Traditional Games Returns

Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!

Kenangan Setahun Bersama TGR: Kesan dan Pesan dari Batch 7

Senin, 21 April 2025 ~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 422 Kali

  Halo, Sobat TGR! Kalian pastinya sudah tidak asing dengan kami yang tiap tahunnya membuka kesempatan untuk berproses bersama TGR. Nah, pada periode 2023-2024 TGR sudah memasuki batch yang ke-7 nih dan ternyata mereka sudah satu tahun, lho!

  Satu tahun itu tentu bukan waktu yang singkat. Dalam dua belas bulan atau bahkan lebih bersama TGR, mereka pasti punya banyak cerita dan pengalaman yang ingin dibagikan ke Sobat semua. Kalau begitu kita pantengin cerita mereka bareng-bareng, yuk!

Apakah Ini yang Disebut Jodoh?: Awal Mula Mereka Bergabung TGR

  “Tenang aja, kalau jodoh pasti ketemu, kok!” Kalimat tersebut, bukan hanya bualan semata lho, Sobat TGR! Bukti nyatanya ada di teman-teman kita dari Batch 7 dengan berbagai ceritanya, pada akhirnya mereka bergabung dengan komunitas tercinta ini.

  Ada yang diawali dengan kegabutan dan keisengan, serta ada pula bergabung karena terinspirasi oleh saudara atau teman. Sebagian tertarik karena sejalan dengan passion mereka dan sebagian lainnya, tertarik dengan event offline TGR. Kira-kira seperti apa sih cerita-cerita mereka?

  Pertama, kita mulai dari cerita Kak Endang, Divisi GD (Graphic Designer) yang bergabung dengan TGR karena rasa gabutnya di sela-sela kesibukan perkuliahan. Pada saat itu, Kak Endang sedang mencari kegiatan lainnya untuk mengisi waktu luang dan kebetulan banget bahwa ia melihat unggahan open recruitment-nya TGR. Tanpa babibu lagi, ia langsung memutuskan untuk mendaftar deh.

“Waktu semester satu aku tuh gabut karena nggak ada kegiatan. Jadi aku cari volunteer gitu di Instagram. Nah, kebetulan TGR open recruitment saat itu. Ya udah, aku daftar deh dan ternyata lolos!” Cerita Kak Endang dengan semangat.

  Nah, ternyata tujuan awal Kak Endang bukan ke Divisi GD nih Sobat TGR, melainkan Divisi SMA (Social Media Admin).  Hal ini sedikit disinggung Kak Endang dalam ceritanya.

“Aku tuh awalnya daftar SMA, bukan GD. Pas interview ditanya dikit gitu tentang design…Nah, ending-nya malah di GD,” imbuhnya.

  Bisa begitu ya, eh tapi gak papa juga lho! Karena nih ya, siapa tahu potensi Kak Endang lebih besar di Graphic Designer? Hehehe…

  Kemudian, ada Kak Ratna dari Divisi ICW (Instagram Content Writer) yang berkenalan dengan TGR karena terinspirasi dari kakaknya nih, Sobat TGR! Kira-kira Kakaknya Kak Ratna di divisi apa ya?

  Setelah Kak Ratna tahu TGR dari kakaknya, ia merasa penasaran dan berakhir kepoin Instagram-nya TGR. Alhasil, Kak Ratna makin tertarik deh, karena ia rasa kegiatan TGR seru-seru banget, terutama saat bermain dengan anak-anak. Namun, karena terbatas dengan jarak, akhirnya ia memilih divisi yang bergerak secara online deh.

“Pertamanya tahu dari kakak aku, soalnya dia join TGR juga. Terus aku iseng lihat Instagram-nya TGR, eh kayak seru gitu main sama bocil-bocil gemes, terus kita bisa nostalgia juga, kan kalau ikut acara offline. Tapi gegara kuliahku jauh jadinya cuma bisa ikut divisi yang tugasnya online gitu,” cerita Kak Ratna.

