Traditional Games Returns

Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!

Budaya Peninggalan Kerajaan Mataram Islam: Tari Serimpi

Jum'at, 24 Januari 2025 ~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 184 Kali

  Halo, Sobat TGR! Kali ini kita gak akan membahas permainan tradisional dulu ya, melainkan bentuk dari kebudayaan lainnya. Ya, mengingat bahwa negara kita yang terdiri dari 1.340 suku bangsa ini memiliki beragam jenis kebudayaan, maka kita sesekali membahas bentuk kebudayaan lainnya, yaitu tari tradisional. Nah, sebelum masuk ke sana, kira-kira apa sih yang disebut dengan kebudayaan itu?

Penjelasan Singkat Mengenai Kebudayaan

  Kebudayaan secara etimologis berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “buddhayah” (merupakan bentuk jamak dari kata “buddhi”) yang berarti budi atau akal. Oleh karena itu, kebudayaan akan selalu berkaitan dengan akal. 

  Hal ini sejalan lho dengan pendapat Bapak Antropologi Indonesia, yaitu Koentjaraningrat (2015) yang menjelaskan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan dari sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia yang diwariskan dari generasi ke generasi secara kolektif. Gagasan manusia ini menghasilkan tindakan dan tindakan ini menghasilkan hasil karya yang nantinya, diturunkan untuk generasi selanjutnya dalam kelompok.

  Nah, yang dimaksud dengan “kelompok” ini apa sih? Kelompok di sini merupakan suku bangsa dan setiap suku bangsa ini memiliki kebudayaannya masing-masing yang menjadi identitas mereka.

  Walaupun begitu, pada setiap kebudayaan memiliki “benang merah” yang pasti ada. Hal ini disebut tujuh unsur kebudayaan universal yang meliputi sistem bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, serta kesenian.

  Kesenian yang berkembang di negara kita sendiri banyak sekali ya sobat TGR, apalagi seni tari tradisional tuh! Seni tari tradisional kita sudah banyak yang mendunia lho, seperti tari kecak, pendet, tari saman, dan lain sebagainya. 

  Namun, kali ini kita akan membahas tari tradisional yang berasal dari pulau Jawa, yang tidak kalah kerennya yaitu tari serimpi! Penasaran kan seperti apa tari tradisional yang satu ini? Let’s goo~ kita bahas! 

Sejarah Tari Serimpi 

 

Ilustrasi Peragaan Tari Serimpi

 Tari serimpi merupakan salah satu bentuk tari tradisional dengan sajian komposisi tari putri klasik gaya Yogyakarta dan Surakarta yang dibawakan oleh empat penari. Tarian ini memiliki nilai kesakralan karena pada awalnya hanya ditampilkan di lingkungan keraton saja. Namun, seiring berjalannya waktu, tarian ini dapat ditonton oleh siapa saja dan saat ini menjadi warisan budaya Indonesia.  

 Menurut Suprihono (1995) menyatakan bahwa kehadiran karya tari serimpi pertama kali terjadi pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1646), sebagaimana yang tertuang dalam Serat Babat Nitik 1897. Oleh karena itu, tari serimpi menjadi salah satu tari tradisional tertua yang ada di Jawa lho Sobat TGR, selain itu tarian ini konon katanya merupakan bentuk ringkas dari tari bedhaya.

  Nama “serimpi” berasal dari kata impi, yang berarti “mimpi”, mengapa? Karena ketika menonton tari tradisional ini, suasana tenang dan damai tercipta, seolah-olah seperti yang ada di dalam dunia mimpi.

  Jika melihat Kamus Istilah Tari dan Karawitan Jawa, kata serimpi diartikan dengan komposisi tari putri klasik gaya Surakarta dan Yogyakarta yang dibawakan oleh empat penari perempuan. Tarian ini juga berkaitan dengan empat unsur kehidupan manusia, yaitu grama (api), angin (udara), toya (air), dan bumi (tanah). 

  Tari serimpi juga dianggap mempunyai nilai kesakralan dan kesucian karena pada awalnya, tarian ini hanya ditampilkan di lingkungan keraton untuk acara-acara penting seperti acara kenegaraan, menyambut tamu istimewa, atau upacara adat sakral lainnya. 

