Traditional Games Returns

Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!

Edukasi Seksual Seru Bersama Adik Binaan Panti Asuhan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim dan Kawan Puan

Rabu, 17 September 2025 ~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 77 Kali

Halo, Sobat TGR! Edukasi seksual sering kali dianggap sebagai topik yang sensitif, apalagi ketika melibatkan anak-anak. Namun, edukasi terkait seksual sejak dini sangat penting lho, membekali pemahaman yang benar tentang batasan aman tubuh kita kepada anak-anak sehingga terciptanya ruang aman untuk mereka.

Seperti halnya yang coba disampaikan dalam kegiatan edukasi seksual yang diselenggarakan oleh Tim TGR bersama Voluntrip by Kitabisa dan Kawan Puan pada 13 Juli 2025 lalu, di Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim.

Sedikit Tentang Kawan Puan


Gambar Logo Kawan Puan

(Dokumentasi Kitabisa - Kawan Puan, 2025)

Kawan Puan merupakan komunitas di bawah naungan Kitabisa yang fokus utamanya adalah mendampingi dan membantu para korban kekerasan seksual. Kawan Puan hadir sebagai ruang aman sekaligus wadah dukungan agar para penyintas tidak merasa sendirian dalam menghadapi pengalaman pahit yang mereka alami.

Selain itu, Kawan Puan juga aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan edukasi, kampanye di sosial media, hingga pendampingan psikososial untuk mendorong terciptanya lingkungan yang lebih ramah dan peduli terhadap isu kekerasan seksual. Kawan Puan juga kerap kali mengedukasi anak-anak tentang seksual yang dibalut dengan aktivitas menyenangkan agar mereka bisa paham dengan mudah batasan seksualitas dan menjaga tubuhnya dengan aman.

Mulainya Kegiatan

Kegiatan ini dimulai dengan sesi perkenalan yang seru, lho! Adik-adik binaan dan kakak relawan saling berkenalan dengan cara yang unik, yaitu menghafal nama masing-masing peserta dalam waktu lima menit. Setelahnya, mereka diminta untuk menyebutkan minimal lima nama peserta yang sudah diajak berkenalan sebelumnya.


Sesi Perkenalan

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Selesai sesi perkenalan, kegiatan selanjutnya tidak kalah seru, nih! Seluruh peserta langsung bersorak ketika diumumkan bahwa agenda berikutnya adalah ice breaking. Hal ini membuat aula Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim hari itu langsung ramai dengan antusiasme seluruh peserta.

Asyiknya Bermain pada Sesi Ice Breaking

Permainan yang dimainkan pada sesi ice breaking ini adalah cingciripit, ampar-ampar pisang, dan tebak jumlah huruf. Kakak Voluntrip by Kitabisa dan adik-adik binaan tampak bersemangat mengikuti arahan permainan yang dipimpin oleh Tim TGR. 

Dimulai dengan cingciripit, permainan tradisional yang membuat suasana kian akrab. Tawa riang dari seluruh peserta terdengar ketika jari telunjuk lawan terjepit.

Dilanjut dengan permainan ampar-ampar pisang, permainan tepuk tangan berpasangan sambil menyanyikan lagu “Ampar-Ampar Pisang” dan diakhiri dengan permainan jumlah tebak huruf. Suasana menjadi ceria karena seluruh peserta tampak menikmati sesi ini, lho!


Sesi Ice Breaking

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Sobat TGR, sesi ice breaking ini ditujukan agar seluruh peserta bersemangat dan membangun suasana yang akrab karena kegiatan utamanya akan segera dimulai. Kira-kira ngapain, ya? Yuk, ikuti keseruannya!

Sex Education:  Mari Jaga Tubuh Kita!

Usai bermain pada sesi ice breaking, seluruh peserta dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri dari kakak Voluntrip by Kitabisa dan adik-adik binaan. Kelompok yang sudah terbentuk diberikan masing-masing satu skenario tentang kasus perilaku pelecehan seksual.

Setiap kelompok diberikan kasus yang berbeda. Ditemani oleh Tim TGR, masing-masing kelompok diberikan waktu diskusi terkait kasus tersebut sesuai dengan skenario yang diberikan. 

Adapun skenario masing-masing kelompok sebagai berikut.

