Traditional Games Returns

Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!

Kilas Balik Keseruan Membatik bersama Adik-Adik Panti Yauma di Museum Tekstil Jakarta

Selasa, 16 September 2025 ~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 65 Kali

Halo, Sobat TGR! Sudah pasti kalian tidak asing dengan batik, kain kebanggaan Indonesia yang selalu dipakai pada saat-saat penting. Namun, kalian menyadari gak sih bahwa saat ini kegiatan membatik rasanya semakin jarang ditemui?

Ternyata, ada beberapa faktor mengapa kegiatan membatik saat ini jarang ditemui. Salah satunya, masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa setiap goresan malam dan corak unik pada kain batik menyimpan makna serta nilai budaya Indonesia yang begitu khas. 

Makna yang semakin tidak diketahui ini lambat laun dapat menuntun kita kepada situasi di mana batik menjadi semakin hilang maknanya, oleh karena itu munculah “darurat membatik”. Nah, bicara mengenai “darurat membatik”, di Jakarta terdapat salah satu museum yang bisa menjadi ruang belajar sekaligus melihat berbagai macam kekayaan tekstil tradisional di Indonesia. Mulai dari batik, tenun, busana adat, sampai alat-alat pembuatannya ada semua di sini, loh! 

Sobat TGR penasaran bukan, museum apa yang dimaksud? Yap, Museum tersebut adalah Museum Tekstil Jakarta yang berlokasi di kawasan Palmerah, Jakarta Barat. 

Pada 20 April lalu Tim TGR bersama Voluntrip by Kitabisa menggelar kegiatan edukasi di sana. Diikuti sembilan anggota Tim TGR, 20 relawan dari Voluntrip by Kitabisa, serta 20 anak dari Panti Yauma, suasana pada hari itu penuh dengan tawa dan momen yang berbeda di setiap rangkaian kegiatannya.

Kira-kira seperti apa ya keseruannya? Eits, sebelum masuk ke cerita lengkap  kegiatan di hari tersebut, kita kenalan dulu yuk dengan Museum Tekstil Jakarta!

Sedikit Tentang Museum Tekstil Jakarta

Museum Tekstil Jakarta

Seperti yang kita ketahui, bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Salah satu wujud nyata kekayaan budaya tersebut terletak pada kekayaan tekstil tradisionalnya. 

Sebagai negara kepulauan yang luas, hampir setiap daerah di Indonesia memiliki kain khas masing-masing. Ciri khas yang melekat di setiap kain pun beragam, mulai dari motif, bahan, teknik pembuatan, hingga filosofi di balik tiap helai kain. 

Nah, dengan banyaknya jenis tekstil tersebut, mungkin Sobat TGR bertanya-tanya di mana sih tempat yang cocok untuk belajar dan mengenal keragaman kain tradisional Indonesia? Jawabannya adalah Museum Tekstil, yang berlokasi di  Kecamatan Palmerah, Kota Jakarta Barat. 

Sesuai namanya, Museum Tekstil memamerkan koleksi kain dari berbagai daerah di Indonesia yang keindahannya dapat dinikmati siapa saja yang datang berkunjung. Menurut data laman Direktori Wisata, saat ini Museum Tekstil menyimpan sekitar 2.350 koleksi. 

Nggak cuma itu, Museum Tekstil juga menyimpan berbagai alat untuk membuat kain, loh! Jumlahnya diperkirakan mencapai tujuh puluh koleksi peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan kain tradisional.  Wah, kalau ini sih, Sobat TGR bisa berkunjung sambil belajar membatik di sini, ya!

Nah, kalau Sobat TGR penasaran dan ingin merasakan langsung pengalaman membatik di Museum Tekstil, catat dulu jam operasionalnya, ya! Museum ini buka setiap hari Selasa sampai Minggu, mulai pukul 09.00 sampai 16.00 WIB. Tapi ingat, khusus hari Senin Museum Tekstil tidak beroperasional. 

Harga tiket masuknya pun dijamin ramah di kantong, nih Sobat TGR! Tarifnya dibagi menjadi tiga kategori, mulai dari pengunjung dewasa Rp5.000, mahasiswa Rp3.000, dan anak-anak atau pelajar Rp2.000, menarik banget kan? Dengan harga semurah itu, Sobat TGR tidak hanya melihat ragam tekstil Nusantara, tapi juga berkesempatan ikut belajar membatik secara gratis, loh!