  Jadi, TGR sendiri tidak hanya berkegiatan offline ya! Kalian yang di luar Jabodetabek tetap bisa ikut kok, dengan daftar di divisi yang online! Anyway, mirip dengan Kak Ratna, Kak Muy dari Divisi RnD (Research and Development) subdivisi Web Content Editor juga suka main dengan anak-anak lho, bahkan ia ingin menerapkan ilmu dari TGR.

“Dulu aku tertarik untuk ikut event Voluntrip. Kebetulan ada Voluntrip share salah satu acara yang kolaborasi sama TGR, eh pas kulik-kulik dikit, ternyata lagi open recruitment batch ke tujuh. Ditambah waktu itu aku pernah jadi baby sitter toddler, jadinya pengen banget ikut TGR buat ambil dan menerapkan ilmu dari TGR ke bocil-bocil yang kuasuh biar main-main permainan tradisional dan nggak melulu main gadget,” ungkap Kak Muy.

  Awalnya tuh, Kak Muy tertarik dengan kegiatan Voluntrip by Kitabisa. Namun, kebetulan salah satu acara dari Voluntrip itu ternyata berkolaborasi dengan TGR! Karena penasaran dengan TGR, ia memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut dan kebetulan lagi oprec batch 7. Wah, apakah ini yang dinamakan jodoh?

  Pada saat itu, kebetulan juga bahwa Kak Muy sedang menjadi baby sitter untuk batita. Oleh karena itu, sekalian deh Kak Muy ingin menerapkan ilmu terkait permainan tradisional ke anak-anak yang diasuhnya.

  Nah kerennya lagi nih Sobat TGR, Kak Muy ternyata juga pernah bekerja di badan penerbit dan publikasi sebuah universitas swasta lho, sebagai editor. Karena alasan ini pula Kak Muy berakhir memilih subdivisi WCE (Web Content Editor) untuk memanfaatkan ilmu dari pengalamannya, walaupun memang sebenarnya ia lebih ingin menjadi fotografer sih.

“Aku pernah kerja di badan penerbit dan publikasi sebuah universitas swasta sebagai editor, jadi aku pengin utilize background itu specifically. Sebenarnya ya waktu itu pengen jadi fotografernya TGR sih, tapi aku nggak domisili Jabodetabek, kan sedih, ya,” cerita Kak Muy.

  Walaupun gak bisa jadi fotografernya TGR, nyatanya Kak Muy berperan besar lho di Divisi RnD! Selain Kak Muy, Kak Irena dari Divisi AI (Activity Instructor) juga mengenal TGR dari event Voluntrip. 

  Nah, Kak Irena sendiri sedari awal sudah memiliki misi yang jelas untuk bergabung dengan divisi tersebut. Kira-kira apa ya, Sobat TGR?

“Aku tahu TGR dari Voluntrip Kitabisa. Jadi aku pertama kali ikut kegiatan mereka dan ternyata kegiatannya itu kolaborasi dengan TGR. 

"Karena aku rasa kegiatannya menyenangkan, akhirnya aku daftar saat TGR open recruitment. Nah kalau bahas tujuan, memang dari awal aku mau terlibat dalam kegiatan TGR untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak. Jadi memang aku mau berinteraksi langsung dengan anak-anak untuk menjelaskan permainan tradisional, baik dari konsep permainannya dan cara bermainnya,” jelas Kak Irena.

  Misi yang diemban oleh Kak Irena ini ternyata selaras dengan misi TGR, yaitu memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak. Duh, jadi ingin belajar dan main bareng sama Kak Irena, nih!

  Terus ada Kak Auri, dari Divisi SMA (Social Media Admin) yang memutuskan bergabung karena keunikannya TGR. Kata Kak Auri, TGR itu unik karena sangat jarang ada sebuah komunitas yang mengangkat isu hak bermain anak.

“Hm, bisa kenal TGR waktu kebetulan unggahan open recruitment TGR lewat di beranda. Nah, alasan ingin bergabung dengan TGR karena TGR unik. Kenapa? Karena jarang ada sebuah komunitas yang mengangkat isu hak bermain anak, apalagi di sini TGR ingin melestarikan permainan tradisional yang sudah jarang terlirik sekarang,” jelas Kak Auri.

