Traditional Games Returns

Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!

Mau Ice Breaking? Main Cingciripit Aja!

Senin, 04 Nopember 2024 ~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 224 Kali

  Halo, Sobat TGR! Jika Sobat sering membaca artikel liputan kegiatan  dari Tim TGR, pastinya Sobat sudah tidak asing bukan dengan sesi ice breaking? Sesuai namanya, sesi ini bertujuan untuk mencairkan suasana ketika membuka sebuah kegiatan. Untuk mencairkan suasana tentunya banyak hal dapat dilakukan seperti senam bareng, nyanyi bareng, dan yang paling sering adalah bermain sebuah permainan!

  Nah, pada case kegiatannya Tim TGR biasanya akan bermain beberapa permainan, tentunya bukan sekedar permainan biasa, namun beberapa permainan tradisional yang tentunya seru dan mudah dimainkan, salah satunya adalah cingciripit! Kira-kira,kenapa sih permainan tradisional cingciripit dipilih oleh Tim TGR menjadi salah satu permainan dalam sesi ice breaking

  Sebelumnya, permainan ini sudah pernah kami bahas, lho! Sobat TGR bisa baca artikelnya di sini ya, namun jika mager untuk beranjak, yuk check this out!

Berkenalan dengan Cingciripit, Permainan Tradisional Asal Tanah Pasundan!

  Bagi Sobat TGR yang berdomisili di Jawa Barat sudah pasti tidak asing dengan permainan tradisional ini, setidaknya pernah memainkannya bersama teman-teman sebaya pada waktu kecil. Cingciripit! Permainan tradisional tanpa alat yang seru, simple, dan mudah dimainkan!

  Lestari dan Putra (2019) berpendapat bahwa, cingciripit sendiri sebenarnya adalah sebuah kakawihan atau nyanyian permainan dalam bahasa Sunda, yang bertujuan untuk berhitung sebelum anak-anak bermain permainan ucing-ucingan (kucing-kucingan/petak umpet). Jadi, sebenarnya cingciripit itu merupakan salah satu rangkaian untuk memulai permainan ucing-ucingan, bukan sebuah permainan tersendiri (pada awalnya). 

 

Ilustrasi Permainan Tradisional Ucing-Ucingan

  Mengutip dari Traditional Games Returns (2022), untuk menentukan siapa yang berperan menjadi “ucing” (kucing), cingciripit dimainkan dengan cukup sederhana yaitu masing-masing pemain meletakkan satu jari telunjuknya di salah satu telapak tangan pemain lainnya sembari menyanyikan sebuah lagu. Lirik dari kakawihan cingciripit sebagai berikut: 

Cingciripit 

Tulang bajing kacapit (Tulang tupai terjepit)

Kacapit ku bulu pare (Terjepit dengan bulu padi)

Bulu pare seuseukeutna (Bulu padinya yang paling runcing)

Jol Pa Dalang mawa wayang (Datang Pak Dalang membawa wayang)

Jrek-jrek nong, jrek-jrek nong! (Menirukan suara gamelan)” 

  Setelah lagu habis, maka telapak tangan salah satu pemain yang terpilih menguncupkan tangannya untuk menjepit telunjuk-telunjuk para pemain lainnya. Jika ada salah satu telunjuk pemain tertangkap, maka dia yang terpilih menjadi ucing

  Walaupun sebenarnya cingciripit merupakan rangkaian prosesi untuk memulai permainan ucing-ucingan, ternyata seru juga, ya Sobat TGR! Terlebih lagi, permainan ini dapat divariasi tergantung berapa banyak para pemain. Jika satu jari tidak cukup, maka para pemain bisa berbaris sembari membentuk lingkaran dan saling menjepit, deh!

Anak-Anak saat Bermain Cingciripit

Ice Breaking tak akan Sulit, Jika Bermain Cingciripit!

  Pemilihan permainan tradisional yang dimainkan dalam sesi ice breaking tidaklah acak ya, Sobat TGR! Pasalnya, permainan yang dipilih harus menghasilkan keseruan agar suasana cair, karena sesi ice breaking ini penting untuk keseluruhan rangkaian kegiatan, ibaratnya bagaikan “pemantik api”. Jika ice breaking gagal, maka biasanya kegiatan akan berlangsung dengan boring.