Menarik banget, kan? Setelah mengetahui berbagai informasi mengenai Museum Tekstil, saatnya kita intip keseruan kegiatan Tim TGR bareng Voluntrip by Kitabisa dan adik-adik dari Panti Yauma di museum ini, yuk!

Makin Akrab Melalui Ice Breaking hingga Mencari Pasangan Nomor yang Sama


Ice breaking dipimpin oleh Kak Nina

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Kegiatan dimulai pukul 09.30 WIB dengan pembagian name tag untuk adik-adik Panti Yauma yang kemudian dilanjut dengan sesi ice breaking, dipimpin oleh Kak Nina. Sebelum Ice breaking dimulai, Kak Nina menginstruksikan untuk membuat lingkaran besar dengan formasi campuran antara adik-adik binaan, Tim TGR dan Voluntrip by Kitabisa. Dengan formasi seperti ini, harapannya semua dapat berbaur dan berkenalan.

Setelah formasi terbentuk, para peserta pun mulai menyanyikan beberapa lagu anak-anak. Ketika lagu berhenti, Kak Nina menunjuk siapapun secara acak dan meminta mereka menyebut lima nama orang di sebelah kanannya. Dalam waktu singkat, suasana menjadi cair dan semua yang mengikuti kegiatan pun mulai terlihat akrab satu sama lain.  

Para Peserta Saling Berkenalan Sebelum Ice Breaking Dimulai

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Keseruan terus berlanjut ketika Kak Nina mengajak semua peserta beranjak ke permainan berikutnya yang nggak kalah seru. Semua peserta diminta meletakkan jari telunjuk kanan mereka di atas telapak tangan teman di sebelahnya yang terbuka lebar. Tebak, permainan apa yang akan kita mainkan? 

Yap, permainan tradisional cingciripit! Begitu lagu berhenti pada kata “kacapit”, setiap telapak tangan harus segera menjepit jari telunjuk teman yang ada di atas telapak tangan kita. Tawa pun pecah di mana-mana, karena ada yang berhasil menjepit, namun tidak sedikit juga yang tangannya malah jadi sasaran.

Setelah puas dengan ice breaking, seluruh peserta diminta berkumpul di halaman Museum Tekstil untuk sesi pembagian regu. Adik-adik Panti Yauma diminta berhitung dari angka 1-20, kemudian adik adik binaan dipersilahkan mencari kakak-kakak Voluntrip by Kitabisa yang memegang nomor yang sama. 

Sistem ini dibuat agar setiap adik-adik binaan didampingi satu Voluntrip by Kitabisa, sehingga interaksi dan pendampingan selama kegiatan menjadi lebih dekat. Setelah adik-adik binaan menemukan Kakak Voluntrip dengan nomor yang sama, kami pun mendapat arahan untuk melanjutkan perjalanan menuju Pendopo Batik. Wah, kira-kira bakal ada kegiatan apa lagi, ya? 

Workshop Membatik yang Menarik

Semua sudah berpasangan, serta dibagi menjadi dua regu dan selanjutnya, mereka diarahkan oleh panitia dari Museum Tekstil untuk berjalan bersama menuju area Pendopo Batik. Setibanya di Pendopo Batik, setiap kelompok dipersilakan duduk di bangku-bangku kecil yang telah disiapkan dan di tengahnya terdapat meja dengan kuali berisi cairan lilin (malam) yang sudah siap digunakan.

Sebelum mulai membatik, adik-adik binaan dan Voluntrip by Kitabisa diajak mendengarkan penjelasan dari Pak Yono (salah satu pengelola Museum tekstil), tentang bagian-bagian yang terdapat di museum dan proses membatik yang akan dilakukan. Pemaparan mencakup pengenalan alat-alat seperti canting, yang terdiri dari tiga bagian: gagang, nyamplung, dan cucuk, hingga bahan-bahan pewarna alami yang tersedia di atas meja.

Nggak ketinggalan, ternyata para peserta juga mendapatkan informasi mengenai jenis kain yang akan dipakai, loh! Hari itu, semua peserta berkesempatan membatik di atas kain katun prima, lengkap dengan motif-motif menarik yang sudah tersedia.

Pak Yono Memandu Peserta Mengenal Museum Tekstil dan Cara Membatik

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Setelah mendengar penjelasan dari Pak Yono tentang sejarah Museum Tekstil, kain tradisional Nusantara, hingga alat-alat dan proses membatik, tibalah saatnya untuk praktik langsung membuat batik. Pak Yono pun memulai dengan mengajarkan cara membuat pola batik atau yang biasa disebut dengan molani di atas kain katun prima yang sudah disiapkan. 