  Terakhir ada Kak Nenden yang menjadi special case di batch 7 kali ini. Eh, kenapa kok begitu?

 Ternyata Kak Nenden yang merupakan anggota TGR dari batch 7, mendaftar lagi dengan posisi berbeda di batch 8. Kok bisa sih, kira-kira seperti apa ya cerita Kak Nenden?

“Aku bergabung TGR di Batch 7. Saat itu aku bergabung ke divisi GD, karena aku suka saat harus memvisualisasikan sesuatu ke dalam konten dan senang banget kalau hal (dalam hal ini design) yang aku buat dapat digunakan dan bermanfaat bagi orang lain.” 

“Kebetulan juga di awal 2024 saat itu TGR membuka Recruitment susulan untuk posisi Graphic Design. Lalu saat ini di batch 8 aku bergabung di divisi HRD karena selain merasa semakin nyaman di TGR, aku juga merasa ingin mempelajari hal baru, divisi baru, dan ingin mengenal TGR lebih dekat,” jelas Kak Nenden.

  Nah, ternyata awalnya Kak Nenden bergabung dengan TGR di Divisi Graphic Designer untuk batch 7. Lalu, ia pindah divisi dengan mengikuti seleksi ulang pada batch 8 ke dalam Divisi HRDA. Alasannya, karena ia sudah nyaman dan ingin mempelajari hal baru yang berbeda, keren banget ya Kak Nenden!

  Berdasarkan cerita dari mereka, memang tak dapat dipungkiri bahwa jikalau berjodoh pasti akan selalu ada jalan untuk bersama di TGR, walaupun dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Rasanya sudah seperti takdir saja, ya Sobat TGR! Eits, kalian jangan pergi dulu ya, kisah menarik mereka masih berlanjut nih!

Keseruan dan Tantangan di TGR

  Setiap Divisi di TGR memiliki keseruan dan tantangannya masing-masing, menciptakan pengalaman yang beragam bagi setiap anggotanya. Ibarat sebuah puzzle, setiap divisi adalah kepingan yang memiliki bentuk dan peran unik, namun saling melengkapi untuk membentuk gambaran utuh TGR.

  Kak Endang yang bertugas di Divisi GD, tentunya memiliki tugas utama untuk mendesain. Kalau dideskripsikan nih Sobat TGR, Kak Endang bertugas untuk mengekspresikan tulisan menjadi visual yang menarik. Tampilan ini beragam, dari feeds Instagram, thumbnail Youtube, hingga poster untuk TGR.

  Bagi Kak Endang, TGR menjadi tempat belajar hal baru dan mengembangkan hubungan baru. Meski sempat mengalami kesulitan, Kak Endang tetap semangat untuk belajar. Hal serunya Kak Endang senang bisa bertemu teman-teman baru, main permainan tradisional yang belum pernah dicoba, dan eksplor tempat-tempat baru.

“Kalau sebagai GD ya paling nih, dukanya tuh aku kalau ngedit, karena aku nggak jago desain banget, cuma mengandalkan ide doang kan. Kadang tuh suka buntu, terus bingung mau nanya gimana, cara sesuaikannya gimana, pakai tools-nya gimana, terus laptop juga kan dah lemot ya.”

“Terus kalau sukanya tuh aku seru aja ketemu teman-teman baru, main game tradisional yang kadang aku juga nggak tahu, ke tempat-tempat yang nggak pernah aku datengin gitu,” jelas Kak Endang.

  Ternyata di balik tantangan yang dihadapi Kak Endang, ada banyak momen seru yang bikin pengalaman di TGR makin berkesan. Meski sempat mengalami kesulitan dalam melakukan tugasnya, tentunya pasti ada kebahagiaan tersendiri seperti dapat berbagai pengalaman baru. Jadi memang benar ya, ada suka di balik duka!