  Maka dari itu, pemilihan ice breaking harus dipikirkan secara matang-matang ya, Sobat TGR! “Lantas, mengapa permainan tradisional cingciripit dipilih? Siapa sih yang milih permainannya?” 

Orang di Balik Pemilihan Cingciripit pada Sesi Ice Breaking

  Nah, kira-kira siapa sih orang di balik pemilihan cingciripit sebagai salah satu permainan tradisional yang dimainkan pada sesi ice breaking? Berdasarkan penuturan dari Kak Suvi, salah satu Tim TGR dari divisi AI yang aktif di lapangan ketika kegiatan offline berpendapat bahwa pemilihan permainan pada sesi ice breaking ini biasanya dipilih oleh MC, sekalian membuka acara serta pengenalan.

Yang pilih permainan di sesi ice breaking itu MC, karena sekalian buka acara dan perkenalan. Nah, karena di kebanyakan acara yang jadi MC itu Kak Nina, jadi Kak Nina yang biasanya milih permainan di ice breaking. Tapi bisa juga opsional, kadang Kak Mega, Nabil, atau Kak Ubai yang berkesempatan jadi MC dan milih permainan di sesi ice breaking,” ujar Kak Suvi, Tim TGR divisi AI.

  Kak Suvi menjelaskan bahwa, yang biasanya memilih permainan di ice breaking adalah MC dan peran MC, biasanya diambil oleh Kak Nina, Kak Mega, Kak Nabil, dan Kak Ubai. Kira-kira, kenapa sih cingciripit mereka pilih sebagai salah satu permainan pada sesi ice breaking? Yuk, simak!

Alasan Dipilihnya Cingciripit pada Sesi Ice Breaking

Kenapa pilih cingciripit? Karena, bisa dimainkan langsung semua peserta gitu, jadi kayak semua tuh bisa ngerasain ice breaking-nya, gak cuman berdua, bertiga, tapi semuanya langsung.Terus respon yang ditimbulkan juga biasanya mereka sambil teriak-teriak gitu kan”.

Seneng aja gitu ngecoh mereka dengan kata-kata pengganti “cingciripit, tulang bajing kejepit” diganti jadi “ke Jepang”, diganti jadi “Kebumen”, diganti jadi “kejemur”, atau apa lah kata-kata itu juga kata-kata spontan, yang tidak dipersiapkan sebelumnya. Jadi bener-bener bikin mereka tuh ketawa-ketawa juga, bisa sambil nge-jokes juga kan?” 

Juga bisa dibikin berkelompok kecil-kecil, misalnya lima kelompok mereka bikin lingkaran juga bisa. Mainnya tuh versatile, bisa berdiri, bisa duduk, bisa dalam kelompok kecil, bisa langsung banyak dalam lingkaran besar, atau misalnya divariasikan juga mau kata-katanya apa, sekretatif kita,” ujar Kak Nina, Founder TGR. 

 

Kak Nina saat Memimpin Cingciripit

(Dokumentasi TGR Community, 2022) 

Cingciripit tuh lumayan melatih konsentrasi karena mereka hanya boleh menjepit tangan temannya pada aba-aba "kejepit", jadi kalau aba-abanya kayak "kejepret", "kejebak" itu nggak boleh, lumayan melatih konsentrasi”.

Terus sekaligus pengenalan permainan tradisional tanpa alat sih karena, ternyata banyak yang belum tau tentang cingciripit ini, jadi sekalian diperkenalkan deh di awal acara. Terus juga cingciripit ini pas banget karena biasanya formasi pas awal acara itu kan membentuk lingkaran besar. Nah, formasi lingkaran besar ini cocok buat dimainkan cingciripit kak,” ujar Kak Nabil, Tim TGR divisi AI.

 

Foto saat Kak Ismail (Kiri), Kak Nabil (Tengah), dan Kak Nina (Kanan) saat Memimpin Cingciripit

(Dokumentasi TGR Community, 2024) 

Alasan kenapa salah satu permainan yang dipilih adalah cingciripit karena bisa melatih konsentrasi dan kepekaan sebelum beralih ke permainan selanjutnya. Gak jarang juga MC melatih konsentrasi peserta dengan mengganti kata "kejepit" dengan kata-kata yang lain, kayak ke Jepang, kejedot, kepiting, dan lain-lain”.

