Traditional Games Returns

Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!

Yuk Kenalan dengan Gasing ala Jepang, yaitu Koma!

Senin, 11 Nopember 2024 ~ Oleh Traditional Games Returns ~ Dilihat 197 Kali

  Halo, Sobat TGR! Permainan tradisional gasing akan selalu menjadi pembahasan yang menarik, mulai dari sejarah, fungsi awal, jenis, cara memainkannya, perkembangan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, seperti yang Sobat TGR ketahui, TGR beberapa kali membahas permainan ini lho, cek dulu yuk!

  Setelah membaca berbagai artikel dari TGR yang membahas tentang gasing, pastinya Sobat TGR sudah paham kan, mengapa permainan ini begitu menarik? Kali ini, TGR akan mengajak Sobat TGR untuk berkenalan dengan permainan tradisional gasing ala Jepang, negara yang kaya akan berbagai budaya uniknya termasuk permainan tradisionalnya, salah satunya adalah gasing. 

  Jepang sendiri memiliki berbagai jenis permainan gasing yang unik. Duh, pasti Sobat TGR sudah penasaran kan? Yuk kenalan dengan gasing ala Jepang, yaitu Koma! 

Sejarah Gasing yang Berputar Mengelilingi Dunia

  Siapa sih yang gak kenal dengan permainan tradisional gasing? Ternyata, permainan tradisional satu ini dikenal di segala penjuru dunia, lho! Hampir setiap negara memiliki “gasing”nya masing-masing, bahkan permainan ini memiliki “nama internasional”nya sendiri dalam bahasa Inggris, yaitu Spinning Tops.

 

Ilustrasi Spinning Tops (Gasing)

  Gasing ternyata menjadi salah satu permainan tradisional tertua dan permainan ini memiliki makna, fungsi, dan sejarahnya masing-masing, sesuai di mana gasing ditemukan. Sejarah gasing sendiri tidak bisa diukur dalam satu garis kebudayaan tertentu, sebab hampir di semua wilayah di dunia ini (kecuali Antartika) memiliki gasingnya masing-masing. 

  Sejarah dari gasing sendiri tercatat melalui beberapa temuan dari Arkeolog di berbagai peradaban kuno dunia. Contoh, seperti Mesir (1300 SM) pada makam Raja Tut, Irak (3500 SM) ditemukan gasing tanah liat di kota kuno Ur (sekarang dikenal sebagai kota Muqayyar), Yunani (1250 SM) tepatnya di Thebes ditemukan gasing dari tanah liat yang dibakar, Tiongkok (1250 SM) ditemukan gasing yang diukir dari kayu. 

 

Gasing yang Ditemukan di Makam Raja Tut (Mesir) 

 

Gasing yang Ditemukan di Thebes (Yunani) 

 

Ilustrasi Gasing di Tiongkok 

  Gasing yang ditemukan dari Tiongkok ini, disinyalir menjadi cikal bakal penyebaran permainan tradisional gasing di seluruh benua Asia, termasuk Jepang. Negeri Sakura itu, ternyata memiliki berbagai jenis gasingnya lho Sobat TGR, salah satunya yaitu Koma. Jangan ke mana-mana dulu, yuk simak penjelasan berikut!

Koma: Permainan Tradisional yang Penting Bagi Masyarakat Jepang

  Mungkin yang ada di dalam benak Sobat TGR ketika mendengar kata “koma” akan langsung terbesit sebuah tanda baca, namun kedua hal ini berbeda jauh ya, karena “Koma” yang dimaksud adalah permainan tradisional gasing dari Jepang. Gasing ala Jepang ini hampir mirip dengan gasing yang biasa kita kenal lho Sobat TGR, mulai dari bentuk dan bahan yang dipakai.

