Halo, Sobat TGR! Di era perkembangan zaman yang semakin modern ini, muncul berbagai inovasi sebagai bentuk adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Salah satu aspek yang terdampak adalah pola asuh anak.
Sobat TGR, ketika berada di sebuah pesta keluarga yang penuh obrolan seru, tawa riang, dan momen-momen indah lainnya, sudah pasti kalian ingin mengabadikan momen tersebut, bukan? Terlebih lagi ketika kalian memiliki anak yang ada aja tingkah kelakuannya, keinginan untuk mendokumentasikan setiap sisi perkembangannya sudah pasti meningkat.
Setelah didokumentasikan, “ritual” selanjutnya adalah membagikannya ke media sosial. Ya, hal ini sudah menjadi lumrah pada dewasa ini, apapun akan di-share dan menjadi konsumsi publik.
Mungkin Sobat TGR melakukan hal itu karena memiliki tujuan yang “baik”, hanya sekedar ingin berbagi kebahagiaan kepada mutual di media sosial. Namun, ternyata hal tersebut berkembang menjadi sebuah fenomena yang mengacu kepada praktik orang tua dalam membagikan foto, video, atau informasi anak mereka di media sosial, yaitu “sharenting”.
Fenomena ini sudah ada beriringan dengan berkembangnya media sosial di Internet. Dari dulu hingga sekarang pun, sharenting masih jadi perbincangan hangat di sekitar kita. Daripada penasaran, yuk kita bahas lebih dalam mengenai fenomena sharenting!
Menurut artikel yang ditulis oleh Bessant (2018), berjudul “Sharenting: Balancing the Conflicting Rights of Parents and Children” istilah sharenting berasal dari kata share (berbagi) dan parenting (pola asuh anak). Istilah ini merujuk pada kebiasaan orang tua yang membagikan informasi tentang aktivitas sehari-hari anak mereka hingga cara mengasuhnya, melalui video atau foto di media sosial.
Biasanya, pola asuh sharenting dapat ditemui dalam berbagai platform media sosial, seperti TikTok, Instagram, YouTube, dan lainnya. Nah, ternyata mengacu pada teori tentang “Hierarki Kebutuhan Manusia” milik Abraham Maslow (2013), sharenting termasuk cara bagi orang tua zaman now untuk mengaktualisasikan diri dalam mengasuh anak mereka.
Aktualisasi diri merupakan hal yang penting bagi manusia untuk menjadi versi terbaik dirinya. Dengan membagikan momen-momen pengasuhan anak melalui media sosial, orang tua merasa terdorong untuk menjadi versi terbaik dalam peran mereka sebagai pengasuh anak.
Selain itu, para orang tua ini bisa saling bertukar pengalaman ataupun cerita tentang perjuangan, tantangan, dan kesulitan yang mereka hadapi dalam mengasuh anak tanpa terbatas jarak. Mengingat dahulu hal ini hanya bisa dilakukan kepada orang terdekat di kehidupan nyata.
Adanya sharenting memungkinkan orang tua yang menghadapi tantangan pengasuhan yang sama untuk saling terhubung, berbagi informasi, pengalaman, dan memberikan dukungan satu sama lain melalui komunitas online.
Salah satu bentuk sharenting yang bertujuan untuk membagikan pengalaman dan edukasi terkait parenting adalah Ueno Family. Ueno Family sendiri merupakan content creator family yang membagikan momen-momen unik dan cara pengasuhan anak dari keluarga campur (Indonesia-Jepang).
Sobat TGR ingin tahu lebih lanjut tentang keluarga ini? Kami sudah pernah mengulasnya lho, yuk klik tautan ini!
Meskipun sharenting terkesan membawa dampak positif dengan berbagi kebahagiaan, namun ternyata hal ini juga bisa berdampak buruk lho, bagi sang buah hati. Kok bisa?