  Nah, selanjutnya ada Kak Auri yang turut menyatakan rasa sukanya selama di TGR. Kak Auri bercerita bahwa TGR telah menjadi tempat di mana dirinya mendapatkan teman dan pengalaman. Di sini mereka tidak hanya bermain, tetapi saling belajar satu sama lain.

“Sukanya sih yang pasti kita punya relasi baru, teman baru, bahkan pengalaman serta berkembang dan saling belajar satu sama lainnya,” ujar Kak Auri. 

  Bagi Kak Ratna, meski tugasnya terlihat sederhana seperti menulis bahan konten dan mencari ide kreatif untuk Divisi SMA, hal tersebut tentunya punya kesan tersendiri. Kak Ratna senang bisa kenal teman-teman baru dan belajar banyak tentang permainan tradisional lainnya. Meski sedikit kurang puas karena belum bisa ikut acara offline, tapi itu tidak mengurangi semangat Kak Ratna untuk terus berkontribusi.

“Jobdesk jelasnya ya, paling nulis bahan buat konten yang mau disetor ke anak GD, sama nge-plan mau bahas konten apa aja, gitu simple-nya. Kalau sukanya ya senang bisa kenal teman baru terutama yang di ICW, bisa jadi tahu banyak hal contohnya itu permainan tradisional di luar dari yang sebelumnya aku tahu gitu. Kalau dukanya, mungkin ngerasa kurang puas aja sih gegara belum bisa ikutan acara yang offline,” jelas Kak Ratna. 

  Selain Divisi SMA, ada salah satu divisi lagi yang bergerak di belakang layar untuk menghasilkan dan menjaga kualitas artikel TGR tetap terjaga. Yap, salah satu subdivisi RnD yaitu WCE (Web Content Editor) jawaban tepatnya! Tugas mereka nggak hanya menyunting, tapi juga memastikan setiap tulisan sesuai pedoman, logis, dan faktual.

“Kerennya sih WCE tuh garda terdepan publikasi konten situs web-nya TGR. Tugas intinya ya cuma meninjau dan menyunting. Tapi kan menyunting tuh jobdesk-nya serentet ya.”

“Mulai dari menyesuaikan dengan pedoman penulisan yang sedang berlaku sekarang seperti EYD V dan KBBI, menilik apakah calon konten sudah sesuai dengan logika bahasa tulisan, memastikan alur tulisan bernas dengan plot tidak bertele-tele dan faktual, nggak jarang juga verifikasi informasi yang tertera dalam tulisan. Kadang melakukan hal teknis juga seperti saling mengingatkan dan membantu WCW menghadapi tenggat waktu,” jelasnya.

  Ternyata tugas WCE ini nggak main-main, ya! Dari menyunting, memastikan kualitas konten, bahkan mengingatkan dan membantu teman-teman di WCW (Web Content Writer). Nggak heran kalau mereka disebut garda terdepan publikasi konten TGR ya!

  Terus selain membahas tugas WCE, Kak Muy juga menceritakan kesannya selama di TGR. Bagi Kak Muy, perjalanannya selama setahun di TGR membawa banyak pelajaran berharga.

“TGR kan sifatnya volunteer ya, cobaan banget buat mengabdi di sela-sela kehidupan yang fana enih. Cobaan kan kek ujian menuju hak yang bisa membentuk diri tuh, di sini diasah banget buat kemampuan manajemen waktuku.”

“Sejujurnya setahun di sini aku merasa belum bisa memberikan yang terbaik buat TGR karena kesibukan kerja yang lumayan padat. Tapi di situlah aku ngerasain manfaatnya, aku bisa belajar bikin priority list, aku bisa belajar buat take a break dari hiruk pikuk pekerjaan dan menyisihkan waktuku buat TGR.”

“Setelah setahun ada di TGR, semakin ke sini aku semakin respect ke senior-senior dan para perintis TGR, mereka keren banget bisa meluangkan waktu mereka buat TGR, menyisihkan sedikit dari kesibukan mereka buat non-profit volunteering gini. Pas awal-awal juga aku belum ngerasain manfaatnya, rasanya sekadar meluangkan waktu buat nambah pengalaman.”

