Menelusuri Makna Lagu Tokecang dan Nilai Kehidupan dari Budaya Sunda
Minggu,
17 Nopember 2024
~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 194 Kali
Halo, Sobat TGR! Siapa nih yang suka bermain sambil bernyanyi? Yuk angkat tangan! Tahu gak sih, di Jawa Barat terdapat permainan khas yang dimainkan sambil bernyanyi lho, yaitu “Tokecang”!
Sebelum itu, TGR sudah pernah membahas permainan ini lho, penasaran? Baca dulu yuk di tautan berikut! “Kalau udah pernah dibahas, ngapain di bahas lagi sih?” Eits tenang saja, kali ini kami akan membahas lebih dalam mengenai lagu tradisional ini. Oleh karena itu, yuk stay tuned!
Mengenal Lagu Tokecang, Tokek Makan Kacang?
Ilustrasi Anak-Anak Menyanyikan Lagu Tokecang
Tokecang, merupakan lagu daerah yang pastinya sudah tidak asing lagi didengar terutama untuk Sobat TGR dari Jawa Barat. Lagu ini sering kali dinyanyikan pada saat anak-anak bermain, bahkan beberapa kali dipentaskan pada acara tertentu.
Nah, kira-kira apa sih maksud dari lagu ini? Lagu yang diciptakan oleh seorang komposer karawitan era 1950-1970 an yaitu R.C. Hardjasoebrata, bercerita tentang “seekor tokek makan kacang”. Mungkin bagi Sobat TGR hal ini terkesan lucu, unik, dan bahkan aneh, namun ternyata lagu Tokecang sendiri dibuat dengan maknanya tersendiri, lho! Yuk simak lirik dari lagu tradisional Tokecang sebagai berikut!
Ilustrasi R. C. Hardjasoebrata
Ilustrasi Hewan Tokek
“Tokecang Tokecang, bala gendir tosblong
(Tokecang Tokecang, mencuri kendil bolong)
Angeun kacang sapependil kosong
(Sayur kacang sayur kacang, satu periuk/kendi kosong)
Aya listrik di masigit meuni caang katingalna
(Ada listrik di mesjid, sangat terang terlihat)
Aya istri jangkung alit karangan dina pipina
(Ada perempuan tinggi kecil, punya tahi lalat di pipinya)
Tokecang Tokecang bala gendir tosblong
(Tokecang Tokecang, mencuri kendil bolong)
Angeun kacang sapependil kosong”
(Sayur kacang sayur kacang, satu periuk/kendil kosong)
Lagu Tokecang sendiri dimaksudkan untuk menyindir sifat serakah dan kelalaian dalam kehidupan sehari-hari. Frasa seperti "mencuri kendil bolong" menggambarkan seseorang yang mengambil sesuatu yang tidak seharusnya, mencerminkan sikap egois dan tamak (Saripudin dkk, 2024). Selain itu, kata-kata "sayur kacang kosong" menyiratkan kekosongan atau ketidakpedulian terhadap kebutuhan orang lain (Setiowati, 2020).
Ilustrasi Mengambil Sesuatu yang Bukan Miliknya
Lagu ini juga menampilkan gambaran tentang ketidakpedulian terhadap lingkungan sekitar, seperti dalam lirik "ada listrik di mesjid, sangat terang terlihat." Ini menggambarkan situasi yang jelas terlihat namun diabaikan, mirip dengan sikap manusia yang hanya memikirkan diri sendiri tanpa peduli pada orang lain di sekitarnya (Ridwan dkk, 2022). Pesan moralnya adalah pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama.
Nah, teman-teman pasti sudah mendapat gambaran besar makna dari lagu “Tokecang”, bukan? Selain mengajarkan kita untuk tidak serakah, lagu ini juga mengajak kita untuk menghargai kebersamaan dan saling peduli. Kalau kita punya sesuatu yang berlebih, entah itu makanan, mainan, waktu, dan lain sebagainnya.
Maknanya, segala sesuatu akan lebih baik dan menyenangkan jika kita bisa berbagi. Bayangkan betapa bahagianya teman atau orang terdekat kita jika Sobat TGR gemar berbagi, seperti saat berbagi makanan saat istirahat di sekolah atau mengajak teman bermain bersama. Semua jadi lebih seru dan menyenangkan, kan?
Ilustrasi Menghargai Kebersamaan
Tokecang sebgai Seni Tari Kreasi
Tokecang selain menjadi sebuah lagu daerah dengan makna yang dalam, ternyata Tokecang juga bisa bertransformasi menjadi seni tari lho, tepatnya tari kreasi. Tari kreasi ini ternyata memiliki berbagai manfaat, yaitu mengenalkan kebudayaan sejak dini, menumbuhkan rasa cinta tanah air, dan bermanfaat bagi tumbuh kembang motorik anak (Azizah, dkk, 2024).
Ilustrasi Anak-Anak Menari Kreasi Tokecang
Tokecang sebagai Permainan Tradisional
Tokecang selain sebagai lagu daerah dan tarian, ternyata juga sering dimainkan sebagai permainan tradisional, lho. Cara bermainnya, Sobat TGR bisa berkumpul dalam lingkaran, saling berpegangan tangan, lalu menyanyikan lagu "Tokecang" sambil berputar.
