan pemalas dulu ya, sebelum mengomunikasikan apa yang sobat mau. Menariknya, sesi ini juga berperan penting dalam mengembangkan sosial emosionalnya si kecil lho!
Ilustrasi Orang Tua Berkomunikasi dengan Anaknya
3. Perbanyak Apresiasi Usahanya, Yuk!
Dalam waktu-waktu tertentu, pasti ada perasaan campur aduk ketika melihat kinerja si kecil yang kurang memuaskan bukan? Sebut saja ketika si kecil susah bangun pagi ketika berangkat sekolah. Nah terkadang tanpa sadar, mudah sekali bagi kita menyebutnya sebagai anak yang pemalas.
Punya kebiasaan seperti itu? Duh, jangan dibiasain ya sobat. Alih-alih mengomel, sobat bisa lho untuk mengapresiasinya dari hal-hal sederhana. Semisal, ketika dia mudah dibangunkan pagi-pagi saat ingin berangkat ke sekolah, sobat bisa melemparinya pujian seperti “Makasih banyak ya udah bangun pagi-pagi. Nggak bakal kena macet deh pas pergi ke sekolahnya nanti!”
Dengan begitu, si kecil pun akan merasa bahwa kerja kerasnya dihargai. Kelak, ia akan lebih giat lagi untuk bangun pagi sebab apresiasimu berkontribusi banyak dalam meningkatkan rasa percaya dirinya. Asik!
Ilustrasi Orang Tua Mengapresiasi Anaknya
Sobat TGR, yuk sama-sama lebih bijak lagi dalam bertutur kata, terlebih lagi pada anak-anak. Ingat-ingat lagi, bahwa setiap label memiliki peran yang besar terhadap konsep diri anak. Untuk itu, jangan batasi diri mereka dengan pemberian cap-cap yang buruk ya! Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar! (LB.ed/RN dan HRV)
Untuk Sobat TGR yang ingin berkolaborasi dengan kami, mulai dari menjadi pengisi acara, tenant hingga narasumber, hubungi kami dengan klik tautan ini ya.
Referensi:
(2018). Appreciating and Criticizing Your Child. Dari leblond.in https://www.leblond.in/blog/appreciating-and-criticizing-your-child
Hughes, Kelly. (2024). Here’s Why We Should Stop Calling Our Teens Lazy. Dari raisingteenstoday.com https://raisingteenstoday.com/why-we-should-stop-calling-our-teens-lazy/
Lestari, Ani., dan Huda, Khairul. (2021). Loving not Labelling: Dampak Negatif Labelling Terhadap Perkembangan Bakat dan Kreatif Anak. Genta Mulia Volume XII No.1 Januari 2021 dari https://ejournal.uncm.ac.id/index.php/gm/article/download/183/163
Traditional Games Returns Tgr Parenting Dampak Negatif Labelling Terhadap Anak Cara Berkomunikasi Dengan Anak Cara Membangun Kepercayaan Diri Anak