Traditional Games Returns

Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!

Menjalin Kehangatan Keluarga dengan Permainan Tradisional

Rabu, 11 September 2019 ~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 2325 Kali

   Halo, Ayah dan Bunda!

   Apakah Ayah dan Bunda merasakan anggota keluarga yang kurang berkomunikasi selama berjam-jam karena sibuk dengan gawai masing-masing? Seringkali, waktu luang bersama keluarga - contohnya makan malam bersama - acapkali tersita dengan adanya perangkat elektronik, entah untuk urusan pekerjaan atau sebatas bermain permainan daring. Hal ini tentu saja tidak baik, bahkan menurut Chasanah dan Kilis (2017) penggunaan gawai yang berlebihan dapat mengurangi efektivitas fungsi keluarga lho, seperti penurunan respon afektif dan kontrol perilaku. Lalu, apa yang bisa dilakukan supaya hal itu tidak terjadi?

(dokumentasi Tim TGR)

   Dewasa ini, gawai adalah alat yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita sehari-hari, baik untuk urusan kantor, hiburan, sampai kebutuhan sekolah anak-anak. Namun, di balik efisiensi penggunaan gawai, ada beberapa efek samping yang semestinya menjadi perhatian, salah satunya ialah kehangatan keluarga. Nah, daripada terus-menerus terpaku dengan gawai, permainan tradisional bisa jadi ide baru sebagai sarana hiburan sekaligus menjalin kehangatan keluarga. Kali ini, Tim TGR akan membahas apa saja sih yang bisa dilakukan supaya meningkatkan keharmonisan dalam keluarga sembari memainkan permainan tradisional. Simak yuk!

(dokumentasi Tim TGR)

  1. Jumlah pemain yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah anggota keluarga

   Banyak sekali pilihan mainan tradisional yang bisa dimainkan sesuai dengan jumlah pemain. Misalnya, permainan conglak membutuhkan dua orang, atau permainan benteng yang membutuhkan tiga sampai lima pemain. Jadi, pilihlah permainan yang bisa dilakukan sesuai dengan jumlah anggota keluarga. Kalau salah satu anggota keluarga tidak ikut bermain, permainan akan jadi kurang seru lho!

 

(dokumentasi Tim TGR)

  1. Berikan hukuman atau imbalan ringan

   Supaya permainan tradisional menjadi lebih menegangkan, terapkan aturan ringan. Contohnya jika adik kalah bermain, adik harus mencuci piring, atau jika ayah kalah bermain, ayah harus memberi adik hadiah. Dengan begitu, semua anggota keluarga akan lebih antusias dalam bermain.

  1. Sesuai dengan kemampuan fisik dari masing-masing pemain

   Nah, bila Ayah dan Bunda merasa fisiknya sudah kurang enerjik dibanding dulu, jangan khawatir, banyak juga permainan tradisional yang tidak membutuhkan banyak gerakan fisik. Contohnya saja permainan rumah-rumahan, masak-masakan, ataupun bola bekel. Ayah dan Bunda juga bisa memperhitungkan usia dan kemampuan sang buah hati, sehingga semua anggota keluarga tetap bisa senang dengan permainan tradisional yang disepakati.

(dokumentasi Tim TGR)

   Jadi, daripada sibuk dengan gawai masing-masing, yuk kita mulai melakukan kegiatan permainan tradisional. Pastinya akan membuat suasana keluarga jadi lebih nyaman dan semakin harmonis. Tunggu apa lagi? Lupakan Gadgetmu Ayo Main Di Luar! (Jsk/ed.SF)

 

Referensi:

Chasanah, A. M., & Kilis, G. (2018, July). Adolescents' Gadget Addiction and Family Functioning. In Universitas Indonesia International Psychology Symposium for Undergraduate Research (UIPSUR 2017). Atlantis Press.

Tgr Parenting Permainan Tradisional Keluarga
Komentari Tulisan