  • Skenario 1 untuk Kelompok 1: Belajar Konsen melalui Perlakuan Verbal
  • Skenario 2 untuk Kelompok 2: Belajar Konsen melalui Perlakuan Fisik
  • Skenario 3 untuk Kelompok 3: Merespon Pelaku Eksibisionis
  • Skenario 4 untuk Kelompok 4: Menonton Adegan Dewasa/Konten Pornografi
  • Skenario 5 untuk Kelompok 5: Mengolok-olok Korban Pelecehan Seksual

Saat diberikan penjelasan, setiap kelompok tampak aktif berdiskusi. Ada yang ikut memberikan pendapatnya, membagikan pengalamannya, serta memberikan pertanyaan yang menjadi tanda bahwa mereka peduli terhadap kasus pelecehan seksual.


Potret Diskusi Kelompok

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Tidak hanya berdiskusi, tiap kelompok juga harus mempraktikan skenario yang diberikan dalam bentuk drama sederhana, lho! Hal ini ditujukan agar seluruh peserta, terutama adik-adik binaan, dapat lebih memahami dampak dan menentukan sikap yang tepat dari kasus pelecehan seksual yang mereka bahas. 

Penampilan drama sederhana ini dilakukan secara bergiliran oleh tiap kelompok. Seluruh peserta tampak bersemangat mempraktikan langsung hasil diskusi dan latihan mereka. Setiap kelompok yang tampil, kelompok lain yang menjadi penonton tampak menyimak dengan seksama.

Beberapa Kelompok saat Menampilkan Drama

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Setelah semua kelompok tampil, seluruh peserta tepuk tangan dan bersorak. Mereka terlihat bangga karena berhasil menyampaikan pesan penting atas kasus pelecehan seksual dengan cara yang menyenangkan. Wah, hal ini menjadi bukti bahwa edukasi bisa dikemas dengan seru dan mudah dipahami, ya!

Melalui sesi ini, adik-adik binaan tidak hanya belajar mengenali bentuk pelecehan seksual, tapi juga belajar cara menanggapi dan menjaga diri mereka. Semoga momen ini bisa jadi bekal dalam kehidupan sehari-hari, ya! Yuk, terus jaga tubuh kita dan hargai diri sendiri dengan menciptakan ruang aman untuk kita semua!

Bersuara Lewat Lukisan: “Stop Pelecehan Seksual!”

Eits, kegiatan selanjutnya tidak kalah seru lho, Sobat TGR! Usai bersorak bangga karena berhasil menampilkan skenario dengan baik, seluruh peserta diberikan tote bag polos untuk mereka lukis, nih

Seluruh peserta diberi instruksi untuk menyampaikan ajakan berhenti melakukan pelecehan seksual dengan melukis sesuai kreativitas masing-masing. Tampak wajah serius dari seluruh peserta saat mereka menuangkan idenya ke dalam tote bag yang sudah diberikan.

Potret Seluruh Peserta saat Melukis di Tote Bag

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Warna-warni lukisan mulai memenuhi tote bag seluruh peserta. Ada yang yang menambahkan gambar simbol hingga membuat ilustrasi yang menarik. Masing-masing karya menjadi bentuk suara perlawanan terhadap pelecehan seksual.

Ternyata, kreativitas ini bisa menjadi media yang kuat untuk menyuarakan nilai-nilai penting, Sobat TGR. Melalui lukisan ini, seluruh peserta tidak hanya menuangkan imajinasinya, tetapi juga belajar menyampaikan pesan penting secara kreatif. Wah, keren banget kan!


Potret Seluruh Peserta dan Hasil Karyanya

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Kata Mereka Tentang Hari Itu

Usai mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, kini saatnya mendengar langsung kesan dari peserta. Radia, salah satu adik binaan membagikan kesannya. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan pelajaran penting tentang dampak dari perbuatan pelecehan seksual.

“Dari materi tadi, aku dapat pelajaran kalo menonton video porno bisa buat kita malas, konsentrasinya kurang, dan gampang bohong,” kata Radia dengan jelas.

Radia juga mengatakan bahwa dari kegiatan ini, ia mendapatkan pemahaman yang lebih baik karena materi disampaikan dalam bentuk drama sederhana. “Terus tadi ada drama gitu, jadinya lebih seru!” Tambah Radia bersemangat. 