Nah, biasanya di sesi permainan cingciripit ini juga jadi kesempatan untuk tim fotografer mendokumentasikan keseruan peserta. Jadi walaupun gak ada di lokasi, orang lain juga tetep bisa ngerasain seru dan meriahnya momen itu lewat foto atau video,” ujar Kak Suvi, Tim TGR divisi AI.

 

Kak Affifah dan Kak Nina Memimpin Cingciripit

(Dokumentasi TGR Community, 2024) 

  Ternyata, berdasarkan penuturan dari Kak Nina, Kak Nabil, dan Kak Suvi dapat diketahui bahwa pemilihan cingciripit sebagai permainan untuk ice breaking bukanlah tanpa alasan lho Sobat TGR! Pasalnya, permainan ini dapat divariasikan dengan cara menyesuaikan formasi awal kegiatan TGR yang membentuk lingkaran besar, sehingga dapat dimainkan oleh semua peserta kegiatan tanpa terkecuali.

  Selain dapat menyesuaikan bentuk formasi lingkaran besar, permainan cingciripit ala Tim TGR pada sesi ice breaking ini biasanya juga divariasikan dengan mengganti lirik aslinya pada bagian “kejepit” menjadi berbagai kata dengan spontan seperti “ke Jepang” dan lain sebagainya. Ketika lirik tersebut diganti, pastinya peserta tak boleh menjepit maupun mengangkat jarinya, ya! Maka dari itu, bermain permainan ini dapat berfungsi untuk melatih konsentrasi para peserta.

  Sobat TGR mau tahu tidak, bagaimana reaksi para peserta kegiatan ketika liriknya diganti? Bagaimana keseruan dan kehebohannya? Jangan beranjak, nih keseruannya!

Selain “Kejepit”, Dilarang Njepit!

  Bermain cingciripit pada sesi ice breaking dengan berbagai variasinya tentunya menimbulkan momen tersendiri bagi para peserta kegiatan. Reaksi dari ketawa, heboh sendiri, bahkan latah pun memenuhi ruangan, sehingga menghadirkan kehangatan dan memori tersendiri. Seperti penuturan dari Kak Suvi sebagai berikut:

Kalo lagi ada di lokasi, bisa kita liat dari reaksi peserta yang berkonsentrasi penuh pas dengerin aba-aba dari MC. Apalagi pas MC udah nyebut kata "kejepit" pasti peserta langsung buru buru buat saling cepet cepetan menjepit jari telunjuk teman sebelah mereka. Jadi reaksinya udah pasti meriah dan heboh,” terang Kak Suvi, Tim TGR divisi AI.

Potret Kegembiraan Anak SD Bermain Cingciripit

(Dokumentasi TGR Community, 2024) 

  Ketika permainan cingciripit berjalan secara normal, reaksi yang ditimbulkan saja sudah membuat suasana menjadi meriah dan heboh, apalagi kalau sudah ada twist-twist yang tak terduga seperti penggantian lirik “kejepit” menjadi kata lain. Gak percaya? Nih, simak cerita dari Kak Suvi dan Kak Nabil!

Serunya tuh biasanya pas banyak yang kegocek sama MC dan itu gak cuma adik-adiknya aja, biasanya kalo lagi bareng voluntrip nih, kakak-kakak voluntripnya juga ikut kegocek. Terus pas cepet-cepetan jepit jari temennya. Makanya biasanya kalo udah cingciripit, fotografer udah siap siaga jepret sana-sini, hahaha,” cerita Kak Suvi, Tim TGR divisi AI.

“Kadang ada yang berantem kecil juga kayak "itu bukan 'kejepit' kata-katanya, jangan dijepit woy tangan aku". Pokoknya a good way to start aktivitas bermain deh, kak,” cerita Kak Nabil, Tim TGR divisi AI.

  Berbagai reaksi ditimbulkan ketika MC sudah mulai mengganti lirik “kejepit” menjadi kata lain. Bahkan ketika berkegiatan dengan Voluntrip by Kitabisa, tak jarang kakak-kakak dari Voluntrip juga ikut kena “kecohan maut” dari MC. Selain itu, para peserta yang masih adik-adik pun juga tak kalah heboh, bahkan sempat ada pertikaian kecil karena salah satu dari mereka salah jepit.

  Eits… tak berhenti sampai situ, reaksi dari para peserta lansia juga tak kalah lucu lho, Sobat TGR! Berdasarkan cerita dari Kak Nina, tak jarang mereka ada yang bereaksi dengan latah.