  Nah Sobat TGR, tari serimpi ini ternyata punya dua jenis lho, yaitu gaya Surakarta dan Yogyakarta. Hal ini berakar dari pecahnya Kerajaan Mataram Islam pada perjanjian Giyanti pada tahun 1755 yang membagi kerajaan ini menjadi Kasunanan Surakarta (Surakarta Hadiningrat) dan Kesultanan Yogyakarta (Ngayogyakarta Hadiningrat). 

Naskah Asli Perjanjian Giyanti

  Kira-kira seperti apa sih perbedaan gaya tari serimpi Surakarta dan Yogyakarta dan apakah seberbeda itu? Daripada penasaran, yuk stay tuned!

Tari Serimpi Surakarta vs Yogyakarta

   Meskipun gerakan tari kedua wilayah ini tampak serupa, tetapi terdapat beberapa perbedaan di antara keduanya lho, Sobat TGR. Contoh-contoh perbedaanya terletak pada postur tubuh penari dan cara sembahan atau yang disebut memberi salam. 

  Tari serimpi Yogyakarta, postur tubuh penari tegap dan lurus, sementara tari serimpi Surakarta postur tubuhnya condong ke depan atau mayuk. Cara sembahan tari serimpi Yogyakarta dengan kedua telapak tangan dirapatkan dan ujung ibu jari tepat di depan hidung lalu keempat jari sedikit turun ke depan, sedangkan tari serimpi Surakarta keempat jari menghadap ke atas. 

  Menurut Sumandiyo dalam Soemaryatmi (2021) mengatakan bahwa tari gaya Yogyakarta dan tari gaya Surakarta walaupun sama-sama mewarisi budaya Mataram Islam, tetapi dalam tari perkembangan keduanya memiliki ciri-ciri yang berbeda. Tari klasik gaya Yogyakarta lebih berciri “klasik maskulin”, sementara tari klasik gaya Surakarta lebih mengarah ke ciri “romantik feminim”. 

  Perbedaan gerakan ini menunjukkan ragam pada karakteristik kedua daerah. Meskipun gerakannya berbeda, keduanya masih memiliki inti tarian yang sama dengan keindahannya masing-masing. Wah, gimana nih Sobat TGR, jadi tertarik banget ya untuk melihat pertunjukan tari serimpi ini.  

Tari Serimpi Gaya Yogyakarta

Tari Serimpi Gaya Surakarta 

Tradisi dan Adat dalam Tari serimpi 

  Tari serimpi bukan hanya sekedar hiburan saja, namun tari ini juga sebagai bagian tradisi Mataram Islam yang penuh nilai luhur. Para penari serimpi adalah perempuan-perempuan terpilih yang dilatih untuk menguasai gerakan yang penuh keharmonisan. 

 Ciri utama pada tarian ini yaitu, memiliki gerakan dengan tempo yang lembut dan halus. Gerakan harus dilakukan dengan harmonis. Sehingga, simbol dan makna bisa disampaikan dengan jelas kepada penonton. Gerakan pada tarian ini menggambarkan kesopanan, budi pekerti, keharmonisan hidup ciri khas masyarakat Jawa dan sifat lemah lembut yang menjadi karakter perempuan Jawa. 

  Selain gerakan, kostum penari juga menjadi daya tarik dalam pertunjukan ini. Para penari mengenakan busana yang sangat khas dengan adat Jawa, seperti penggunaan kebaya indah dengan kain batik, sementara aksesoris selendang, sanggul, centhung, kalung dan gelang, keris, serta kipas. 

Busana Tari Serimpi

  Pada pertunjukan tari serimpi juga diiringi oleh musik gamelan Jawa. Pertunjukan ini membuat siapapun yang menyaksikannya merasa kagum dan takjub pada keindahan tari serimpi. 

Nah, sama seperti tari tradisional lainnya, tari serimpi juga memiliki keunikan, lho! Keunikan pada tari serimpi adalah tarian ini merupakan tarian suci dan sakral yang melambangkan kekuasaan raja, sehingga tarian ini memiliki kedudukan istimewa di keraton. Terdapat banyak jenis tari serimpi dari masing-masing daerah Surakarta atau pun Yogyakarta.  

