Melestarikan Keindahan dan Keunikan Permainan Tradisional bersama Perpustakaan Nasional RI dalam Acara Festival Literasi Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca
Selasa,
24 September 2024
~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 64 Kali
Halo, Sobat TGR! Dalam rangka Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca, Perpustakaan Nasional menggelar acara Festival Literasi. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 September 2024 dan berlangsung di Lobi Plaza, lantai satu Perpustakaan Nasional. Acara tersebut dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjut dengan penampilan tarian Rangku Ulu oleh adik-adik dari Sanggar Sagita Kencana Budaya.
Penampilan Tarian Rangku Ulu
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Pembukaan acara belum lengkap kalau belum ada sambutan. Pada acara kemarin, sambutan disampaikan oleh Bapak Drs. Agus Sutoyo, M. Si, selaku Kepala Pusat Jasa Informasi dan Pengelolaan Naskah Nusantara Perpustakaan Nasional RI dan Ibu Drs. Mariana Ginting, M. M. Setelah sambutan, acara dilanjut dengan kegiatan Gelar Wicara.
Sambutan Bapak Drs. Agus Sutoyo, M. Si.
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Sambutan Ibu Drs. Mariana Ginting, M. M.
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Gelar Wicara yang bertajuk “Permainan Tradisional: Menjaga Warisan dan Mewariskan Makna” ini mengundang narasumber-narasumber yang ahli dalam permainan tradisional. Narasumber yang hadir dalam acara tersebut adalah Kak Aghnina Wahdini selaku founder dari Traditional Games Returns (TGR) dan Ibu Arista Nurbaya selaku Kepala Bidang Pengembangan Kebudayaan Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Khusus Jakarta. Tak ketinggalan pula, moderator keren yang memimpin kegiatan Gelar Wicara kemarin yaitu yaitu Kak Anzalna Nuraini Alifah selaku Duta Bahasa Nasional 2022.
Kegiatan Gelar Wicara
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Dalam acara Gelar Wicara tersebut, banyak pembahasan keren mengenai permainan tradisional yang disampaikan oleh kedua narasumber yang hadir. Dari banyaknya pembahasan tersebut, ada poin penting yang bisa dirangkum.
“Permainan tradisional merupakan bagian dari budaya dan memiliki arti filosofis. Nilai lebih dari permainan tradisional dibanding permainan lain adalah dilakukan dengan menggunakan fisik, berhubungan dengan alam, menggunakan taktik, dan melibatkan kerjasama.”
“Permainan tradisional tidak terbatas untuk dimainkan oleh anak-anak, tapi dapat dimainkan oleh berbagai golongan usia. Permainan tradisional perlu dilestarikan di tengah tantangan yang muncul di zaman sekarang seperti kemajuan teknologi, keterbatasan tempat/fasilitas, dan perubahan perilaku social. Semua pihak perlu terlibat untuk melestarikan permainan tradisional, mulai dari peran orang tua di rumah, guru di sekolah, hingga masyarakat sekitar.” - Bu Arista dan Kak Aghnina
Suasana keseruan dan keseriusan selama Gelar Wicara sangat kontras dirasakan. Banyak ilmu yang didapat dari kegiatan tersebut dan dapat dijadikan ide untuk para penggiat kegiatan seperti komunitas dan pengurus sekolah dalam membuat suatu aktivitas bagi para peserta ataupun muridnya.
“Acara ini keren banget, serta narasumber yang menjelaskan mengenai permainan tradisional juga keren banget dan sangat terlihat memahami permainan lokal. Untuk penerapan permainan tradisional di taman baca mungkin akan keren dan juga jadi referensi kami. Karena selama ini TBM lebih menerapkan ke literasinya dan belum ada penerapan untuk permainan tradisionalnya. Jadi dengan adanya acara ini bisa lebih menambah ilmu kita dan bisa nanti kita terapkan langsung ke anak-anak,” ujar Kak Susi dari Taman Baca Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka Bogor.
“Kami diundang oleh Perpusnas untuk menghadiri acara Gelar Wicara ini. Acara ini sangat bagus dan menarik, apalagi bertemakan permainan tradisional anak-anak yang mungkin sekarang permainan tradisional sudah tergilas oleh gadget, permainan online, dan digitalisasi. Maka dari itu dengan adanya permainan tradisional yang dibudayakan sekarang ini oleh Perpusnas sangat bagus dan mudah-mudahan anak-anak kita tidak ketinggalan jaman dan budaya lokalnya sehingga bisa tetap melestarikan budaya lokal yang kita punya. Semoga juga kita bisa terus berkolaborasi dan di kedepannya untuk literasi dan numerasi bisa meningkat pesat, serta anak-anak kita mendapatkan pengalaman terbaiknya,” ujar Bu Sugesti dari SDN Tengah 03, Kel. Tengah, Jakarta Timur.