“Tapi setelah setahun baru terasa juga, betapa serunya ketemu dan sekaligus mulai mengenal mereka sebagai saudara. Padahal pun aku kontakannya via daring, tapi merasa bersyukur banget serasa punya keluarga tempat pulang dari hiruk-pikuk dunia nyata yang semrawut,” cerita Kak Muy.

  Kak Muy ini keren banget, ya! Meski sibuk dengan pekerjaan tetap bisa menyisihkan waktu buat TGR dan belajar manajemen waktu. Cobaan-cobaan kecil kayak ujian waktu ternyata bikin Kak Muy makin berkembang, catatan buat kita nih!

  Selain itu, Kak Muy juga merasa bersyukur bisa kenal senior-senior dan perintis TGR yang inspiratif. Meski awalnya cuma sekadar nambah pengalaman, ternyata TGR jadi tempat pulang dari hiruk-pikuk dunia nyata. Jadi nggak cuma belajar, tapi juga dapat keluarga baru yang bikin semangat terus berkobar!

  Setelah kita membahas Kak Muy yang bertugas di belakang layar, sekarang kita beralih ke Kak Irena sebagai fasilitator bermain dari Divisi AI yang berperan di lapangan untuk mengajak anak-anak bermain permainan tradisional! Bagi Kak Irena, interaksi dengan anak-anak yang punya karakter beragam selalu jadi pengalaman menarik dan insightful. Selain itu, kebersamaan solid di TGR juga bikin setiap kegiatan terasa menyenangkan dan tidak membebani.

“Hmmm, kalau sukanya, bermain sama anak-anak selalu jadi pengalaman yang insightful buat aku, karena aku berinteraksi sama anak-anak dengan karakter yang beragam. Lalu, di TGR ini, anggotanya solid dan menyenangkan, jadi ketika menjalani kegiatan juga suasananya fun.”

“Kalau ada kendala juga pasti akan dibantu, jadi nggak pernah merasa terbebani dengan tugas-tugas yang ada. Dukanya jujur aku bingung apa. Mungkin kalau ada dukanya, lokasi kegiatan kadang jauh banget dari rumah aku, jadi capek di jalan,” cerita Kak Irene.

  Kelihatannya Kak Irena menikmati perannya sebagai fasilitator, ya! Ditambah dengan anggotanya yang menyenangkan membuat kegiatannya menjadi pengalaman yang berkesan. Meski kadang capek di jalan karena lokasi yang jauh, tapi semuanya seakan terbayar oleh momen-momen seru yang didapatkan.

  Terakhir, ada Kak Nenden yang turut menceritakan suka dukanya selama bergabung di TGR. Sebagai anggota yang telah bergabung selama dua batch, Kak Nenden belajar pengalaman baru.

“Sukanya banyak sekali, dari kenal banyak orang baik di TGR, sampai jadi sering berkunjung ke tempat baru mulai dari taman, panti asuhan, hotel, sampai tempat wisata! Untuk dukanya seperti masih ada pandangan yang kurang mengapresiasi permainan tradisional. Meski seperti itu, aku tetap sangat bersyukur bergabung dengan TGR!”

  Sepertinya Kak Nenden punya banyak pengalaman seru, ya? Jadi banyak ketemu kenalan baru, bahkan berkunjung ke berbagai tempat bersama TGR. Walau masih ada yang kurang mengapresiasi permainan tradisional, Kak Nenden tetap bersyukur bisa jadi bagian dari TGR.

  Semoga TGR bisa memperkenalkan permainan tradisional ke lebih banyak orang agar dukanya Kak Nenden hilang ya! Nah, selanjutnya yuk kita lihat pengalaman teman-teman kita yang berkesan di hati mereka!

Kenangan yang Berkesan

  Nah, kita sudah melihat apa saja tugas dan bagaimana suka duka teman-teman kita dari Batch 7. Selain itu, teman-teman kita ini juga memiliki kenangan unik dan berkesan bagi mereka, lho! Kira-kira seperti apa sih?