  Namun, dari sekian banyak jenis tari serimpi, yang paling sering dipentaskan dan populer di masyarakat, yaitu tari serimpi sangupati dari Surakarta. Jenis tari serimpi ini menceritakan tentang calon raja atau putra mahkota yang diharapkan menjadi pengganti raja untuk melanjutkan kekuasaan kerajaan.

Pola Sajian Tari Serimpi 

  Nah, Sobat TGR, tari serimpi punya pola sajian atau tahapan gerakan yang memiliki tiga istilah penting. Pertama, tari serimpi dimulai dengan gerakan maju gawang. Gerakan tari serimpi ini adalah salah satu gerakan yang dilakukan para penari saat mereka akan memasuki area panggung atau area pementasan.

Gerakan Tari Serimpi Maju Gawang

  Dalam gerakan ini, para penari harus berjalan belok ke kiri dan ke kanan sesuai dengan pola lantai yang telah disesuaikan. Gerakan ini akan diakhiri dengan duduk, yang berarti bahwa para penari telah siap untuk mulai menari. Gambar di atas merupakan gerakan pada bagain maju gawang yang disebut sembahan sila panggung, lho!

  Selanjutnya, penari masuk ke gerakan pokok. Gerakan ini adalah salah satu gerakan inti yang menyajikan adegan sesuai dengan alur atau jalan cerita yang ingin disampaikan. Masing-masing alur cerita berbeda berdasarkan karakter yang diceritakan, contohnya adalah tari serimpi padhelori yang menceritakan tentang kesedihan dari cerita cinta segitiga. 

  Terakhir, gerakan mundur gawang, yaitu gerakan yang dilakukan oleh para penari saat keluar dari panggung pementasan. Gimana nih Sobat TGR, makin tertarik nggak buat lihat pertunjukkan tari serimpi secara langsung?

Makna Tari Serimpi 

 

Pertunjukan Tari Serimpi (Gerakan Mundur Gawang)

  Di balik gerakan tari serimpi yang indah, ternyata terdapat sebuah makna dan cerita mengenai arti kehidupan yang relevan hingga saat ini. Penasaran? Yuk, langsung aja kita bahas!

 Dalam tari serimpi terdapat struktur sajian yang terdiri dari maju gawang, tarian pokok, dan mundur gawang. Ketiga struktur sajian tersebut merupakan simbolisasi dari kehidupan manusia.

  Manusia senantiasa akan berhadapan dengan tiga tahapan hidup, yakni lahir, hidup (dengan berbagai perjuangan dan masalahnya), kemudian mati. Dalam pengertian ini, tari serimpi dianggap sebagai sarana yang mampu memberikan tuntunan pandangan hidup masyarakat bangsawan pada masa itu (Suprihono, 1995). 

  Tari serimpi juga dikenal sebagai simbol keseimbangan alam. Makna tersebut mengungkapkan keseimbangan antara yang jahat dengan yang baik, yang gelap dengan yang terang, serta antara bumi dan langit. 

 Amarah, mutmainah, aluamah, dan supiah adalah aura yang dimiliki manusia yang digambarkan oleh empat penari dalam pertunjukan tari serimpi. Tari ini memberikan makna bahwa dalam kehidupan terdapat kebaikan dan kejahatan.

  Seperti yang disebutkan sebelumnya, pada bagian maju gawang terdapat gerakan sembahan sila panggung. Menurut Tyas (2018) gerak tersebut memiliki makna, yaitu sebagai tanda penghormatan kepada raja atau penonton, lalu juga sebagai bentuk permohonan doa pada Tuhan Yang Maha Esa.

  Gerakan ini merupakan gambaran dari kelemahan diri manusia, di mana pada gerakan ini menggambarkan rasa syukur atas nikmat yang telah dilimpahkan Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai pengingat untuk selalu berdoa serta memohon keberkahan hidup. Selain itu, pada gerakan sembahan sila panggung juga terkandung suatu makna berupa nilai sopan santun, yang di mana gerakan ini mengandung makna bahwa kita sebagai manusia harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain. 

  Tari serimpi juga mengandung makna tentang nilai-nilai luhur agar manusia mampu mengendalikan hawa nafsunya. Tarian ini juga menjadi pengingat agar segala tingkah laku manusia mengandung kebaikan dan kesejahteraan. 