Ilustrasi Sharenting
Sharenting mungkin bisa berdampak positif bagi orang tua lainnya, maupun netizen yang suka melihat anak kecil lucu. Namun, ternyata orang tua tanpa disadari juga turut berperan dalam pembentukan identitas anak dan bagaimana anak mereka dipersepsikan oleh dunia luar. Proses ini dimulai bahkan sebelum anak memiliki kontrol atas citra dirinya sendiri.
Orang tua terkadang tidak menyadari bahwa konten yang diunggah di media sosial ikut membentuk jejak digital anak, yang dapat mempengaruhi identitas mereka di masa depan, anak mungkin merasa tidak nyaman dengan hal ini.
Selain itu, adanya pemikiran bahwa membagikan lokasi terkini atau foto kegiatan sehari-hari adalah tindakan yang aman. Sehingga, para orang tua tidak aware terhadap hal ini, bahkan tak jarang para influencer membuatkan akun media sosial sendiri untuk anak mereka.
Akun Media Sosial anak dari Influencer
(Dokumentasi TGR Community, 2024)
Gambar di atas merupakan akun Instagram anak yang dibuat oleh influencer, dari situ saja kita udah mendapatkan informasi tentang tanggal lahir anak, umur, anak dari siapa, dan lain sebagainya. Hal ini berbahaya untuk dilakukan ya Sobat TGR, karena mengumbar privasi yang anak miliki.
Foto dan informasi mengenai anak yang diumbar bebas ini, jika jatuh ke tangan orang jahat, akan menjadi masalah lho. Foto dan informasi ini dapat digunakan tanpa izin oleh orang tak bertanggung jawab dengan tujuan tertentu, seperti yang terjadi pada anak dari Ruben Onsu (selebriti).
Berita Mengenai Kasus yang Menimpa Anak Ruben Onsu
Dilansir dari website Tribun News, semua berawal ketika Ruben Onsu melontarkan kritik akun jual beli bayi di media sosial. Setelah melakukan hal tersebut, foto anak dari selebritis kenamaan tersebut terpampang. Serem banget ya, Sobat TGR.
“Saya bilang “Ini tega banget ya, ini benar-benar perilaku binatang yang memang enggak ada rasa.” Saya rasa semua orang memiliki tingkat emosi ketika anaknya diperlakukan seperti itu dan hal itu normal buat saya. Hari itu saya bawakan acaranya dan besok paginya sudah ada akun itu buat anak saya,” cerita Ruben Onsu.
Selain penyalahgunaan foto, anak-anak juga bisa menjadi taget cyberbullying di kemudian hari. Hal ini akan yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional anak. Hal ini juga melanggar hak privasi anak, karena mereka mungkin tidak setuju dengan foto/informasi pribadi mereka yang dibagikan secara luas.
Selain itu, sharenting sendiri juga menjadi sebuah perdebatan karena dinilai adanya eksploitasi terhadap anak. Anak-anak dipaksa untuk membuat konten entah berupa foto atau video, agar engagement dari media sosial yang dipegang orang tua akan naik. Naiknya engagement media sosial akan menghadirkan brand-brand masuk,, sehingga para orang tua ini akan meraup keuntungan melalui sharenting ini.
Lantas, apakah itu berarti orang tua tidak boleh berbagi momen indah bersama anak di media sosial? Tentu saja boleh ya Sobat TGR, tetapi penting bagi orang tua untuk bijak dalam menggunakan media sosial. Orang tua sebaiknya mempertimbangkan dengan matang informasi apa saja yang dibagikan tentang anak mereka dan memperhatikan privasi serta keamanan anak.
Sebagai contoh, Sobat TGR masih bisa kok membagi momen bersama anak dengan cara memberi sensor pada mukanya. Hal ini juga dilakukan lho oleh beberapa selebriti Tanah Air.
Foto Selebriti yang Menjaga Privasi Anaknya
Hal yang paling penting adalah, orang tua harus bijak untuk membagikan informasi apapun tentang anaknya. Bisa dengan memberi sensor di muka, atau bahkan tidak publish sama sekali foto anaknya, pilihan di tangan Sobat TGR.
