Lima Alasan Permainan Tradisional Bagus untuk Perkembangan Anak
Jum'at,
27 Desember 2024
~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 105 Kali
Halo, Sobat TGR! Setuju nggak sih kalau cara anak-anak berpikir dan memahami dunia sekitar itu ada tahapan-tahapan perkembangannya? Nah, ini sejalan dengan pendapat Jean Piaget, seorang psikolog ternama yang juga berpikir demikian.
Jean Piaget
Piaget berpendapat bahwa, anak-anak melewati empat tahap perkembangan kognitif, yaitu sensorimotor (0-2 tahun), praoperasional (2-7 tahun), operasional konkret (7-11 tahun), dan operasional formal (12 tahun ke atas) (Putri, 2024). Di setiap tahapannya, anak-anak butuh sekali untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka dan biasanya mereka lakukan lewat bermain.
Bermain bukan hanya menjadi kesukaan anak-anak saja, tetapi mereka juga memiliki hak untuk bermain. Dengan bermain, mereka bisa lebih berekspresi dan aktif bergerak, sehingga perkembangan mereka bisa optimal.
Sayangnya, anak-anak pada zaman sekarang ini lebih terpaku dengan gadget yang mereka miliki. Memang sih bermain gadget merupakan hal yang seru, namun tak dapat dipungkiri bahwa jika terlalu sering akan memberikan dampak negatif bagi anak.
Namun, masih banyak orang tua yang terlalu sibuk bekerja hingga tidak punya waktu untuk anak dan bahkan biasanya mereka membiarkan anak untuk bermain gadget seharian. Daripada memberikan gadget, alangkah baiknya mengajak mereka bermain permainan tradisional. Mengapa? Karena dengan bermain permainan tradisional memiliki dampak yang positif untuk tumbuh kembang anak.
Jadi, apa aja sih alasan yang membuat permainan tradisional itu bagus untuk perkembangan anak? Yuk, langsung aja kita simak penjelasan di bawah ini!
Cara Asyik untuk Tetap Bugar
Bermain permainan tradisional bagus untuk kebugaran sang buah hati. Menurut Wahid & Kurniawan (2023), kebugaran jasmani merupakan kemampuan untuk menjalani aktivitas fisik sehari-hari tanpa merasa capek yang berlebih, jadi masih ada cadangan energi untuk kegiatan selanjutnya.
Oleh karena itu dengan bermain permainan tradisional, anak bisa tetap menjaga kebugaran mereka. Terlebih lagi banyak permainan tradisional yang diharuskan untuk bergerak, contohnya adalah engklek dan benteng-bentengan.
Pada permainan tradisional engklek dengan ciri khas melompat menggunakan satu kaki dari satu tempat ke tempat lain, bisa menjadi pilihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani anak dan melatih keseimbangan. Berikutnya ada permainan benteng-bentengan yang cocok digunakan untuk berolahraga, khususnya melatih kekuatan otot kaki.
Ilustrasi Permainan Tradisional Engklek
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Anak Jadi Lebih Jago Bergaul
Ilustrasi Anak-anak Bergaul
Bahasa merupakan alat komunikasi dan bersosialisasi. Saat anak bertemu dengan teman-temannya, maka anak akan dihadapkan pada situasi-situasi yang mengharuskannya untuk bersosialisasi menggunakan bahasa (Fika dkk, 2019).
Ada satu metode yang bisa membantu mengembangkan bahasa pada anak, lho. Tentunya dengan bermain permainan tradisional yang cara memainkannya sambil bernyanyi atau berdialog, seperti permainan tradisional tokecang, ampar-ampar pisang, masak-masakan, dan lainnya.
Sobat TGR coba deh perhatikan ketika mereka berinteraksi, mulai dari berkomunikasi dengan temannya, memahami cara bermainnya, menjawab pertanyaan, mengutarakan pendapat, hingga menceritakan kembali permainan yang telah dimainkannya. Dengan begitu, anak-anak mulai mampu untuk menerima dan mengungkapkan bahasa sehingga lebih jago untuk berinteraksi dengan teman lainnya.
Dapat Meningkatkan Kecerdasan Anak
Banyak orang yang percaya bahwa perhitungan/numerasi merupakan hal yang penting bagi perkembangan otak. Hal ini masuk akal, karena sehari-hari kita akan dihadapkan dengan sebuah perhitungan.
Nah, ternyata dengan bermain permainan tradisional juga bisa lho melatih kemampuan numerasi anak. Karena permainan tradisional juga bukan permainan biasa yang hanya sekadar menemani anak-anak, namun permainan yang juga memiliki fungsi sebagai media pembelajaran.
Coba kita lihat permainan tradisional engklek. Mulai dari konsep bilangan, bentuk geometri, dan pola tersebut merupakan numerasi yang termuat dalam permainan tradisional. Sobat TGR juga bisa mengubah bentuk-bentuk pola arena permainan engklek dengan segitiga, lingkaran, atau bahkan trapesium.
Ilustrasi Kreasi Pola Engklek
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Selain itu, mari perhatikan permainan congklak. Anak-anak diminta untuk mengisi satu biji pada masing-masing lubang selama masih ada biji di tangannya. Kemudian anak-anak akan membandingkan hasil biji yang terkumpul antara miliknya dengan milik lawan (Arvy, 2024). Mengingat pentingnya kemampuan numerasi untuk anak-anak sejak dini, tidak ada salahnya menjadikan permainan tradisional sebagai wadah untuk pembelajaran.
