Halo, Sobat TGR! Siapa sih yang nggak pernah dengar Madura? Madura, si Pulau Garam ini memang terkenal dengan kuliner khasnya, sate Madura.
Tapi teman-teman tahu tidak, Madura ini punya permainan tradisional yang unik, loh! Namanya bal budi, permainan yang muncul di waktu luang saat menggembala. Penasaran? Yuk, disimak!
Tambak Garam Rakyat di Madura
Bal budi merupakan permainan tradisional asal Madura yang berasal dari dua kata, yaitu “bal” yang berarti bola dan “budi” yang berarti belakang. Jadi, secara harfiah bal budi diartikan sebagai “bola belakang,” yakni bola yang ditepuk dengan tangan ke arah belakang.
Pulau Madura, khususnya Kabupaten Sumenep terkenal sebagai penghasil ternak sapi. Sapi yang diternak biasanya digembalakan oleh anak-anak. Nah, pada saat menggembala ternak di padang penggembalaan (pangowannana), anak-anak yang berkumpul biasanya bermain bersama untuk mengisi waktu.
Kegiatan yang mereka lakukan bermacam-macam, seperti ngejung (bernyanyi) secara asedelan (pantun dan/atau sindiran), paparegan (ungkapan nasehat), ataupun bermain bal budi (bola tangkap).
Bal budi biasanya dilakukan oleh laki-laki, dengan kisaran usia 12 tahun ke atas. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan anak-anak di bawah umur 12 tahun maupun perempuan untuk bermain, ya!
Sesuai namanya, tentu saja alat utama permainan ini adalah bola. Bola di sini tidak dibatasi harus terbuat dari apa, boleh dari rumput yang diikat bundar, dari pelepah pisang, dari daun kelapa, ataupun dari gulungan baju. Namun umumnya bal budi dilakukan dengan menggunakan bola tenis karena mudah digenggam.
Dikutip dari Budhisantoso, dkk (1991), hal yang dibutuhkan adalah lapangan dan enam utas tali yang akan digunakan sebagai pembatas dan penanda. Namun, bambu juga bisa digunakan untuk menggantikan tali.
Bal budi biasanya dimainkan oleh dua regu, dengan masing-masing regu terdiri atas sembilan orang dengan dua pemain cadangan. Peraturan dalam permainan ini adalah masing-masing regu secara bergantian menjadi pemukul dan bertahan. Setiap regu akan mendapat lima kali ongga’an (menjadi penyerang), di mana masing-masing pemain akan memukul bola.
Setiap pemain yang akan memukul harus naik ke eppak (tempat berdiri pemain). Di atas eppak, dengan bertumpu pada satu kaki, pemain akan memukul bola ke arah belakang.
Potret Bermain Bal Budi
Objek pemain adalah memasukkan bola ke gelanggang tanpa turun dari atas eppak. Setiap pemain akan mendapat kesempatan satu kali memukul dalam setiap ongga, kecuali memasukkan bola.
Nah, jika satu pemain sudah memasukkan bola, maka dilanjutkan dengan teppakan (pukulan mengarah ke depan) yang akan dilakukan terus sampai mendapatkan lima poin. Setelahnya dilanjutkan dengan menendang bola sekali saja.
Jika tendangan masuk, regu yang memasukkan menang satu bindel, dan permainan akan dimulai dari pemukulan lagi oleh semua regu. Dalam permainan ini, jika hingga empat kali ongga’an tidak ada bola yang masuk melalui pemukulan, maka pada ongga’an kelima akan diadakan adu teppakan.
Saat tim lawan dalam posisi menyerang, tim yang bertahan akan menyusun formasi. Umumnya formasi mereka terdiri atas tiga komando, satu penyompet, satu tebeng penyompet, sayap kanan dan sayap kiri, dan dua kapten (Miftahul Ulum Education Center, 2017).
Komando akan menghalangi bola masuk ke lapangan, penyompet dan tebeng penyompet akan menjaga celah sempit dan celah lebar di belakang komando, kedua sayap berjaga di belakang penyompet, dan dua kapten berjaga di lapangan paling belakang.
Sebagai permainan tradisional, bal budi ternyata dapat mengajarkan banyak nilai moral, loh! Permainan ini menanamkan nilai kerja sama dan kegotongroyongan ke dalam diri masing-masing anak. Ini karena dalam bal budi, setiap anak diharuskan bekerja sama dan saling membantu baik dalam menyerang maupun bertahan.
Bal budi juga menumbuhkan sportivitas, di mana tim yang kalah akan belajar menerima kekalahan meski merasa tidak puas. Dari kekalahan ini pula, anak-anak akan merasa tertantang untuk bermain ulang, sehingga menumbuhkan jiwa kompetitif.
Walau aturannya agak rumit, namun permainan ini masih banyak digemari, loh! Bagaimana Sobat TGR, apakah tertarik? Jika tertarik, yuk ajak teman-temanmu bermain bal budi bersama! Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar! (ZAI/ed.JY)
Bagi Sobat TGR yang tertarik untuk berkolaborasi dengan kami, baik untuk menjadi pengisi acara, tenant, atau bahkan narasumber. Yuk, klik tautan di sini untuk info lebih lanjut!
Writer: Zahra Putri
Editor: Giulia Puspo Negoro
Graphic Designer: Indiana
QC/Publisher: R. Harvie R. B. R
Budhisantoso, Yunus, H.A., Maria, S., Liestuti, Hidayah, Z., & Susanto, A.F.T.E. (1991). Nilai Budaya Dalam Permainan Rakyat Madura-Jawa Timur. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. https://repositori.kemdikbud.go.id/14151/1/Nilai%20budaya%20dalam%20permainan%20rakyat%20madura%20jawa%20timur.pdf
Miftahul Ulum Education Center. (2017). Mengenal Ball Budhih (Bola Tangkap). Diakses pada 6 Januari 2025, dari http://www.muec.or.id/2017/03/mengenal-ball-budhih-bola-tangkap.html
Traditional Games Returns Permainan Tradisional Permainan Tradisional Madura Bal Budi Permainan Tradisional Asli Madura Nilai Permainan Tradisional
Mitra Kolaborasi:
Copyright © 2017 - 2025 Traditional Games Returns All rights reserved.