“Terus untuk yang lansia juga pernah kita coba dan itu tetap selalu menarik gitu kan. Apalagi kalau lansia itu suka latah gitu loh, kayak “eh copot-copot” gitu kan. Mereka itu ada aja kagetnya, beneran kaget gitu loh. Pas kayak, kita tiba-tiba temponya dicepetin…padahal belum sampai “kejepit”, mereka kayak teriak atau mereka udah kayak terlatah-latah itu,” cerita Kak Nina, Founder TGR.

 

Potret Keseruan Lansia Bermain Cingciripit

(Dokumentasi TGR Community, 2024)

  Ketika dicoba bermain cingciripit pada sesi ice breaking bersama para lansia, reaksi lucu seperti latah dan heboh juga tersaji. Sesuai dengan kata Kak Suvi, Tim TGR divisi AI yaitu, “permainan cingciripit juga bisa membangkitkan semangat dan memancing reaksi yang  dari peserta, nah ini berguna banget buat mempertahankan mood sepanjang acara.”  Bahkan ice breaking dengan bermain cingciripit ini juga Tim TGR terapkan lho, pada acara Indorelawan Gathering!

Showcase Penerapan Ice Breaking dengan Bermain Cingciripit pada Gathering Indorelawan

(Dokumentasi TGR Community, 2024) 

  Hal ini menandakan bahwa permainan cingciripit dapat dimainkan segala usia dan tentunya tetap seru! Selain itu, ice breaking dengan cingciripit juga memiliki fungsi lain lho, selain melatih konsentrasi dan membangun keseruan, kira-kira apa saja, ya?

Fungsi Bermain Cingciripit pada Sesi Ice Breaking

  Nah, tadi Sobat TGR sudah mengetahui apa itu permainan cingciripit, siapa yang memilih permainan cingciripit untuk sesi ice breaking, apa alasan dipilihnya permainan cingciripit, dan berbagai momen seru ketika ice breaking menggunakan cingciripit. Namun, kurang lengkap gak sih, jika kita tak membahas fungsi dari permainan ini? Nih simak fungsi bermain cingciripit pada sesi ice breaking!

Tak Kenal, maka tak Sayang!

  Ada pepatah yang mengatakan “tak kenal, maka tak sayang” maka dari itu untuk saling sayang, kita harus saling mengenal satu sama lain. Maka dari itu fungsi pertama bermain cingciripit pada sesi ice breaking ini sebagai media untuk saling mengenal. 

Kak Suvi, Tim TGR divisi AI menjelaskan bahwa “(Bermain cingciripit) juga bisa buat peserta jadi lebih akrab sama teman-teman di sebelah mereka”. Wajar saja, karena para peserta dan fasilitator (Tim TGR) belum saling mengenal. Kak Nina juga mengamini pendapat Kak Suvi tersebut.

Sebenernya yang seru dan itu kan emang di awal banget yah, cingciripit. Jadi memang itu games perkenalan, karena di dalam lingkaran besar mereka bisa ngeliat kanan-kirinya, depan-belakangnya, semua itu dalam satu baris lah kayak gitu ya kan, dalam lingkarang besar, gak ada satu layer atau dua layer itu gitu doang”.

Jadi mereka bisa melihat “oh hari ini aku berkegiatan sama si A, si B, si C”, nah juga bisa sambil berkenalan kanan-kirinya siapa. Terus habis itu bisa nyebrang juga kalau misalnya mau nanya siapa gitu, at least mereka lihat orang yang berkegiatan dengan mereka,” terang Kak Nina, Founder TGR.

  Berdasarkan penjelasan dari Kak Nina, karena cingciripit merupakan sebuah permainan pada sesi ice breaking yang dimainkan di awal, permainan ini menjadi ajang untuk saling berkenalan. Para pemain dapat melihat kanan-kiri, depan-belakangnya dan mengetahui bahwa mereka pada hari itu berkegiatan dengan siapa saja.

Sebenernya momen bonding dari MC (juga) gitu ya, dalam hal ini misalnya aku dipercaya nih, mendapatkan perhatian mereka di awal. Karena kan, perhatian mereka di awal itu menentukan ke depan, “mereka mau dengerin instruksi aku lagi apa enggak?, aku itu asik apa enggak?”, itu kan ditentukan dari kesan pertama gitu. Nah, kesan pertamanya selalu di cingciripit itu dan selalu gak pernah gagal ya, maksudnya gak pernah kayak “krik-krik” gitu mereka gak ngerti gitu, enggak sih,” tambah Kak Nina, Founder TGR.