Selain itu, mengurangi penggunaan gawai dan lebih banyak meluangkan waktu untuk bermain dan berinteraksi langsung dengan anak akan membantu memperkuat ikatan keluarga. Dengan demikian, momen-momen berharga dapat dinikmati bersama secara langsung, tidak hanya lewat layar gawai.
Mengutamakan kualitas waktu bersama anak dan menjaga keseimbangan antara dunia maya dan interaksi nyata adalah kunci dalam bermedia sosial yang sehat. Mari kita jaga keseimbangan antara berbagi kebahagiaan dan melindungi privasi anak, serta memaksimalkan waktu berkualitas bersama mereka tanpa tergantung pada gawai.
Dengan cara ini, dapat memastikan bahwa kita dapat melindungi dan memberikan yang terbaik bagi anak-anak, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Yuk bijak dalam bermedia sosial dan jangan lupa untuk Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Luar! (NA/ed. HRV)
Bagi Sobat TGR yang tertarik bekerja sama dan ingin berkolaborasi dengan kami, mulai dari menjadi pengisi acara, tenant hingga narasumber, hubungi kami dengan klik tautan ini ya, Sobat!
Writer: Nurita Afina
Editor: R. Harvie R. B. R
Graphic Designer: R. Harvie R. B. R
QC/Publisher: R. Harvie R. B. R
Ajungroso, F. (2015). Ini Ceritanya Ruben Onsu sampai Terkait Kasus Jual Beli Bayi di Sosial Media. TribunNews.com. https://m.tribunnews.com/seleb/2015/07/10/ini-ceritanya-ruben-onsu-sampai-terkait-kasus-jual-beli-bayi-di-sosial-media
Bessant, C. (2018). Sharenting: Balancing the Conflicting Rights of Parents and Children. Communications Law, 23(1), 7-24. https://nrl.northumbria.ac.uk/id/eprint/33818/
Conti, M. G., Del Parco, F., Pulcinelli, F. M., Mancino, E., Petrarca, L., Nenna, R., Di Mattia, G., Matera, L., La Regina, D. P., Bonci, E., Caruso, C., & Midulla, F. (2024). Sharenting: Characteristics and awareness of parents publishing sensitive content of their children on online platforms. Italian Journal of Pediatrics, 50(1). https://doi.org/10.1186/s13052-024-01704-y
Kuncoro, A. D. (2024). Dampak Sharenting Pada Anak, Bak Pedang Bermata Dua. RRI.co.id. https://www.rri.co.id/lain-lain/786221/dampak-sharenting-pada-anak-bak-pedang-bermata-dua
Kusumaningtyas, S. (2024). 'Sharenting' Dan Negosiasi Identitas Perempuan. Detiknews. https://news.detik.com/kolom/d-7606211/sharenting-dan-negosiasi-identitas-perempuan
Maslow, A. (2013). A Theory of Human Motivation. Lulu.com.
Ramadhan, D. I. (2024). Parenting Di era digital: Melihat Fenomena Sharenting secara Sosiologis. Kumparan.com. https://kumparan.com/dzakwan-iqbal-ramadhan/parenting-di-era-digital-melihat-fenomena-sharenting-secara-sosiologis-2344SxAiQPF
RSIA Bina Medika. (2023). Bahaya posting Foto Anak Di media Sosial. RSIABinamedika.com. https://rsiabinamedika.com/bahaya-posting-foto-anak-di-media-sosial/
Traditional Games Returns. (2022). Mengenal Fenomena Sharenting yang Marak di Media Sosial. TGRCampaign.com. https://tgrcampaign.com/read/408/mengenal-fenomena-sharenting-yang-marak-di-media-sosial
Verswijvel, K., Walrave, M., Hardies, K., & Heirman, W. (2019). Sharenting, is it a good or a bad thing? Understanding how adolescents think and feel about sharenting on social network sites. Children and Youth Services Review, 104, 104401. https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2019.104401
Mitra Kolaborasi:
Copyright © 2017 - 2025 Traditional Games Returns All rights reserved.