  Cerita pertama berasal dari Kak Endang yang punya kenangan unik saat membantu Divisi AI di Kemenpora. Di sana Kak Endang akhirnya bisa bermain permainan tradisional bersama karakter “anime”, alias para cosplayer. Hal seperti ini pasti jarang dilihat, ya!

“Hal uniknya kayak banyak yang cosplay anime, terus ada komunitas lain juga, nah mereka ikut main di TGR gitu jadi unik aja lihat orang cosplay anime main engklek,” cerita Kak Endang.

  Terus nih pas ditanya tentang manfaat yang didapatkan selama gabung di TGR, Kak Endang langsung cerita kalau dia dapat banyak hal bagus banget. Dari pengalaman baru sampai pelajaran berharga, semuanya bikin Kak Endang merasa berkembang selama jadi bagian dari TGR.

“Hmm, pengetahuan baru, teman-teman baru, lingkungan yang positif, sama aku merasa setidaknya bisa keluar dari zona nyaman gitu, karena kan aku pendiam ya terus dihadapkan sama anak-anak kecil, ibu-ibu juga tuh, jadi mau ga mau harus bisa berekspresi dan menjelaskan semua permainannya gitu,” jawab Kak Endang.

Momen Ketika Kak Endang Mengikuti Kegiatan Offline
(Dokumentasi TGR Community)

  Serupa dengan jawaban Kak Endang, Kak Ratna juga berkata bahwa bergabung dengan TGR memberinya banyak pengalaman dan ilmu baru. Salah satunya adalah belajar merencanakan konten dan menulis bahan konten yang jadi skill baru buat Kak Ratna.

“Salah satunya mungkin pengalaman ya pastinya, sama dapat ilmu baru buat ngebantuin nge-plan konten sama nulis-nulis bahan konten gitu,” ujar Kak Ratna.

  Nah, selanjutnya ada Kak Auri yang antusias bercerita ketika ditanya mengenai pengalaman uniknya di TGR. Salah satu momen yang paling berkesan baginya adalah saat mengikuti kegiatan ulang tahun TGR ke-7. Menurut Kak Auri, acara ini seru, penuh kehangatan dan kebersamaan.

“Tentunya ada dong waktu ikut kegiatan ulang tahun TGR ke-7. Karena di situ saya bisa bermain dan kenal satu sama lain dengan tim TGR yang super humble dan welcome.”

“Nah, pengalaman uniknya tuh susunan acara yang seru serta unik dan tim yang sportif satu sama lainnya. Tentunya waktu bagian bermain dan sharing season kek nggak tahu suka bagian itu deh, karena senang aja sama orang yang humble dan welcome, hehe,” cerita Kak Auri.

  Kak Auri punya pengalaman yang tidak terlupakan ya, ikut merayakan ulang tahun TGR ke-7 bersama teman-teman yang lain. Dari bermain sampai sharing session, semuanya bikin Kak Auri merasa senang akan kebersamaan tim TGR. Duh, jadi pengin ikutan juga!

Kegiatan Ulang Tahun Ke-7 TGR

(Dokumentasi TGR Community, 2023)

  Sementara itu, ada Kak Muy yang memiliki pengalaman unik selama bergabung dengan TGR di divisi RnD. Kesan yang paling berbekas baginya adalah keberagaman gaya menulis anggota RnD, yang juga dapat menjadi tantangan baginya.

“Di RnD tuh orangnya macam-macam kan ya, pun gaya tulisannya juga beragam. Ada yang nulis kayak bikin prosa yang pemilihan katanya berbunga-bunga jadi lebih mirip ke tulisan fiksi, tapi ada yang nulis kayak bikin laporan praktikum yang isinya padat dan singkat.”

“Jadi yang bikin berkesan adalah setelah menyunting tulisan the earlier one then ke yang tipe terakhir jadi kayak mayan pusing karena jomplang gitu kan ya. Pun dari tulisan mereka itu juga kita bisa sedikit nge-judge kepribadian mereka seperti apa hehehehe,” ujar Kak Muy.