Saat bernyanyi dan bermain bersama, Sobat TGR akan merasa menjadi bagian dari kelompok yang harmonis. Tidak ada yang lebih penting atau lebih besar perannya, semua memiliki posisi yang sama dalam lingkaran. Berikut adalah langkah-langkah cara memainkan permainan “Tokecang” yang bisa Sobat TGR coba bersama teman-teman:
1. Pengundian Peran dengan Hompimpa
Permainan dimulai dengan hompimpa untuk menentukan peran sebagai “tokek” dan “kacang-kacangan.” Hompimpa ini dilakukan secara adil agar setiap pemain memiliki kesempatan berganti peran di setiap ronde permainan.
2. Formasi Barisan untuk Kacang-Kacangan
Pemain yang berperan sebagai kacang harus duduk berjajar lurus, saling berpegangan tangan membentuk barisan horizontal. Formasi ini menggambarkan solidaritas di antara “kacang-kacangan” yang saling melindungi satu sama lain.
3. Tokek Memilih Kacang dengan Lagu Tokecang
Tokek berjalan di sekitar barisan kacang sambil menyanyikan lagu Tokecang. Lagu ini menjadi panduan hingga tokek menentukan kacang mana yang akan diambil. Pilihan dilakukan dengan menghentikan nyanyian pada waktu tertentu.
4. Mengambil Kacang yang Dipilih
Setelah lagu berhenti, tokek mencoba memisahkan kacang yang telah dipilih dari barisan. Tantangannya adalah tokek harus melakukannya tanpa memutuskan pegangan tangan antara kacang lainnya.
5. Penentuan Pemenang
- Tokek Menang jika berhasil mengambil kacang yang dipilih tanpa memutuskan pegangan tangan kacang lain.
- Kacang Menang jika tokek tidak berhasil memisahkan kacang yang dipilih dari barisan.
Wah, terdengar seru, ya! Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, mainkan “Tokecang”! Selain menyenangkan, kita juga turut melestarikan budaya sambil belajar nilai-nilai kehidupan yang berharga.
Lagu tradisional seperti "Tokecang" adalah bagian dari budaya Indonesia yang sangat berharga. Meski lagu ini terdengar sederhana, ia menyimpan pesan-pesan bijak yang bisa kita bawa sampai dewasa nanti. Yuk, ajak teman-teman Sobat TGR untuk bernyanyi dan belajar bersama tentang pesan moral di balik lagu tradisional “Tokecang”dan jangan lupa untuk memainkannya ya! Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar! (TU/ed. HRV)
Untuk Sobat TGR yang ingin berkolaborasi dengan kami, mulai dari menjadi pengisi acara, tenant hingga narasumber, hubungi kami dengan klik tautan ini ya.
Writer: Tazkiyah Umamah
Editor: R. Harvie Rizqullah B. R
Publisher: R. Harvie Rizqullah B. R
Referensi:
Ilmi Azizah, A. N., Uut Eka Saputri, E. P., Khairurizky, F., Maharani, S. P., & Alyaa, S. (2024). Kontribusi Mahasiswa dalam Mengenalkan Budaya Indonesia pada Anak melalui Tari Tokecang di TK Negeri Pembina Wirogunan, Kartasura. Seulanga: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 1-9. https://journal.mulyaliterasi.or.id/index.php/slg/article/view/2/1
Pangrestu, S. G., Karwati, U., & Sutanto, T. S. (2024). Pembelajaran Gerak Dan Lagu Melalui Lagu-lagu Kaulinan Barudak Di Kelas 2 SDN 1 Langkaplancar. SWARA, 4(2), 11-22.
Ridwan, R., Syaripudin, T., & Magistra, A. A. (2022). RELEVANSI LAGU DAERAH DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI KELAS 5 SEKOLAH DASAR. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(2), 58-66.
Saripudin, A., Syam, A. T., Muin, F. R., & Said, Y. R. (2024). The Analysis of Lyrics in Indonesian Folksong as Local Traditional Music. Linguistics Initiative, 4(1), 121-131.
Setiowati, S. P. (2020). Pembentukan Karakter Anak Pada Lagu Tokecang, Jawa Barat. Jurnal Ilmu Budaya, 8(1), 172-177.
Yulianti, T. E. (2022). Lirik Dan Arti Lagu Tokecang, Ternyata ada Pesan Moralnya. detikjabar. https://www.detik.com/jabar/budaya/d-5974122/lirik-dan-arti-lagu-tokecang-ternyata-ada-pesan-moralnya
Wahidah, W. S., Yulianingsih, Y., & Mutfie, Z. (2024). Upaya Meningkatkan Perkembangan Otot Kaki dan Tangan Anak melalui Tari Kreasi Tokecang. Global: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(4), 103-108. https://global.mardi.id/index.php/global/article/view/39/28
Traditional Games Returns Permainan Tradisional Pesan Moral Lagu Tradisional Tokecang Lagu Tradisional Tari Tradisional Makna Lagu Tokecang