Traditional Games Returns

Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!

TIPS Mengenalkan Permainan Tradisional untuk Anak

Jum'at, 06 September 2019 ~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 4615 Kali

Hai Ayah dan Bunda!

Permainan tradisional mungkin adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari masa kecil Ayah dan Bunda. Aktivitas tersebut memang menyenangkan, terlebih lagi jika Ayah dan Bunda mengenalkannya kepada buah hati. Ada banyak sekali permainan tradisional yang juga dapat dimainkan di era sekarang, namun apakah Ayah dan Bunda bingung bagaimana cara memilih permainan tradisional yang pas untuk anak? Apa sajakah yang harus dipertimbangkan? Mari kita baca ulasan berikut.

 

  1. Pertimbangan Gender

     Tentunya jenis kelamin anak merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan permainan tradisional yang tepat. Misalnya saja, menurut Telford, Telford, Olive, Cochrane, dan Davey (2016), anak perempuan cenderung kurang menyukai aktifitas fisik dibandingkan dengan anak laki-laki. Sehingga permainan tradisional untuk anak perempuan biasanya adalah congklak, bola bekel ataupun masak-masakan.

     Di lain sisi, permainan yang biasanya dimainkan oleh anak laki-laki adalah layang-layangan, egrang ataupun gobak sodor. Namun, Ayah dan Bunda tetap harus mengajarkan kepada anak bahwa gender bukan hal yang membatasi anak untuk bermain. Sesekali, kenalkan anak perempuan untuk bermain layangan atau ajarkan anak laki-laki untuk bermain congklak. Selain sebagai sarana edukasi, berikan juga pemahaman bahwa semua jenis permainan tradisional tentu menyenangkan untuk dimainkan bersama-sama.

 

  1. Pertimbangan Usia

     Setelah pertimbangan jenis kelamin, pertimbangan usia juga tidak kalah penting untuk memilih permainan tradisional yang pas. Sebagai contoh, anak yang berusia dibawah dua tahun seringkali memasukkan mainan kedalam mulutnya, sehingga permainan yang menggunakan objek yang kecil seperti kelereng dapat sangat berbahaya. Anak dengan usia ini dapat melakukan kegiatan dengan orang tua seperti menggambar, ataupun susun balok.

     Namun, untuk anak yang sudah memasuki usia sekolah, permainan tradisional yang melibatkan kerja sama atau interaksi antarteman akan sangat mengembangkan kemampuan interaksi. Permainan-permainan tersebut seperti petak umpet, ular naga panjang ataupun lompat tali.

 

  1. Pertimbangan Lokasi

     Setelah mempertimbangkan usia dan jenis kelamin, Ayah dan Bunda bisa mempertimbangkan tentang lokasi tempat tinggal. Apabila terdapat lapangan yang luas di dekat rumah, Ayah dan Bunda dapat mengajak anak untuk bermain layang-layangan ataupun bola sepak. Namun apabila tidak ada lapangan luas di dekat rumah, jangan khawatir, masih ada permainan lain seperti ABC lima dasar ataupun membangun rumah-rumahan. Selain menyenangkan, permainan tersebut juga dapat mengasah kemampuan kognitif dan interaksi anak.

 

     Dengan beberapa pertimbangan yang tepat, Ayah dan Bunda tetap bisa memilih dan mengenalkan permainan tradisional untuk anak. Terlebih, menemani anak untuk bermain bersama juga dapat meningkatkan kedekatan emosional antara orang tua dan anak. Jadi, ayo ajak anak bermain bersama! Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar! (Jsk/ed.SF&AW)

 

Referensi:

Telford, R. M., Telford, R. D., Olive, L. S., Cochrane, T., & Davey, R. (2016). Why are girls less physically active than boys? Findings from the LOOK longitudinal study. PloS one11(3), e0150041.

Tgr Parenting Permainan Tradisional
Komentari Tulisan