Halo Sobat TGR!
Siapa di antara sobat TGR yang belum pernah atau bahkan tidak bisa bermain permainan tradisional egrang terutama egrang bambu? Wah, permainan satu ini memang membutuhkan keseimbangan badan yang ekstra ya kawan untuk dimainkan. Tidak heran kalau permainan egrang ini dapat dikategorikan sebagai olahraga tradisional. Hal ini memang dikarenakan dalam bermain egrang tidak hanya dibutuhkan keseimbangan tubuh yang sangat bagus, melainkan juga kepercayaan diri yang kuat juga, Sobat.
(Dokumentasi TGR Community, 2018)
Kata egrang sendiri menurut Setiawan (2017) berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat dan juga panjang. Sementara itu, di Jawa sendiri dikenal dengan dua jenis egrang, yaitu egrang bambu dan egrang batok kelapa. Permainan egrang batok kelapa cenderung lebih mudah dimainkan karena tidak begitu membutuhkan keseimbangan tubuh yang bagus, sementara egrang bambu bahkan harus berlatih terlebih dahulu supaya tidak jatuh.
Cara bermain egrang sendiri cukup sederhana meski eksekusinya cenderung lebih susah. Egrang bambu membutuhkan dua pasang tongkat bambu dengan panjang disesuaikan dan diberi tempat pijakan kaki. Sementara egrang batok membutuhkan dua batok kelapa yang diberi lubang dan dihubungkan dengan tali. Pemain cukup menaiki egrang bambu atau batok kelapa tersebut, kemudian pemain akan berjalan. Pemain yang mencapai garis finis paling pertama adalah pemenangnya. (Madyawati, 2014:4). Selain digunakan dalam permainan balapan, bermain egrang juga dapat dilakukan secara duel. Di mana kedua pemain akan saling memukul kaki bambu egrang lawan sampai salah satu jatuh. Pemain yang bertahan dengan egrangnya menjadi pemenang.
(Dokumentasi TGR Community, 2018)
Lebih unik lagi, egrang tidak hanya digunakan dalam bermain saja. Dengan keahlian yang sudah mumpuni, anak-anak bahkan bisa menari menggunakan egrang. Menari dengan egrang menyuguhkan gerakan yang unik dan juga diiringi musik tradisional yang khas. Tari Egrang sendiri memang sudah menjadi salah satu pertunjukkan di daerah Karawang, Jawa Barat.
Permainan egrang ini memiliki banyak sekali manfaat terutama dalam meningkatkan kecerdasan kinestesis anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahim (2015), bermain egrang memiliki manfaat dalam meningkapkan dan juga mengontrol gerak anak. Pada saat bermain egrang otot tungkai, kaki, abdomen, lengan, serta tangan melakukan kinerja sehingga berefek dalam melatih keseimbangan tubuh. Selain meningkatkan keseimbangan, bermain egrang ternyata dapat melatih keberanian, kesabaran dan berlatih, melatih otot tubuh tertentu, dan masih banyak lagi.
(Dokumentasi TGR Community, 2018)
Nah, tim TGR sendiri selalu tidak lupa mengikutsertakan egrang terutama egrang batok kelapa di setiap event yang diselenggarakan. Selain menyenangkan dan menantang, pembuatan egrang ini dapat dikatakan sebagai salah satu kegiatan daur ulang loh. Hal ini dikarenakan pembuatan egrang dapat menggunakan barang yang biasanya sudah tidak digunakan seperti batok kelapa atau kaleng bekas. Dengan begini, kita juga ada aksi kecil dalam menyelamatkan bumi, bukan?
Jadi tunggu apa lagi, nih, teman-temani? Yuk lupakan gadget-mu, ayo main di luar! (AZZ/ed.NIU)
Referensi:
Administrator. (2019). Egrang yang Mengubah Desa Buruh Migran. Dikutip dari indonesia.go.id: https://indonesia.go.id/kategori/keanekaragaman-hayati/1199/egrang-yang-mengubah-desa-buruh-migran?lang=1 diakses pada tanggal 26 April 2022.
Lilis, M. (2002). Bermain dan Permainan I (untuk anak). Jakarta: Prenada Group.
RAHIM, A. F. (2015). Pengaruh permainan tradisional egrang tempurung kelapa terhadap keseimbangan anak usia dini 4–6 tahun (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Kasnadi dan Sutejo. (2017). Kitab Permainan Tradisional (Mengurai Nilai Menyemai Makna membentuk Karakter). Yogyakarta: Terakata.
#permainantradisional #egrangMitra Kolaborasi:
Copyright © 2017 - 2025 Traditional Games Returns All rights reserved.