  Kak Nina juga menambahkan bahwa bermain cingciripit juga menjadi momen untuk MC bonding dengan para peserta. Perhatian para peserta di awal sangat menentukan keberhasilan acara ke depan dan kerennya, ice breaking dengan cingciripit tak pernah gagal, sehingga selalu membawa keseruan!

Bermain Cingciripit sebagai Media si Kecil Belajar!

  Aghnaita (2017) menjelaskan, bahwa bermain pada anak-anak merupakan hal yang penting untuk pertumbuhan mereka di semua bidang perkembangan, termasuk keterampilan fisik dan motorik, kesehatan mental dan emosional, serta pertumbuhan sosial dan emosional. Karena kebanyakan kegiatan yang dilakukan oleh Tim TGR bersinggungan dengak anak-anak, maka perlu memilih permainan yang tepat untuk dijadikan media bermain sembari belajar. 

  Oleh karena itu pada sesi ice breaking, bermain cingciripit merupakan hal yang tepat. Berikut penjelasan dari Kak Nina:

Terus kalau buat anak-anak balita, itu sebenarnya bisa juga ngelatih mereka buat melatih sensorik-motorik, gitu ya. Karena mereka belajar menggenggam jari temannya, gitu kan".

"Kadang mereka pada saat ada instruksi “angkat tangan kanan”, mereka juga sambil belajar gitu kan? “Yang mana sih yang kanan, yang mana sih yang kiri?” Itu jadi (media) pengenalan konsep-konsep kanan dan kiri juga".

Terus, “yang mana sih jari telunjuk?”, “coba tunjukin jari telunjuknya”, jadi mereka belajar tuh nama-nama jari pas mereka angkat tangan. Setelah itu, mereka juga diinstuksikan untuk meletakan jari di telapak tangan temannya, jadi harus mikir tuh “harus ke mana jarinya?” Kayak gitu”.

Pas saat bermain, mereka harus belajar di sisi lain tangan kanan dia harus ngangkat jari, tangan kiri harus ngejepit temennya gitu. Jadi belajar konsentrasi, tapi belajar menggenggam juga karena buat anak-anak yang kecil-kecil itu, belum terbiasa buat menggenggam yang erat, ” jelas Kak Nina, Founder TGR.

  Ice breaking dengan bermain cingciripit, dapat menjadi sarana adik-adik (terutama balita) untuk belajar sensorik dan motorik dengan cara menggenggam jari temannya. Selain itu, mereka juga belajar untuk mengenal konsep kanan dan kiri, bagaimana menerima instruksi dengan baik, serta berkonsentrasi. Terlebih lagi untuk anak-anak seperti balita, belum terbiasa mengenggam dengan erat.

Mereka juga belajar kosakata juga sebenarnya, dengan kosakata yang digonta-ganti. Jadi banyak manfaatnya dari permainan cingciripit, walau hanya bermodal jari dan permainan kata-kata gitu ya”.

“Terus juga kalau buat yang di atas usia, ya buat sarana hiburan dan di situ juga ada saling tolong menolong juga. Jadi yang umurnya lebih gede kadang ngebantuin gitu “yang ini loh tanganya” gitu, “harus kayak gini ya, kayak gini,” tambah Kak Nina, Founder TGR.

  Kak Nina juga menambahkan bahwa bermain cingciripit juga dapat menjadi media pembelajaran adik-adik untuk menambah kosakata dengan variasi-variasi yang dimainkan oleh MC. Selain itu, permainan ini juga mengajakarkan rasa saling tolong-menolong dan kepedulian, lho Sobat TGR! 

  Anak yang lebih besar biasanya akan memberi tahu kepada yang lebih kecil mana tangan yang benar, sehingga rasa kepedulian akan tertanam pada mereka sejak dini. Wah, gak nyangka ya Sobat TGR! Ternyata, bermain cingciripit dapat menjadi media pembelajaran buat si kecil juga ya!

  Tunggu dulu, bermain cingciripit pada sesi ice breaking masih ada manfaat lainnya, lho! Penasaran? Makanya, jangan beranjak dulu, ya!