  Wah, pengalamannya Kak Muy menarik ya! Bisa melihat berbagai macam gaya penulisan sehingga proses menyunting berasa tantangan yang seru. Bahkan uniknya Kak Muy juga bisa melihat karakter teman-teman lain lewat tulisan mereka.

  Kak Irena juga memiliki banyak cerita berkesan selama menjadi fasilitator di TGR. Menurutnya, setiap pengalaman bertemu dan bermain bersama anak-anak itu unik dan selalu memberikan pelajaran baru. Selain itu, Kak Irena juga berkata bahwa dirinya mendapat banyak manfaat selama bergabung dengan TGR.

“Kadang ketemu sama anak-anak yang diam banget, jadi kita sebagai fasilitator harus bisa proaktif ajak anaknya main. Kadang ketemu anak-anak yang agak susah diatur, ya akhirnya belajar cara mengatur anak dan mengontrol emosi juga. Huhu, beda-beda banget pengalamannya.”

“Pertama, dari skill, aku merasa kemampuan public speaking aku sangat terasah sih, karena belajar untuk menjelaskan cara bermain sampai anak-anaknya ngerti, terkadang juga harus bisa mengatur crowd anak-anak itu. Kedua, mengenai bahwa ada banyak banget karakter anak, tergantung latar belakangnya.” 

“Jadi harus bisa menyesuaikan pendekatan kita ke anak tersebut supaya anaknya nyaman untuk bermain. Ketiga, koneksi, mulai dari anggota TGR maupun di luar TGR karena kegiatan TGR itu juga kadang bekerja sama dengan lembaga sosial lainnya,” jelas Kak Irena.

  Banyak banget ya hal yang didapat Kak Irena selama di TGR. Mulai dari koneksi, kemampuan public speaking, bahkan cara merespon setiap karakter anak. Ternyata selain bermain bersama, TGR juga tempat untuk anggotanya berkembang, ya!

Kak Irena saat Bertugas
(Dokumentasi TGR Community, 2023)

  Terakhir ada Kak Nenden yang juga tidak ketinggalan berbagi momen berkesannya selama di TGR. Salah satu yang paling ia ingat adalah momen pertama kali bermain bersama anak-anak dan memperkenalkan mereka pada permainan tradisional.

“Salah satu momen berkesan bagiku adalah saat pertama kali aku bermain bersama anak-anak dan yang lain serta mengenalkan mereka pada permainan tradisional. Di sana aku merasakan kepuasan tersendiri karena bisa berkontribusi dalam melestarikan budaya kita.”

“Selain itu, momen pertama kali datang ke sekretariat TGR juga sangat berkesan. Aku bertemu teman-teman dengan semangat yang sama, saling berbagi ide dan pengalaman, serta membangun kekompakan. Semuanya sangat berarti dan memberi pelajaran berharga tentang kerja sama, kepercayaan, dan pentingnya menjaga warisan budaya kita,” jelas Kak Nenden.

  Momen yang diceritakan Kak Nenden bikin hati hangat, ya! Pengalaman pertama bermain permainan tradisional bersama anak-anak, momen berbagi ide dan membangun kekompakan bersama teman-teman, serta mendapatkan pelajaran berharga tentang banyak hal. Ini seakan menegaskan bahwa TGR bukan hanya soal melestarikan budaya, tapi juga membangun ikatan dan kebersamaan.

Foto saat Kak Nenden Mengikuti Kegiatan Offline

(Dokumentasi TGR Community, 2024)

  Setelah mendengar pengalaman berkesan dari teman-teman Batch 7, kita jadi semakin paham bahwa TGR tidak semata tempat volunteer, tetapi juga wadah untuk belajar dan berkembang bersama. Sehingga pas banget nih untuk melihat harapan dan pesan khusus mereka buat TGR ke depannya. Yuk, kita lihat!