 Ilustrasi Koma

 

Salah Satu Jenis Gasing di Indonesia

 

Serba-Serbi Sejarah Panjang Koma

  Koma dipercaya masuk ke Jepang dibawa oleh pedagang dari Tiongkok pada abad ke-6, sekitar 1.300 tahun yang lalu dan terbuat dari bambu. Namun, sumber lain mengatakan bahwa Koma tidak dibawa masuk oleh pedagang dari Tiongkok (walaupun memang berasal dari sana, tepatnya pada masa Dinasti Tang), melainkan dibawa orang-orang Korea dari Dinasti Goryeo selama periode Nara (abad ke-8).

  Teori bahwasannya Koma diperkenalkan oleh orang Korea ini diperkuat dengan ditemukannya artefak gasing yang dipukul dengan cambuk di situs arkeologi Minami-Shiga pada tahun 2020, bersama paku suci “igushi” dan biji buah persik yang digunakan untuk ritual. 

Replika dari Koma yang Ditemukan di Situs Arkeologi Minami-Shiga

  Situs arkeologi Minami-Shiga sendiri dekat dengan lokasi ibu kota kekaisaran Omino-Otsunomiya yang berada di antara tahun 667-672 di bawah pemerintahan Kaisaran Tenji. Nah, berdasarkan pendapat dari seorang profesor Akeologi Kyoto Sango University, Hisao Suzuki (dilansir dari Asahi.com), sebelum Kaisar Tenji memindahkan ibu kota ke Omino-Otsunomiya, pada wilayah tersebut sudah terlebih dahulu diduduki oleh para imigran dari Semenanjung Korea. 

Gasing mungkin merupakan salah satu benda budaya canggih yang dibawa dari Semenanjung Korea,” ujar seorang perwakilan Dewan Pendidikan Kota Shiga (dilansir dari Asahi.com).

  Seorang perwakilan dari Dewan Pendidikan Kota Shiga pun juga mengamini bahwa Koma sendiri berasal dari Korea. Walaupun ada dua pendapat yang berbeda, tak dapat dipungkiri bahwa Koma memang dipengaruhi oleh Tiongkok baik langsung, maupun tidak langsung. Selain itu, Hisao Suzuki selaku profesor Arkeologi dari Kyoto Sangyo University juga menyebutkan bahwa Koma diperkenalkan oleh imigran asal Korea untuk keperluan ritual.

Kemungkinan besar gasing tersebut digunakan untuk ritual yang diperkenalkan oleh para imigran ke Jepang karena benda-benda upacara lainnya digali bersamaan,” ujar Hisao Suzuki, seorang profesor Arkeologi dari Kyoto Sangyo University (dilansir dari Asahi.com).

  Hal ini diperkuat oleh sumber lain yang mengatakan bahwa pada periode Nara, Koma memang digunakan untuk keperluan ritual, tepatnya ritual meramal nasib. Ritual ini diadakan oleh istana dan dipimpin oleh peramal yang disebut "Koma-Byoushi".

Ilustrasi Koma-Byoushi ketika Meramal

  Bumi terus berputar, zaman pun silih berganti begitu juga Jepang. Sekitar abad ke-18 (1603-1867) tepatnya pada periode Edo, Koma bertransformasi menjadi permainan kompetitif yang populer dimainkan. Hanya bermodalkan seutas tali dan gasing, para pemain berlomba-lomba memutar dan menjatuhkan gasing lawannya hingga keluar arena. 

  Pada zaman itu, Koma memiliki tiga warna dengan maknanya tersendiri seperti merah melambangkan kesehatan, hitam-kekuatan, kuning-kekayaan, hijau-panen, dan ungu-kebangsawanan. Hal ini wajar karena manusia sendiri merupakan mahluk yang tidak bisa lepas dari sebuah simbol dan maknanya (Geertz, 1992).

Ilustrasi Koma pada Periode Edo

 

Koma pun terus menyebar dan berkembang dengan lebih bervariasi sesuai dengan daerah, serta karakteristik uniknya masing-masing. Bahkan, bentuknya juga lebih bervariasi, seperti pada berikut:

 

Hakata Koma (Prefektur Fukuoka) 

 

Jindai Koma (Prefektur Miyazaki) 

  Dari dua contoh Koma tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat berbagai perbedaan dari karakteristik bentuknya. Hakata Koma dari Prefektur Fukuoka terlihat seperti Koma pada umumnya, namun Jindai Koma dari Prefektur Miyazaki terlihat begitu berbeda. Walaupun begitu, dua Koma tersebut memiliki inti yang sama, yaitu berputar.

