Mau Tahu Sejarah dari Permainan yang Kamu Mainkan Waktu 17-an? Yuk Simak!
Sabtu,
17 Agustus 2024
~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 160 Kali
Halo, Sobat TGR! Siapa di sini yang sudah ikut lomba 17 Agustus-an? Sudah menang lomba apa saja nih? Nah, permainan yang dilombakan ini ternyata bukan hanya seru-seuran semata lho, ternyata juga memiliki nilai historis dan makna yang tentunya mendalam. Seperti apa sih? Berikut ulasannya!
Lomba makan kerupuk
Sobat TGR tentunya tidak asing lagi dengan lomba makan kerupuk bukan? Tahu gak sih, jika permainan tradisional satu ini menyimpan sebuah catatan yang berharga dari sejarah Bangsa Indonesia. Tempo dulu ketika Indonesia diterjang badai inflasi era 1930-1940, kerupuk dinilai sebagai suatu jamuan pokok bagi penduduk kelas menengah ke bawah.
Kekacauan yang terjadi akibat peperangan dan tanam paksa mendorong masyarakat kita guna memanfaatkan bahan baku yang tersedia banyak kala itu, yakni melalui komoditas singkong. Singkong kemudian diolah menyerupai sebuah tepung yang nantinya akan dikeringkan sebelum digoreng menjadi sajian kerupuk.
Nah, pada tahun 1950 ketika situasi politik sudah mulai berjalan dengan stabil, rakyat Indonesia kerap kali melangsungkan beragam perlombaan guna memeriahkan HUT kemerdekaan Republik Indonesia. Maka tidaklah mengherankan ya sobat jika lomba balap kerupuk menjadi satu di antara banyaknya perlombaan yang senantiasa diikutsertakan tempo itu. Mengingat kisahnya yang lekat dengan kondisi era penjajahan.
Selain mengenang sejarah, permainan tradisional balap kerupuk juga berkontribusi banyak lho terhadap pembentukan karakter pemainnya. Kok bisa? Begini, ketika berlangsungnya perlombaan, Sobat TGR biasanya akan diminta untuk menaruh kedua lengan ke bagian belakang bukan? Di sinilah nilai-nilai sportivitas kalian akan dilatih.
Berikutnya, balap kerupuk juga nyatanya bisa mengembangkan emotional intelligence para pemainnya juga lho sobat. Ketika lawan mainmu sudah menghabiskan kerupuknya lebih dulu, kamu merasa tertekan bukan? Di sinilah kamu diajarkan untuk senantiasa memfokuskan progres terhadap dirimu sendiri dengan mengesampingkan rasa ketinggalan terhadap apa yang menjadi pencapaian orang lain.
Ilusrasi Lomba Makan Kerupuk
Lomba Panjat Pinang
Pernahkah Sobat TGR mencoba panjat pinang? Adakah yang pernah sampai puncak? Nah, siapa sangka jika permainan tradisional panjat pinang sangatlah kental kaitannya dengan tradisi Kolonial Belanda di Batavia dahulu, baik sebagai simbol penindasan atas rakyat pribumi hingga menjadi sebuah tontonan yang menghibur di era tersebut. Panjat pinang disebut juga de klimmast yang bermakna memanjat tiang.
Tempo itu, sejumlah rakyat pribumi ikut serta dalam permainan panjat pinang guna bersaing meraih beberapa bahan makanan, pakaian, serta kebutuhan-kebutuhan lain yang menggantung pada puncak tiang. Di satu sisi, tepat di sudut bangunan mewah, Pemerintah Kolonial Belanda menyaksikan semuanya dari bawah dengan diiringi gelak tawa atas semua usaha rakyat pribumi tersebut. Bagi mereka, perlombaan panjat pinang tidaklah berbeda dengan sebuah sirkus yang berisikan pribumi.
Memang sih, ternyata lomba ini memiliki sejarah yang kelam, namun, panjat pinang juga diyakini sebagai bagian dari bentuk perlawanan rakyat pribumi. Hal ini dapat dimaknai bahwa kita selaku rakyat Indonesia akan senantiasa mengupayakan segalanya, bahkan dari barang-barang yang dianggap remeh sekalipun. Di mana nilai itu berseberangan sekali dengan apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada masa pendudukannya.
Lomba Panjat Pinang
Balap Karung
Lomba balap karung menjadi salah satu permainan favorit masyarakat pada saat perayaan 17 Agustus. Dengan memaksimalkan keseimbangan tubuh, wajar saja hanya orang-orang tertentu yang dapat memainkan perlombaan balap karung dengan mulus, tanpa perlu jatuh dulu. Nah, tahu tidak sih jika permainan tradisional yang satu ini merupakan bagian dari sisa peninggalan Jepang di Indonesia?
Berkaca pada sejarahnya, kondisi ekonomi yang dialami oleh rakyat Indonesia masa pendudukan Jepang dahulu berada dalam status memprihatinkan. Kita dapat melihatnya dari akses sandang yang begitu terbatas. Di mana hal tersebut memaksa kaum pribumi guna memanfaatkan penggunaan karung goni yang kala itu sangatlah mudah dicarinya.