Selain dari para penggiat komunitas maupun sekolah, para pengisi acara pun turut antusias dan senang pada acara yang diadakan kemarin. Tidak hanya sebagai media untuk belajar, namun acara tersebut juga sebagai media untuk bercerita mengenai permainan tradisional.
“Kalau kita bicara tentang kebudayaan sendiri, ada 10 OPK (Objek Pemajuan Kebudayaan), yang mana salah satunya adalah permainan tradisional. Saya sangat gembira dan senang sekali karena Dinas Kebudayaan dilibatkan di acara ini dan menunjukkan bahwa kami tidak jalan sendiri, tapi banyak pihak (dalam hal ini adalah Perpusnas) juga menginisiasi kegiatan untuk melestarikan permainan tradisional. Pesan saya untuk anak-anak adalah bermainlah karena dengan bermain kita bisa punya memori indah. Selain itu, jangan lupakan kebudayaan karena kebudayaan adalah wajah buat bangsa dan itu yang membedakan kita dari bangsa lain,” Bu Arista Nurbaya dari Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
“Awalnya aku melihat permainan tradisional itu seperti permainan biasa yang dimainkan oleh beberapa orang. Tapi, ternyata permainan tradisional mengandung banyak sekali sejarah di belakangnya dan ada juga ritual-ritual yang bahkan harus diikuti ketika membuat suatu alat permainan tradisional. Aku sebelumnya gatau kalau ada arti yang mendalam dari permainan tradisional yang menurutku itu adalah warisan budaya yang ga boleh hilang. Pesan dari aku adalah untuk orangtua yang tadi hadir di sini bisa lebih banyak mendidik anak-anaknya untuk bermain permainan tradisional, tapi untuk anak-anak muda seperti kita semoga lebih banyak tahu tentang permainan tradisional dan bisa ikut turut melestarikan permainan tradisional,” Ka Anzalna, Duta Bahasa Nasional 2022.
Memang terlihat sangat seru sekali pembahasan yang dibawa dalam Gelar Wicara pada acara kemarin. Tapi, keseruan di acara Festival Literasi kemarin tidak hanya sampai situ saja lho sobat. Kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan bermain permainan tradisional, yang mana para anak-anak dari TBM dan sekolah yang diundang oleh Perpusnas dibagi menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok didampingi oleh kakak pendamping dari TGR untuk mencoba permainan-permainan yang ada seperti congklak, gasing bambu, dampu bulan, ular tangga raksasa, lompat karet, dan hulahoop.
Bermain Permainan Congklak
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Bermain Permainan Gasing Bambu
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Bermain Permainan Hulahoop
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Bermain Permainan Lompat Karet
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Angel, dari TBM Retemali Bekasi, merasakan keseruan pada kegiatan bermain permainan tradisional. Salah satu cerita menarik dari dirinya adalah ketika kelompok dia sedang berada di permainan hulahoop, dia cerita dulu bisa bermain hulahoop karena dia sempat les balet. Tapi, semenjak dia tidak les balet, dia sudah tidak begitu bisa untuk bermain permainan tersebut. Meskipun demikian, dia tetap berusaha terus untuk memainkan permainan itu.
“Kesan buat acara ini seru dan asik. Senang banget bisa ke sini. Dan di antara permainan yang tadi dimainin, aku suka banget main congklak,” ujar Angel
Selain dimeriahkan oleh dua kegiatan di atas, acara kemarin dimeriahkan pula oleh stan-stan jualan, mulai dari stan jualan komik, kerajinan tangan anyaman, es goyang, hingga pojok baca. TGR selaku pihak kolaborator yang mengisi acara kemarin juga membuka stan jualan permainan tradisional. Pengunjung yang hadir pun turut menghampiri stan jualan TGR untuk sekadar melihat bahkan membeli permainan yang dijual.
Stan Jualan Komik
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Stan Jualan Kerajinan Tangan Anyaman
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Stan Jualan Permainan Tradisional
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Gimana nih sobat? Seru kan acara di Perpusnas kemarin. Untuk sobat TGR yang ingin berkolaborasi dengan kami, cukup klik tautan ini ya! Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar! (ACN/ed. HRV)
Traditional Games Returns Tgr Jalan-jalan Perpusnas Permainan Tradisional: Menjaga Warisan Dan Mewariskan Makna Gelar Wicara