Harapan untuk TGR

  Setelah berbagi cerita tentang pengalaman unik, suka duka, dan momen-momen berkesan selama bergabung dengan TGR, teman-teman kita juga menyampaikan pesan dan harapan mereka untuk TGR ke depannya. Mereka berharap agar TGR dapat terus menjadi tempat di mana setiap anggota merasakan kehangatan dan kebersamaan serta saling belajar satu sama lain.

  Selain itu, mereka juga berharap agar TGR bisa dikenal luas, tidak hanya di tingkat lokal, bahkan internasional, sehingga misi dan pesan positif yang dibawakan TGR akan menyebar lebih jauh.

“Semoga ke depannya bisa lebih sukses lagi, bisa bermitra di kota lain selain Jogja, semoga bisa ada di Medan juga tuh, terus semoga tim-tim yang ada di TGR solid terus, bertahan, dan pantang nyerah,” harap Kak Endang.

“Semoga selalu memberi dampak positif, selalu berkembang dan maju, pokoknya selalu menjadi yang terbaik serta terhebat,” ucap Kak Auri.

“As a retired babysitter, I do know how unpleasant side effects of gadget addiction. Semoga TGR tetap teguh di tengah gempuran era digital dan justru memanfaatkan kemajuan teknologi biar penggunanya nggak keblinger. Semoga TGR juga nggak Jabodetabek-sentris mulu, jadi bisa semakin berkembang bikin acara main di pelosok Indonesia,” pesan Kak Muy.

“Semoga TGR lebih banyak dikenal oleh masyarakat, baik komunitasnya maupun kegiatannya sih, apalagi semangat yang dibawa TGR, yaitu memperkenalkan permainan tradisional untuk mengurangi adiksi gawai kan relevan banget dengan kondisi saat ini. Semoga impact-nya makin luas aja, kalau sekarang mungkin baru bisa di pulau Jawa, ke depannya bisa lebih luas lagi,” harap Kak Irena.

“Semoga TGR semakin mendunia dan semakin terkenal, ya!” ungkap Kak Ratna.

“TGR banyak memberi dampak positif dalam melestarikan permainan tradisional. Pesan aku untuk TGR ke depannya adalah agar terus memperkuat semangat kolaborasi antar generasi, sehingga dapat menciptakan pesan bahwa permainan tradisional itu bisa dimainkan oleh siapa saja, tidak terbatas umur. Aku berharap TGR semakin berkembang, bisa menjangkau lebih banyak orang, dan terus menjadi tempat di mana kita belajar bersama untuk menjaga tradisi dan menikmati kebersamaan dalam setiap permainan yang dilakukan. Semoga TGR bisa terus menjadi wadah untuk berkarya dan melestarikan budaya tradisional bagi generasi mendatang,” pesan dan harap Kak Nenden.

  Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, teman-teman Batch 7 berharap agar TGR akan terus menjadi cahaya yang menyinari dan menginspirasi banyak orang, terutama generasi muda, untuk mencintai dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Mereka berharap TGR tetap konsisten dalam menjalankan misinya, sambil terus berinovasi dan menciptakan kegiatan-kegiatan yang menarik dan bermakna bagi semua pihak yang terlibat. Selain itu, mereka juga berharap TGR bisa semakin dikenal luas, tidak hanya di tingkat lokal, tapi juga internasional, sehingga misi dan pesan positif yang dibawakan TGR akan menyebar lebih jauh.

  Bagi Sobat TGR yang tertarik untuk berkolaborasi dengan kami, jangan ragu untuk bergabung! Baik sebagai pengisi acara, tenant, maupun narasumber, kesempatan untuk berkontribusi selalu terbuka lebar. Cukup klik di sini, dan Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar! (ZAI/ed. HRV)

Writer: Zahra Putri

Editor: R. Harvie R. B. R

Graphic Designer: Dinda Priska

QC/Publisher: R. Harvie R .B. R

Tim Dan Relawan Tgr Traditional Games Returns Tgr Batch 7 Kesan Dan Pesan
Komentari Tulisan