Adik-adik binaan dan Tim Voluntrip by Kitabisa dengan antusias mengikuti setiap langkah yang dicontohkan. Meski harus berhati-hati karena cairan malamnya panas sekali, ada satu momen yang menarik perhatian nih, Sobat TGR! Ternyata, adik-adik justru lebih lihai membuat polanya dibanding kakak-kakaknya, loh! 

Workshop Membatik bersama Adik-adik Panti Yauma dan Voluntrip by Kitabisa

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Lihat deh, mereka tampak khusyuk sekali ya, saat membatik. Kira-kira, pola batik seperti apa ya yang mereka buat sampai serius banget seperti itu? Hihi. 

Setelah tiga puluh menit membuat pola, adik-adik dari Panti Yauma dan para relawan dari Voluntrip by Kitabisa diarahkan ke ruangan samping Pendopo Batik. Ruangan itu adalah tempat di mana mereka bisa mencelupkan kain ke dalam larutan pewarna untuk memberi warna pada bagian kain yang belum tertutup malam.

Adik-adik Panti Yauma Mencelupkan Kain Batik ke Dalam Larutan Pewarna

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Setelah selesai mencelupkan kain batik ke larutan pewarna, tiba saatnya menjemur kain batik! Nah, kain batik ini nantinya boleh untuk dibawa pulang, loh! Lihat deh, ini dia hasil karya batik adik-adik Panti Yauma dan Voluntrip by Kitabisa dengan beraneka ragam pola, cantik ya!

Hasil Karya Batik yang sedang Dijemur 

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Menjelajah Museum Tekstil hingga Pengenalan Beragam Kain Tradisional Nusantara 

Setelah seru-seruan dengan workshop membatik sampai tangan gemetar karena memegang canting, rasanya belum lengkap kalau belum menjelajah Museum Tekstil, ya! Ada apa saja sih di museum ini? Cus, ikuti terus perjalanan Adik-adik Panti Yauma dan Voluntrip by Kitabisa saat mengelilingi berbagai ruang di Museum Tekstil.

Selesai menjemur kain batik, Adik-adik Panti Yauma dan Voluntrip by Kitabisa berlanjut menuju ke Ruang Pengenalan Wastra. Di ruangan ini, kita  bisa melihat langsung alat tenun dan berbagai peninggalan sejarah pembuatan kain tradisional lengkap dengan penjelasan sejarah dari petugas Museum Tekstil. 

Setelah puas menyusuri setiap sudut Ruang Pengenalan Wastra, kami kemudian diajak ke taman di depannya. Di sana, ada berbagai pohon seperti kesumba keling, jati, pohon kapuk, dan pandan. 

Menurut petugas Museum Tekstil, pohon-pohon ini memiliki peran besar dalam pembuatan kain tradisional Nusantara. Mulai dari getah, warna, hingga serat dari pohon-pohon ini bisa menjadi bahan untuk membuat kain tradisional Nusantara.

Berbagai Jenis Tanaman yang Terdapat di Museum Tekstil

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Saatnya kita masuk ke inti dari perjalanan rangkaian kegiatan pada hari itu! Setelah puas mengelilingi Ruang Wastra dan taman, saatnya kita masuk ke museum yang menyimpan 2.350 kain tradisional. 

Menyusuri Setiap Sudut Museum Tekstil 

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Wah, setelah melihat kain-kain Nusantara ini mata terasa jadi adem, ya! Motifnya yang beragam, tiap helainya juga memiliki cerita dan makna tersendiri. Nggak heran kalau kita harus bangga memiliki warisan budaya sekeren ini.

Sebagai warga negara Indonesia, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan warisan budaya ini. Bukan hanya sekadar mengenakan batik di momen tertentu, tetapi juga memahami nilai dan filosofi yang ada di baliknya. Dengan begitu, kain tradisional Nusantara tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga identitas yang akan terus hidup dari generasi ke generasi.

Kuis Seru, Games Berhadiah, sampai Dokumentasi Bersama!

Membatik sudah, tur keliling museum juga sudah, sekarang saatnya makan siang! Karena waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 WIB, Kak Nina pun mengajak adik-adik Panti Yauma bersama Voluntrip by Kitabisa untuk berkumpul dan menikmati makan siang di Aula belakang Gedung Utama yang sudah disiapkan.

Nah, di tengah suasana makan bersama itu, tiba-tiba Kak Nabil berdiri dan memulai kuis. Caranya gampang banget, siapa yang cepat angkat tangan dan terpilih untuk menjawab, dan langsung berkesempatan jadi pemenang apabila jawabannya benar. 