Sebagai Media Memperkenalkan Permainan Tradisional

  Salah satu misi utama TGR adalah memperkenalkan kembali permainan tradisional yang sedikit demi sedikit sudah mulai dilupakan, salah satunya cingciripit. Benar saja, Kak Nabil, Tim TGR divisi AI bercerita bahwa, “banyak kok yang belum tau, aku sering nanya di awal "ada yang tau cingciripit nggak?" Terus pada diem gitu hahaha”. Ketidaktahuan ini yang menjadi “bahan bakar” Tim TGR untuk memperkenalkan kembali permainan tradisional melalui ice breaking, terutama cingciripit.

Terus juga mengenalkan mereka permainan tradisional, bahwa permainan tradisional itu nggak semua tentang pakai alat, jadi pakai jari kita aja juga bisa lho main,” ujar Kak Nina, Founder TGR.

  Berdasarkan penjelasan Kak Nina, membuka kegiatan dengan ice breaking melalui permainan cingciripit, dapat mengenalkan kepada para peserta bahwa permainan tradisional tidak semua tentang alat, bahkan menggunakan jari saja sudah bisa bermain dengan gembira.

  Wah, ternyata banyak banget ya, manfaat bermain cingciripit sebagai permainan pada sesi ice breaking! Selain mencairkan suasana, dengan bermain permainan ini dapat belajar dan melestarikan permainan tradisional juga, ya! Seperti kata pepatah, “sambil menyelam, minum air”, fun-nya dapat, belajarnya juga dapat!

  Gimana, Sobat TGR? Bermain cingciripit merupakan pilihan yang pas bukan, untuk sesi ice breaking? Yuk, berbagi kebahagiaan dengan menerapkan permainan ini untuk sesi ice breaking di kegiatan yang Sobat TGR ini buat dan jangan lupa untuk Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar! (HRV)

  Untuk Sobat TGR yang ingin berkolaborasi dengan kami, mulai dari menjadi pengisi acara, tenant hingga narasumber, hubungi kami dengan klik tautan ini ya.

 

Referensi: 

Amatullah, W. (2023). Lirik Lagu Cingciripit dan Artinya, Nostalgia Kembali ke Masa Kecil. Pangandaran.iNews.id.https://pangandaran.inews.id/read/375987/lirik-lagu-cingciripit-dan-artinya-nostalgia-kembali-ke-masa-kecil

BBPM Jawa Barat. (2023). Cingciripit. BBPMP Jawa Barat. https://www.bbpmpjabar.id/cingciripit/

Iswahyuni, V., Muslihin, H. Y., & Rahman, T. (2023). Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2-3 Tahun Melalui Permainan Sensori Di daycare. JURNAL PAUD AGAPEDIA, 7(1), 17-24. https://doi.org/10.17509/jpa.v7i1.59924

Kompasiana.com. (2019). "Cing Ciripit", Lagu Tatar Sunda Yang Menyenangkan untuk Diajarkan pada SI Kecil. Kompasiana. https://www.kompasiana.com/langitmiyu/5d669fa20d8230698e0402c2/lagu-cing-ciripit-lagu-tatar-sunda-yang-menyenangkan-untuk-diajarkan-pada-si-kecil

Lestari, D. J., & Putra, A. P. (2019). MAKNA SIMBOLIK KAKAWIHAN BARUDAK BANTEN : CING CIRIPIT SEBAGAI PENGUATAN KARAKTER DALAM TINDAKAN, MOTIF, DAN PRINSIP EKONOMI. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 2(1), 469-473. https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/psnp/article/view/5800/4153

Novianti, A. C. (2022). Cingciripit, Permainan Sederhana yang Sarat Makna dan Manfaat. Traditional Games Returns. https://tgrcampaign.com/read/424/cingciripit-permainan-sederhana-yang-sarat-makna-dan-manfaat

Sabaria, R. (2020). Cingciripit: Permainan anak-anak Sunda dalam Pembelajaran Tari. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4(1), 69. https://doi.org/10.24114/gondang.v4i1.18039

Toharudin, U., & Kurniawan, I. S. (2019). Learning models based Sundanese local wisdom: Is it effective to improve student’s learning outcomes? Journal of Physics: Conference Series. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1157/2/022069

Traditional Games Returns Permainan Tradisional Cingciripit Permainan Tradisional Sunda Manfaat Bermain Cingciripit Ide Ice Breaking Ice Breaking
Komentari Tulisan