Wawancara Radia selaku Adik Binaan

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Selain Radia, Syahri selaku adik binaan yang lain juga turut membagikan kesannya. Syahril mengungkapkan rasa senangnya karena kegiatan ini. Ia jadi mengetahui sikap apa yang harus dilakukan ketika melihat pelecehan secara verbal.

“Senang. Tadi aku dapat kasus ejek-ejekan gitu. Kalo kita digituin atau lihat yang kayak gitu, kita harus menegurnya dan melaporkan ke pihak yang berwenang,” jelas Syahril dengan lantang.

Syahril juga mengaku kegiatan melukis di tote bag tadi sangat menyenangkan. Selain menuliskan pesan larangan perilaku pelecehan, Syahril bisa menambahkan gambar apa saja yang ia mau. Hal ini menjadi tanda bahwa kegiatan melukis bisa menjadi media menyampaikan ekspresi yang menyenangkan.


Wawancara Syahril selaku Adik Binaan

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Selanjutnya, Kak Hani, salah satu kakak relawan Voluntrip by Kitabisa juga membagikan kesannya. Ia mengungkapkan bahwa edukasi seksual ini masih sering dianggap sebagai sesuatu yang tabu. Oleh karena itu, ia merasa kegiatan ini sangat bermanfaat terutama untuk adik-adik binaan.

“Seks edukasi ini kan masih sering dianggap tabu oleh masyarakat, jadi kegiatan ini tuh bermanfaat banget, terutama buat anak-anak untuk mencegah mereka jadi pelaku maupun korbannya,” ungkap Kak Hani dengan peduli.  

Ia mengungkapkan edukasi ini dikemas dengan cara yang seru sehingga suasananya tidak terlalu serius dan terkesan menyenangkan. Ia juga berharap kegiatan edukasi seperti ini bisa terus dilakukan agar semakin banyak yang lebih memahami pentingnya pengetahuan seksual bagi kehidupan sehari-hari. 


Wawancara Radia, Kak Hani selaku Relawan Voluntrip by Kitabisa

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Terakhir, Bunda Nana selaku Pengurus Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim turut membagikan kesannya. Beliau mengungkapkan rasa syukurnya atas kegiatan ini karena sangat bermanfaat bagi adik-adik binaan.

“Kegiatan ini sangat menarik, alhamdulillah. Saya senang karena anak-anak jadi tahu tentang bentuk pelecehan, apa saja dampaknya, dan tubuh bagian mana yang tidak boleh disentuh sembarangan,” ungkap Bunda Nana, menyampaikan rasa senangnya.

Bunda Nana merasa kegiatan edukasi seksual ini bisa memberikan pemahaman kepada anak-anak untuk menjaga tubuh dan sikap mereka. Anak-anak juga jadi tahu dampak buruk dari perilaku pelecehan seksual. 

Selain itu, beliau juga menyampaikan terima kasihnya atas pemberian donasi yang sangat bermanfaat untuk yayasan. Bunda Nana berharap kegiatan seperti ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi terus dilanjutkan agar bisa lebih bermanfaat bagi orang banyak.


Wawancara Bunda Nana selaku Pengurus Yayasan Benih Kebajikan Nusantara Al-Hasyim 

(Dokumentasi TGR Community, 2025)

Sobat TGR, melalui kegiatan ini diharapkan kita dapat menghilangkan rasa ragu untuk mulai peduli dan terbuka soal edukasi seksual. Semoga semakin banyak ruang aman bagi kita, terutama anak-anak untuk belajar menjaga diri sendiri dan menghargai orang lain. Jadi, jangan lewatkan kegiatan menarik TGR lainnya, ya! Lupakan Gadget-mu. Ayo, Main di Luar! (NL/ed.HRV)

Untuk Sobat TGR yang ingin berkolaborasi dengan kami, mulai dari menjadi pengisi acara, tenant hingga narasumber, hubungi kami dengan klik tautan ini ya!

Journalist: Naila Amanda Rizqia

Editor: R. Harvie R. B. R

Graphic Designer: R. Harvie R. B. R

QC/Publisher: R. Harvie R. B. R

 

Traditional Games Returns Tgr Care Tgr X Voluntrip By Kitabisa Sex Education Cegah Pelecehan
Komentari Tulisan