Makna Koma bagi Orang Jepang 

  Koma pada saat ini masih menjadi permainan tradisional populer yang terus dimainkan oleh orang Jepang, khususnya selama musim liburan Tahun Baru. Bermain permainan ini pada Tahun Baru dipercaya oleh orang Jepang dapat memberikan keberuntungan, karena Koma yang berputar melambangkan “perputaran uang”, “kelancaran dalam pekerjaan”, dan “menjadi lebih cerdik”. Wah, keren juga ya maknanya, Sobat TGR!

Langkah-Langkah Bermain Koma

  Menurut Sasanti (2020), Koma memiliki persamaan dengan gasing yang kita kenal lho Sobat TGR, yaitu menggunakan kayu sebagai bahan dasar, permainan individu (bukan dilakukan secara kelompok), dan cara bermainnya. Cara bermain Koma cukup sederhana, yaitu mengandalkan keterampilan untuk membuatnya berputar dan yang bertahan lebih lama akan memenangkan permainan. Untuk lebih lengkapnya sebagai berikut: 

  1. Pegang bagian atas koma dengan tangan kiri.
  2. Pegang senar dengan tangan kanan, dan pastikan ada simpul di ujung senar.
  3. Letakkan senar di sisi kiri batang Koma, lalu tarik simpulnya ke arah tubuh di sisi kanan batang.
  4. Letakkan ujung tali yang panjang di atas simpul yang sudah ditarik ke sisi kanan batang.
  5. Putar bagian atas Koma ke samping sambil tetap menjaga tali agar tidak kendur.
  6. Kaitkan tali ke tangkai bagian bawah atas Koma.
  7. Lilitkan tali dua kali dengan rapat di bagian bawah Koma.
  8. Setelah itu, lilitkan sisa tali perlahan-lahan untuk menutupi bagian bawah atasan Koma.
  9. Lebih mudah menggerakkan bagian atas Koma untuk membungkusnya daripada melilitkan dengan tangan yang memegang tali.
  10. Setelah selesai melilit, periksa pola yang terbentuk di bagian bawah atasan Koma. Kalau pola lilitannya terlihat bagus, berarti sudah benar.
  11. Pegang bagian atas Koma dengan tangan kiri dan biarkan tali sedikit menjuntai.
  12. Pegang tali yang menjuntai di antara jari manis dan kelingking, lalu kepalkan tangan di sekitar tali itu.
  13. Bentuk tangan seperti “pistol” dan pegang bagian atas Koma dengan jempol dan telunjuk.
  14. Hadapkan Koma ke arah yang ingin Sobat TGR lempar, buka kaki sedikit lebih lebar dari bahu, dan turunkan tubuh.
  15. Lempar Koma secara horizontal.
  16. Jangan melempar Koma ke bawah, karena itu bisa membuatnya tidak berputar dengan baik dan rusak.

Foto saat Koma Dimainkan

  Bagaimana nih Sobat TGR, terlihat cukup mudah kan? Intinya, yang menjadi kunci adalah bagaimana Sobat TGR melilit dan melempar Koma tersebut. Jika Sobat salah dalam membuat lilitan, maka Koma tak akan bisa lepas dan bahkan nyantol, begitupun jika salah melemparnya, maka akan rusak. Anggap saja seperti bermain gasing biasanya namun dengan bentuk yang berbeda.

  Nah, itu dia pembahasan tentang permainan tradisional gasing ala Jepang yaitu Koma yang ternyata memiliki sejarah panjang dan maknanya tersendiri bagi orang Jepang. Bahkan mereka masih melestarikan permainan tradisional tersebut di masa modern seperti sekarang, emang salut banget deh sama orang Jepang! Walaupun telah menjadi Negara maju, mereka tak melupakan tradisi kebudayaannya, hal ini patut kita tiru ya Sobat TGR!

