HASIL SURVEI PERSEPSI PERMAINAN TRADISIONAL BERDASARKAN JENIS KELAMIN TAHUN 2019
Rabu,
31 Juli 2019
~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 7551 Kali
Permainan tradisional Indonesia sangat populer di berbagai kalangan masyarakat tanpa terkecuali, baik usia anak-anak, remaja, hingga dewasa. Beberapa di antaranya adalah gundu/kelereng, petak umpet, gobak sodor, lompat tali, dan lain sebagainya. Namun, muncul persepsi bahwa jenis permainan tertentu hanya cocok dimainkan oleh laki-laki atau oleh perempuan saja. Padahal, permainan tersebut semestinya dapat dimainkan oleh keduanya selama permainan tersebut membawa manfaat dan dapat dinikmati untuk mengisi waktu luang.
Berawal dari topik tersebut, komunitas Traditional Games Rerturns (TGR) mengadakan survei daring (online). Dengan target responden sebanyak 500 orang, hasil capaian survei ini telah direspon oleh 984 orang yang tersebar di 32 provinsi di Indonesia. Rentang usia responden paling banyak ialah 18-24 tahun, sedangkan di urutan kedua 9-17 tahun, dan urutan ketiga 25-38 tahun. Kuesioner terdiri atas sepuluh jenis permainan tradisional yang populer beserta opsi tanggapan dari setiap responden, apakah permainan terserbut cocok dimainkan oleh laki-laki, perempuan, atau keduanya. Sepuluh jenis permainan tradisional yang menjadi indikator adalah congklak, petak umpet, lompat tali, galasin/gobak sodor, kelereng, benteng/betengan, layang-layang, engklek, ular naga dan egrang.
Statistik menunjukkan bahwa 81% responden menyatakan permainan kelereng lebih cocok dimainkan oleh laki-laki dibandingkan perempuan, sedangkan 18% responden lain menganggap kelereng juga cocok dimainkan baik oleh laki-laki atau perempuan. Selain itu, 82% responden menunjukkan bermain layang-layang lebih dominan dimainkan oleh laki-laki dibandingkan perempuan, sedangkan 17% responden lain beranggapan layang-layang juga dapat dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan.
Berikutnya, sebagian besar responden menganggap bahwa beberapa permainan cocok dimainkan oleh laki-laki dan perempuan. Hal tersebut dapat dilihat pada permainan petak umpet sebanyak 94% responden; galasin/gobak sodor sebanyak 88% responden; permainan benteng/betengan sebanyak 80% responden; permainan ular naga sebanyak 91.5% responden; dan permainan egrang sebanyak 86% responden. Untuk permainan congklak, sebanyak 64% responden mengemukakan pandangannya bahwa permainan tersebut lebih cocok dimainkan oleh keduanya, sedangkan 35% responden lain menganggap congklak hanya cocok dimainkan oleh perempuan saja. Setali tiga uang, 72% responden menyatakan permainan engklek lebih cocok dimainkan oleh laki-laki atau perempuan, sedangkan 26% responden menganggap congklak hanya cocok dimainkan oleh perempuan. Terakhir, sebanyak 58% responden menyatakan permainan lompat tali cocok dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan, sedangkan 39% responden menganggap lompat tali hanya cocok dimainkan oleh laki-laki.
Berdasarkan uraian hasil survei tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa permainan kelereng dan layang-layang adalah permainan yang lebih cocok dimainkan oleh laki-laki. Selebihnya, permainan-permainan tersebut cocok dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan. Namun, penting bagi kita untuk memastikan bahwa permainan tradisional tidak dibatasi oleh jenis kelamin tertentu. Dengan demikian, semua anak dapat memahami keseruan permainan tradisional, mengerti nilai-nilai implisit dalam beragam permainan tersebut dan mendapatkan kesempatan yang setara demi perkembangan mereka.