Ilustrasi Bermain Congklak
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Mengembangkan Kerja Sama
Ilustrasi Bermain Layang-layang
Saat anak-anak bermain, tentunya interaksi sosial menimbulkan sebuah kerja sama karena proses bermainnya menuntut mereka untuk bermain berkelompok-kelompok. Seperti pada permainan tradisional bakiak, merupakan permainan yang menggunakan sandal atau terompah panjang berderet yang terbuat dari kayu ringan. Permainan ini bisa melatih kekompakan dari para pemainnya (Saputra, dkk, 2024).
Kemudian pada permainan layang-layang. Ada situasi di mana seorang anak memegang gulungan benang, sementara anak lain memegang layang-layangnya. Kerja sama di antara keduanya bisa membuat layang-layang mengudara. Selain itu, permainan ini juga mengajarkan nilai-nilai kegigihan dan kesabaran.
Belajar Mengontrol Diri
Ilustrasi Anak Bahagia
Saat anak bermain, pasti ada saat-saat di mana mereka mengalami berbagai perasaan, mulai dari kemenangan hingga kekalahan, atau senang, sedih, tawa, hingga malu. Emosi-emosi tersebut adalah bagian alami dari pengalaman bermain (Cendana & Suryana, 2022).
Emosi dalam interaksi sosial sangat penting untuk dikontrol. Mengelola emosi, terutama dalam situasi kompetitif, dapat menjadi tantangan bagi banyak anak. Namun, kabar baiknya adalah bahwa melalui permainan tradisional, berbagai aspek emosi dapat dikembangkan secara positif, lho.
Permainan tradisional bukan hanya menghadirkan kesenangan, tetapi juga menjadi sarana untuk mengasah kemampuan anak dalam mengontrol emosi, mengembangkan empati, dan meningkatkan pengendalian diri (Sit, 2022). Seperti pada permainan petak umpet, anak membutuhkan kesabaran dalam mencari dan juga kemampuan untuk menunggu. Begitupun pada permainan lainnya, kalah dan menang itu hal yang wajar.
Namun, Sobat juga perlu ingat bahwa proses kontrol emosi ini tidak bisa dilakukan sendirian oleh sang anak. Peran orang dewasa dibutuhkan untuk mengarahkan dan mendampingi anak saat mereka menghadapi situasi emosional. Dengan bimbingan yang baik, anak dapat belajar untuk mengenali perasaan mereka dan mengekspresikannya dengan tepat.
Itulah berbagai manfaat dari bermain permainan tradisional untuk perkembangan anak! Sayang sekali kan, jika permainan tradisional yang sudah ada turun-temurun dengan berbagai manfaatnya ini tidak dilestarikan kepada generasi muda.
Maka dari itu, mari kita ajak anak-anak dan orang terdekat untuk bermain permainan tradisional bersama! Melestarikan Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar! (ZUK/ed.HRV)
Untuk Sobat TGR yang ingin berkolaborasi dengan kami, mulai dari menjadi pengisi acara, tenant hingga narasumber, hubungi kami dengan klik tautan ini ya.
Writer: Almi Maliana Juwita
Editor: R. Harvie R. B. R
QC/Publisher: R. Harvie R. B. R
Referensi:
Amelia, L., Dewi, D., A., & Silmi, U. A. (2023). Pengaruh Kurangnya Perhatian Orang Tua Terhadap Perkembangan Belajar Siswa Kelas 1 SD. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 3(2), 186-193.
Ansar, C. S., & Sahruni, A. Y. (2022). Survey Tingkat Pemahaman Guru PGSD DIKJAS Terhadap Penilaian Otentik di Kecamatan Wara Kota Palopo. Jurnal PkM Ilmu Kependidikan, 4(1), 126.
Arvy, B. R. (2024). Mengembangkan Numerasi Anak Usia Sini Melalui Permainan Tradisional. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 9(3), 482-492.
Cendana, H. & Suryana, D. (2022). Pengembangan Permainan Tradisional untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 771-778.
Fika, Y., Meilanie, S. M., & Fridani, L. (2019). Peningkatan Kemampuan Bicara Anak melalui Bermain Peran Berbasis Budaya. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 50.
Fadli, R. (2024). 4 Tahap Perkembangan Kognitif Anak Sesuai Teori Piaget. halodoc. https://www.halodoc.com/artikel/4-tahap-perkembangan-kognitif-anak-sesuai-teori-piaget?srsltid=AfmBOoqTvTf0HSn-CpvT7dYweniAicUYpfGNUPlbHi-iKpju15pVruZF#google_vignette
Saputra, K. A., Tandiana, S. T., Andrias, M. A., Sapulmilah, C., & Ridwan, T. A. (2024). Menumbuhkan Kesehatan Mental pada Anak Melalui Permainan Tradisional. Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia, 2(3), 286-291.
Sit, Masganti. (2022). Penggunaan Permainan Tradisional dalam Praktik Model Pembelajaran STEAM pada Pendidikan Anak Usia Dini. Penelitian Dasar Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini. Medan: UIN Sumatera Utara.
Traditional Games Returns Tgr Parenting Permainan Tradisional Manfaat Permainan Tradisional Adalah Manfaat Permainan Tradisional Untuk Perkembangan Anak Tumbuh Kembang Anak