  Bagaimana Sobat TGR, menarik kan? Selain Koma, Jepang juga memiliki gasing jenis lainnya yang berbahan dari besi. Gasing ini digadang-gadang menjadi cikal bakal permainan modern seperti Beyblade lho, yaitu Beigoma

  Eits, tunggu dulu…permainan ini akan kami bahas di lain waktu, ya Sobat TGR. Maka dari itu, yuk terus pantengin website TGR agar tak ketinggalan artikel menarik lainnya! Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar! (HRV)

 

  Untuk Sobat TGR yang ingin berkolaborasi dengan kami, mulai dari menjadi pengisi acara, tenant hingga narasumber, hubungi kami dengan klik tautan ini ya.

 

Writer: R. Harvie Rizqullah B. R

Editor: R. Harvie Rizqullah B. R

Publisher: R. Harvie Rizqullah B. R

 

Referensi:


Art of Play. (2016). History of Spinning Tops. ArtofPlay.com. https://www.artofplay.com/blogs/stories/history-of-spinning-tops?srsltid=AfmBOoqd-Ze5hUHtMDWAbR-b7Q7JGdJd9wtPr_FOlU4PqoO7gekaOVjY

Asahi Shimbun. (2019). Spinning Top, Likely Japan’s Oldest, Points to Foreign Rituals. Asahi.com. https://www.asahi.com/ajw/articles/13690029

Cool Japan Videos. (2022). Let’s spin some traditional-style tops! Learn how to wrap it, spin it, and even some cool tricks! CoolJapan-Videos.com. https://cooljapan-videos.com/en/articles/bcw8qtvh

Cromwell, S. (2024). Summer fun: Make a Spinning Top. Timothy S. Y. Lam Museum of Anthropology. https://lammuseum.wfu.edu/2022/06/summer-fun-make-a-spinning-top/

Geertz, C. (1992). Tafsir kebudayaan. Kanisius.

Japan House London. (2024). Japanese toys and the joy of the spinning top. Japanhouselondon.uk. https://www.japanhouselondon.uk/read-and-watch/japanese-toys-and-the-joy-of-the-spinning-top/

Japanese Traditional Culture Promotion & Development Organization. (n.d.). Jindai-GOMA: Jindai spinning top. 日本伝統文化振興機構(JTCO). https://www.jtco.or.jp/en/japanese-crafts/?act=detail&id=271&p=45&c=34

Japanophillia. (2023). Koma has Long been Prized as Symbols of Good Luck. japanophilia.jp. https://japanophilia.jp/koma/

Mingei Arts. (n.d.). Tops – Koma. https://mingeiarts.com/collections/tops-koma?srsltid=AfmBOoqkIpUF2tNrmga6tXUFk07TG9UnkumQWwV6BsiN8-Sq9DlNPa43

Oliver, V. (n.d.). History of the Spin Top. Museum of Yo-Yo History. https://theyoyomuseum.com/history-of-the-spin-top

Sasanti, N. S. (2022). The similarities of traditional Japanese and Indonesian children's games from the point of view of Japanese language education study program students. Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching, 10(2), 94-102. https://doi.org/10.15294/chie.v10i2.57192

The Fascinating History of the Spinning Toy. (2023). Craftdeals.in. https://craftdeals.in/the-fascinating-history-of-the-spinning-top/?srsltid=AfmBOorotwAKSCj7yY9J2mcFOW840meDc36DlDoziZXXTy5e-qcwAeST

The Strong National Museum of Play. (2022). Top. https://www.museumofplay.org/toys/top/

Traditional Games Returns Permainan Tradisional Permainan Tradisional Jepang Gasing Jepang Koma Gasing Jepang Sejarah Gasing Jepang Sejarah Koma Cara Bermain Koma Makna Koma Perayaan Tahun Baru Jepang
Komentari Tulisan