Traditional Games Returns

Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!

Zero Waste Virtual Field trip - Workshop Layang-layang bersama SMP Kristen Cita Hati Samarinda

Selasa, 22 Maret 2022 ~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 699 Kali

Halo Sobat TGR! Pada hari Senin, 21 Maret 2022, TGR Community berkesempatan untuk menjadi narasumber dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh SMP Kristen Cita Hati Samarinda yang bertajuk “Zero Waste Virtual Field trip - Workshop Layang-layang”. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara daring melalui zoom teleconference, mengingat kondisi yang masih kurang memungkinkan karena pandemi saat ini. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada pukul 10.45 – 12.00 WITA atau 09.45 – 11.00 WIB.

(Dokumentasi TGR Community, 2022)

 

Dalam kegiatan tersebut tim TGR mengenalkan kepada siswa-siswi SMP Cita Hati tentang berbagai pengaruh teknologi terhadap perkembangan permainan tradisional saat ini baik dari sisi positif maupun sisi negatifnya. Sisi positifnya kita dapat memanfaatkan teknologi untuk terus melestarikan permainan tradisional dengan berbagai cara. Namun, ada sisi negatif yang mungkin saja akan membahayakan nyawa atau psikologis orang yang sudah kecanduan dengan teknologi atau bisa disebut dengan gaming disorder. Tapi tenang, jika kita selalu memperhatikan kapan waktu yang tepat serta berapa lama waktu untuk bermain gadget dan tahu kapan harus berhenti untuk beristirahat bermain gadget dan untuk anak-anak pastikan agar selalu ada orang tua yang mendampingi anaknya ketika bermain gadget.

(Dokumentasi TGR Community, 2022)

 

Ketika kita bermain permainan tradisional kita dapat mengenal diri sendiri, misalnya kita bisa mengalah kepada orang lain, bisa bersikap jujur atau suportif, dan saling menghargai satu sama lain. Selain mengenal diri kita juga menjadi mengenal tuhan, misalnya ketika kita bermain Hompimpa alaium gambreng. Ternyata kata Hompimpa alaium gambreng berasal dari bahasa sansekerta yang artinya “Dari Tuhan, kembali ke Tuhan, ayo bermain”. Dengan bermain permainan tradisional kita juga bisa mengenal lingkungan kita dengan cara saling bersosialisasi dengan teman-teman kita. 

(Dokumentasi TGR Community, 2022)

 

Tim TGR juga mengenalkan kepada siswa-siswi SMP Cita Hati mengenai permainan layang-layang. Mulai dari sejarah layang-layang, yang sudah ada sejak 4000 tahun SM.  Layang-layang merupakan permainan tradisional yang sudah ada sejak dahulu kala di berbagai belahan dunia, namun layang-layang tertua ditemukan di Indonesia. Tepatnya di Goa Muna, Sulawesi Tenggara. Di beberapa daerah layang-layang juga memiliki sebutan yang berbeda-beda. Geulayang tunang atau adu geulayang adalah sebutan lokal untuk layang-layang dari kota Aceh. Untuk daerah Jawa Barat menyebutnya dengan langlayangan, daerah madura menyebutnya dengan kelayang dandang, dan daerah Bali menyebutnya dengan Rare Angon. Selain penyebutan yang berbeda-beda disetiap daerahnya, layang-layang juga memiliki beragam variasi loh, mulai dari bentuk, fungsi serta jenis aduannya. 

(Dokumentasi TGR Communiy, 2022)

 

Berikut adalah alat, bahan serta tahapan dalam membuat layang-layang yang bisa Sobat praktekan sendiri dirumah;

Alat dan bahan:

  • Pisau serut
  • Golok
  • Kain alas serut
  • Alas untuk membelah bambu (Situasional)
  • Gunting
  • Cutter
  • Koran bekas atau kertas minyak
  • Benang jahit
  • Bambu
  • Lem atau bisa membuat lem sendiri berbahan nasi

(Dokumentasi TGR Community, 2022)

 

Tahapan membuat layang-layang:

  1. Siapkan alat dan bahan
  2. Belah bambu besar menjadi bilah-bilah
  3. Serut bilah bambu sampai berukuran yang sesuai untuk rangka layangan
  4. Ambil bambu yang telah di serut, yang akan kita jadikan rangka horizontal, lalu timbang dengan benang, kita cari titik seimbangnya
  5. Ambil bambu horizontal, lalu ikatkan dengan bambu vertikal tepat di titik keseimbangan
  6. Bentuk rangka layangan dengan benang, ikatkan benang diujung-ujung bambu hingga membentuk kerangka layangan
  7. Potong kertas koran sesuai dengan bentuk rangka layangan, sisakan 1-1.5 cm untuk space merekatkan lem
  8. Tempelkan kertas koran atau kertas minyak ke rangka layangan, lem kesemua sisinya


(Dokumentasi TGR Community, 2022)

 

Lalu bagaimana cara bermainnya? Yuk kita simak bersama;

  1. Pertama, carilah tempat yang luas, sebaiknya di lapangan atau di sawah. Pastikan lokasinya aman untuk bermain, tidak di dekat instalasi listrik atau tepi sungai yang dalam.
  2. Lihat keadaan cuaca, bermain saat cuaca cerah ya!
  3. Jika ingin menerbangkan layang-layang, kita bisa meminta bantuan teman untuk melepaskan layang-layang atau bisa juga melakukannya sendiri, yaitu dengan berlari sambil melepas benang sedikit demi sedikit ketika ada angin.
  4. Tunggu beberapa saat, jika sudah ada angin sepoi-sepoi, lepas layang-layang, tarik dengan sekuat tenaga kemudian ulur.

(Dokumentasi TGR Community, 2022)

 

Selain menyenangkan permainan layang-layang juga memiliki filosofi. Pertama keterampilan mengendalikan tali. Untuk bisa terbang tinggi, harus pintar mengendalikan tali; maksudnya, untuk bisa menikmati hidup, harus bisa mengendalikan/mengatur/menata diri. Kedua layangan terbang semakin tinggi = Angin semakin kencang; maksudnya, semakin tinggi posisi/kedudukan, semakin kuat pula rintangan dan tanggung jawabnya. Ketiga layangan putus, kita harus belajar merelakan apa yang sudah pergi dan mengambil pelajarannya. Layangan boleh putus, tapi semangat harus tetap menyambung terus! Permainan layang-layang juga memiliki beragam manfaat loh Sobat, seperti memicu kreativitas, mengasah ketelitian, melatih kekuatan, dan mengajarkan sosialisasi. 

 

Nah, Sobat menarik bukan dinamika TGR dengan SMP Kristen Cita Hati Samarinda, Sobat TGR dapat menyaksikan tayangan ulang workshop ini di sini. Lupakan Gadgetmu, Ayo Main Diluar! (AAA)

 

Tgr Event Permainan Tradisional Traditional Games Returns Tgr Campaign
Komentari Tulisan