  Nah, itulah pembahasan dari tari serimpi! Ternyata tari tradisional ini memiliki sejarah dan makna yang cukup dalam ya, Sobat TGR? Jadi makin penasaran nggak sih dengan budaya indonesia lainnya? 

  Yuk, kita jaga dan lestarikan budaya Indonesia ini, karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikannya? Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar! (NAY/ed.KA)

  Untuk Sobat TGR yang ingin berkolaborasi dengan kami, mulai dari menjadi pengisi acara, tenant hingga narasumber, hubungi kami dengan klik tautan ini ya.

Writer: Kania Nurzahra

Editor: Kirana Aulia Mecca

Graphic Designer: Dinda Priska

QC/Publisher: R. Harvie R. B. R

Referensi: 

Endang Wediningsih, C., et al. (2024). Eksplorasi Etnomatematika Pada Gerakan Tari Materi Geometri. 3(1), pp. 78–88. https://doi.org/10.58540/pijar.v3i1.688.

Fatimah, F. (2022). Tari Serimpi, Seni Budaya Sejak Kerajaan Mataram Islam Masa Sultan Agung. Budaya.jogjaprov.go.id. Diakses pada 5 Januari 2025, dari https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/1227-tari-serimpi-seni-budaya-sejak-kerajaan-mataram-islam-masa-sultan-agung. 

Indonesia Kaya. (n.d.). Tari Serimpi Sangupati Melawan dengan Kelembutan. https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/melawan-dengan-kelembutan-melalui-tari-serimpi-sangupati/ 

Kemendikbud. (2021). Tari Serimpi, Warisan Budaya Indonesia. Diakses pada 4 Januari 2025, dari https://budaya-data.kemdikbud.go.id/wbtb/objek/AA001301.

Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sawitri, S. et al. (2023). Komodifikasi Pada Tari Srimpi Merak Kesimpir Karya Hamengkubuwana Ke Vii. Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 14(1), pp. 90–96. https://doi.org/10.24176/re.v14i1.11371.

Soemaryatmi, S. (2022). Studi Pustaka Tari Srimpi Muncar Gaya Yogyakarta dan Gaya Mangkunagaran Surakarta. Acintya : Jurnal Penelitian Seni Budaya, 13(2), pp. 204–218. https://doi.org/10.33153/acy.v13i2.4123.

Suprihono, A.E. (1995) ‘Tari Srimpi : Ekspresi Budaya Para Bangsawan Jawa’, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Susisusanti, D. (n.d). Mengenal Tarian Tradisional Yogyakarta, Tari Serimpi. Backpackerjakarta.com. Diakses pada 9 Januari 2025, dari https://backpackerjakarta.com/mengenal-tarian-tradisional-yogyakarta-tari-serimpi/.

Tim Sinergi Pers 06. (2022). Tarian Adat Serimpi Khas Yogyakarta Lengkap dengan Maknanya. Sinergi Pers. Diakses pada 8 Januari 2025, dari https://www.sinergipapers.com/jogja/pr-2874704959/tarian-adat-serimpi-khas-yogyakarta-lengkap-dengan-maknanya.

Tyas, G.P. (2018). Nilai Pendidikan Karakter Dalam Ragam Gerak Tari Srimpi Pandelori. Mudra Jurnal Seni Budaya, 33(2), pp. 182–190. https://doi.org/10.31091/mudra.v33i2.329.

Umam. (n.d). Sejarah Asal Tari Serimpi: Perlawanan Terhadap Penjajah. Gramedia. Diakses pada 5 Januari 2025, dari https://www.gramedia.com/literasi/tari-serimpi/?srsltid=AfmBOopSBiEYE7BcXwIQlYwzBn6gxDtG7BUZuScsg35hgZIqUyr1w07x.

Yanusa Nugroho Channel. Padneswara "Srimpi Sangupati". Diakses pada 20 Januari 2025, pada https://youtu.be/AwYvlaqb_uY?si=I9uit99I8EEbHNcu.

Traditional Games Returns Permainan Tradisional Tari Tradisional Tari Serimpi Perbedaan Tari Serimpi Surakarta Dan Yogyakarta Perjanjian Giyanti Surakarta Yogyakarta
Komentari Tulisan