Terlihat jelas antusiasme adik-adik Panti Yauma saat menjawab pertanyaan dari Kak Nabil, ya! Nggak ketinggalan, kakak-kakak Voluntrip juga ikut heboh membisikkan jawaban, supaya adik-adiknya bisa menang dan bawa pulang hadiah permainan tradisional. Hihihi, kompak banget, ya!


Kuis berhadiah yang Heboh Dipimpin Kak Nabil 

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Setelah kuis berhadiah dan makan siang usai, adik-adik pun diminta berbaris rapi untuk menerima bingkisan, makanan, serta donasi. Tak hanya itu, mereka juga bersiap untuk berpamitan dengan seluruh Tim Voluntrip by Kitabisa dan Tim TGR. Wah, suasananya jadi haru begini, ya!

Adik-adik Panti Yauma Berpamitan Sambil Menerima Bingkisan dari Tim Voluntrip by KitaBisa

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Setelah rangkaian kegiatan seru dari membatik, tur museum, hingga kuis berhadiah, rasanya belum lengkap kalau momen berkesan ini nggak ditutup dengan foto bersama. Inilah kenang-kenangan manis bareng adik-adik Panti Yauma. Semua siap menghadap ke kamera dan say cheese~ 

Dokumentasi Bersama Sebelum Mengakhiri Kegiatan

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Kata Mereka Tentang Keseruan Kala Itu

Setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai, Tim TGR penasaran banget dengan kesan para Voluntrip by Kitabisa. Salah satunya dari Kak Ranum dan Kak Anca yang sedari kegiatan tadi tampak aktif bermain dengan adik-adik Panti Yauma.

Kak Ranum mengaku sangat excited mengikuti kegiatan hari itu. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya ia berhasil mendapatkan tiket Voluntrip karena di Jakarta tiketnya terkenal rebutan banget loh, Sobat TGR!

Wawancara dengan Kak Ranum, Tim Voluntrip by Kitabisa

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

“Aku excited banget! Paling deket sama Adek Siti, nih! Dia agak pemalu dan kelihatan mulai capek sama moody, jadi aku harus banyak nanya kayak, ‘Kamu haus? Laper? Panas?’ Soalnya kan tur ini lumayan panjang, jadi pendekatannya harus lebih ekstra gitu,” ujar Kak Ranum, Tim Voluntrip by Kitabisa.

Bukan hanya Kak Ranum, Kak Anca yang sudah dua kali ikut Voluntrip by Kitabisa bersama TGR juga mengaku bahwa hari Minggu itu terasa sangat istimewa. Pasalnya, rangkaian kegiatannya berbeda dari biasanya. Kali ini, Kak Anca berkesempatan berpasangan dengan Rafi, adik dari Panti Yauma.

Wawancara dengan Kak Anca, Tim Voluntrip by Kitabisa

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

“Aku kebagian dampingin anak namanya Rafi, dia kelas 5 SD dan asalnya dari luar Jakarta. Dari situ aku sadar, justru kitanya yang harus lebih peka dan mendekati adik-adik ini dulu.”

“Aku juga coba ajak Rafi buat lebih banyak berinteraksi supaya dia makin percaya diri ketemu orang baru. Kadang memang perlu ‘dipaksa’ sedikit, tapi maksudnya paksa dalam arti positif biar dia bisa berkembang,” ujar Kak Anca, Tim Voluntrip by Kitabisa

Sobat TGR, kebayang kan gimana serunya kegiatan kali ini? Bayangin saja, Kak Ranum sampai rela ikut war tiket volunteer berkali-kali demi bisa gabung.

Ditambah lagi ada Kak Anca, yang sudah sering ikut Voluntrip dan tetap selalu excited di setiap rangkaian kegiatannya. Gimana Sobat TGR? Jadi makin tertarik kan buat ikut keseruan TGR selanjutnya? Yuk, nantikan kegiatan seru lainnya bareng TGR! Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar! (YOL/ed. HRV)

Untuk Sobat TGR yang ingin berkolaborasi dengan kami, mulai dari menjadi pengisi acara, tenant hingga narasumber, hubungi kami dengan klik tautan ini ya!

Journalist: Yolla Wida Yollanda

Editor: R. Harvie R. B. R

Graphics Designer: Indi

QC/Publisher: R. Harvie R. B. R

Traditional Games Returns Tgr X Voluntrip By Kitabisa Museum Tekstil Membatik
Komentari Tulisan