Diketahui juga jika pakaian goni menjadi isyarat dari sistem kerja paksa romusa yang dilakukan oleh Pemerintah Jepang saat itu. Kondisi semakin pilu manakala kawanan kutu menghinggapi baju-baju dari para pribumi, mengingat kegunaan aslinya yang selaku kemasan beras. Maka demikian, penyakit kulit pun perlahan-lahan merebak dan mulai menjangkiti sejumlah pribumi.
Situasi kacau tersebutlah yang mendasari perlawanan dari rakyat Indonesia di kemudian hari. Rakyat Indonesia yang jengkel akan perlakuan tersebut melampiaskan seluruh amarahnya dengan mengadakan permainan balap karung. Di mana perlombaan tersebut bekerja dengan cara menginjak-injakan karung goni.
Lomba Balap Karung
Menyenangkan sekali ya Sobat TGR ketika bisa mengenal nilai-nilai sejarah dari permainan tradisional yang senantiasa kita mainkan saat lomba 17-an ini. Sebuah kilas balik dari perjuangan panjang nenek moyang kita dalam mengupayakan kemerdekaan Republik Indonesia, serta banyak nilainya yang patut untuk kita teladani selaku generasi penerus bangsa.
Mari kita terus menjaga keutuhan dan kebhinnekaan Indonesia yang indah ini, dengan turut melestarikan permainan tradisional. Dirgahayu Indonesiaku yang ke-79! Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar! (LB/ed.HRV)
Untuk Sobat TGR yang ingin berkolaborasi dengan kami, mulai dari menjadi pengisi acara, tenant hingga narasumber, hubungi kami dengan klik tautan ini ya.
Referensi:
Andaresta, Luke. (2022). Simak Histori di Balik Lomba Makan Kerupuk Tiap Agustusan. Diakses pada 15 Agustus 2024, dari hypeabis.id: https://hypeabis.id/read/15204/simak-histori-di-balik-lomba-makan-kerupuk-tiap-agustusan
Arifin, Fadhilla. (n.d). Makna dan Sejarah Kelam di Balik Lomba Makan Kerupuk yang Meriah. Diakses pada 15 Agustus 2024, dari theasianparent.com: https://id.theasianparent.com/sejarah-lomba-makan-kerupuk
Wijaya, Yana Gabriella & Aisyah, Yuharrani. (2020) Sejarah Kerupuk di Indonesia, Makanan Pokok pada Masa Penjajahan. Diakses pada 15 Agustus 2024, dari kompas.com: https://www.kompas.com/food/read/2020/08/09/190700775/sejarah-kerupuk-di-indonesia-makanan-pokok-pada-masa-penjajahan
Inasis, Gitario Vista. (2020). Menguak Sejarah Panjat Pinang, Hiburan Zaman Belanda yang Eksis Hingga Sekarang. Diakses pada 15 Agustus 2024, dari kumparan.com: https://kumparan.com/kumparantravel/menguak-sejarah-panjat-pinang-hiburan-zaman-belanda-yang-eksis-hingga-sekarang-1tzzObJOt5C/full
Hardiyanti, Wida Reza. (2023). Panjat Pinang Masa Kolonial Belanda: Tontonan Meriah atau Perlambang Kolonialisme?. Diakses pada 15 Agustus 2024, dari kompasiana.com: https://www.kompasiana.com/widarezahardiyanti4139/64c433b14addee18ac5af312/panjat-pinang-masa-kolonial-belanda-tontonan-meriah-atau-perlambang-kolonialisme?page=all#section1
Tanjung, Chaidir Anwar. (2018). Begini Kejamnya Penjajah Jepang ke Romusa: Baju Goni dan Cambuk. Diakses pada 16 Agustus 2024, dari news.detik.com: https://news.detik.com/berita/d-4169497/begini-kejamnya-penjajah-jepang-ke-romusa-baju-goni-dan-cambuk
Tim NEWSmedia 05. (2022). Begini Ternyata Sejarah Lomba Balap Karung di Hari Kemerdekaan 17 Agustus, Para Generasi Bangsa Wajib Tahu! Diakses pada 16 Agustus 2024, dari newsmedia.co.id: https://www.newsmedia.co.id/highlight/pr-604044738/begini-ternyata-sejarah-lomba-balap-karung-di-hari-kemerdekaan-17-agustus-para-generasi-bangsa-wajib-tahu?page=2
Warta Bromo. (2022). Sedih, Ternyata Ini Makna Tersembunyi dari Lomba Balap Karung saat Agustusan. Diakses pada 16 Agustus 2024, dari wartabromo.com: https://www.wartabromo.com/2022/08/09/sejarah-lomba-balap-karung-ternyata-menyedihkan/
Traditional Games Returns Tgr Campaign Permainan Tradisional Hut Ri 79